Trauma Banjir Tahunan, Warga Perumahan Dinar Indah Semarang Tagih Janji Relokasi

Trauma Banjir Tahunan, Warga Perumahan Dinar Indah Semarang Tagih Janji Relokasi

SEMARANG, KOMPAS.com - Warga Perumahan Dinar Indah Semarang mengaku trauma karena harus menghadapi banjir setiap tahun. Apalagi banjir yang melanda di perumahan itu terjadi secara tiba-tiba dengan ketinggian mencapai 2 meter.

Trauma dengan ketinggian banjir yang terus naik setiap tahun, warga menagih janji pemerintah untuk merelokasi 27 KK yang tinggal di sana.

Ketua RT 6, Fajar Ade Pramono mengungkapkan banjir yang di Perumahan tersebut bertambah tinggi setiap tahun.

"Dari saya di situ 2012, 2014 sudah banjir, sampe sekarang ketinggian air itu cenderung lebih naik terus tuh setiap tahunnya setiap kita kena banjir," ujar Fajar saat diwawancarai, Jumat (17/1/2025).

Mulanya dia merasakan banjir yang merendam kawasan itu hanya setinggi lutut. Namun belakangan banjir di lokasi itu sudah mencapai sepinggang orang dewasa. bahkan pada 2023 banjir banjang akibat tanggul jebol mencapai 2 meter.

"Trennya kan naik terus dari yang dari selutut, naik lagi sepinggang, kemarin 2023 itu kan 2 meter di dalem rumah," lanjut dia.

Menurutnya banjir yang hanya menggenangi jalanan depan rumah memang kerap terjadi setiap tahun.

Namun setiap dua tahun sekali biasanya terjadi banjir besar yang disertai lumpur di perumahan itu.

KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah Suasana Perumahan Dinar Indah Semarang pasca banjir, Jumat (17/1/2025).

"Makanya banjir terakhir kemarin 2023, banjir besar itu di 2021 kayaknya, terus setelah ini yang saya takutkan itu di 2025," keluh Fajar.

Kendati telah bersiaga dengan banjir yang datang sewaktu-waktu, dia mengaku trauma saat harus mengahdapi bencana banjir sepanjang hidupnya.

Untuk itu dia berharap pemerintah segera turun tangan menepati janji untuk merelokasi 27 KK yang tinggal di sana ke daerah yang layak dan aman dari bencana banjir.

"Otomatis pengen dipindah di rumah tapak, karena kita juga posisi di situ itu kan sertifikat juga beli, yang jelas lokasinya yang enggak banjir lagi, kita udah trauma soalnya," tandas dia.

Pantauan Kompas.com, usai banjir setinggi 1 meter melanda perumahan itu pada Kamis (16/1/2025) malam, pada pagi harinya warga ramai-ramai membersihkan rumah.

Sederet kasur berjajar dijemur di depan rumah. Perabotan rumah seperti kulkas, televisi, rak sepatu, dan lainnya terlihat berada di teras rumah warga.

Salah seorang warga, Kris, menceritakan banjir terjadi begitu cepat. Saat dia membereskan peralatan workshop di bengkelnya samping rumahnya, tiba-tiba air meninggi.

"Semua air dari atas larinya ke sini. Cepet banget kok, sekitar setengah jam, saya itu beres-beres samping, terus udah penuh," ujar Kris saat ditemui di rumahnya, Jumat (17/1/2025).

Sumber