Trump Jamin Beri Visa Pekerja Asing tapi...

Trump Jamin Beri Visa Pekerja Asing tapi...

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump membela program visa yang memungkinkan pekerja asing berketerampilan tinggi untuk berimigrasi ke AS. Ini menjadi komentar pertamanya tentang masalah yang telah memecah belah para pendukungnya minggu ini.

Dilansir CNN, Senin (30/12/2024), Trump mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The New York Post bahwa dia ‘penganut H-1B’. Istilah H-1B mengacu pada visa yang diberikan kepada ribuan pekerja asing yang berimigrasi ke AS untuk mengisi pekerjaan khusus.

Dalam masa jabatan pertamanya, Trump membatasi akses ke visa pekerja asing dan dia sebelumnya mengkritik program tersebut. Namun selama kampanye 2024, Trump mengisyaratkan keterbukaan untuk memberikan status hukum kepada beberapa pekerja kelahiran luar negeri jika mereka lulus dari universitas AS.

"Saya selalu menyukai visa, saya selalu mendukung visa. Itulah sebabnya kami memilikinya," kata Trump kepada The New York Post pada hari Sabtu (28/12).

"Saya memiliki banyak visa H-1B di properti saya. Saya penganut H-1B. Saya telah menggunakannya berkali-kali. Ini program yang hebat," imbuhnya.

Namun, banyak pekerja di properti Trump yang diberikan visa melalui program H-2B terpisah, yang memungkinkan pengusaha membawa pekerja asing ke Amerika Serikat untuk pekerjaan sementara nonpertanian seperti lansekap dan perhotelan. Departemen Tenaga Kerja memposting data pekerja visa terperinci secara daring sejak 2008.

Selama waktu itu, bisnis Trump meminta dan menerima persetujuan pemerintah untuk mempekerjakan pekerja asing untuk lebih dari 2.100 posisi. Sekitar 70 dari posisi tersebut diperuntukkan bagi pekerja berketerampilan tinggi melalui program H-1B.

Sebagian besar permintaan pekerja H-1B diajukan lebih dari satu dekade lalu oleh perusahaan seperti Trump Model Management dan Trump International Hotel and Tower di New York. Terakhir kali perusahaan Trump mempekerjakan pekerja visa H-1B adalah pada tahun 2022 ketika Trump Media & Technology Group Corp disetujui untuk mempekerjakan analis data.

Komentar Trump kepada New York Post itu menandai pertama kalinya dia mempertimbangkan masalah H-1B sejak pengusaha Elon Musk dan Vivek Ramaswamy, yang ditunjuknya memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah, membela program visa pekerja asing.

Komentar Musk dan Ramaswamy itu memicu kritik tajam dari para loyalis Make America Great Again (MAGA) yang berharap untuk membatasi imigrasi. Selama beberapa hari minggu ini, Musk dengan penuh semangat membela visa H-1B di unggahan media sosial.

Dia mengemukakan pentingnya visa tersebut dalam memungkinkan perusahaan teknologi, termasuk perusahaannya sendiri, untuk mengembangkan bisnis mereka. Dalam unggahan Jumat lalu, Musk mengatakan dia akan ‘berperang’ untuk melindungi akses ke visa H-1B.

"Alasan saya berada di Amerika bersama dengan begitu banyak orang penting yang membangun SpaceX, Tesla, dan ratusan perusahaan lain yang membuat Amerika kuat adalah karena H1B," tulis maestro teknologi tersebut.

"Saya akan berperang dalam masalah yang tidak mungkin Anda pahami ini," sambungnya.

Musk, yang lahir di Afrika Selatan dan memperoleh kewarganegaraan Kanada melalui ibunya, datang ke AS sebagai mahasiswa asing. Dia kemudian bekerja dengan visa H-1B.

Pembelaan Musk dan Ramaswamy terhadap visa pekerja asing telah mendapat penolakan keras dari para pendukung anti-imigrasi dalam koalisi Trump. Mantan ajudan Trump Steve Bannon menyebut visa H-1B sebagai ‘penipuan’ dalam sebuah episode podcastnya bersama dengan kontingen vokal pendukung setia Trump yang mencakup mantan politikus Republik Matt Gaetz dan provokator sayap kanan Laura Loomer.

Lihat juga video Ini Dia Seluk Beluk Soal Work Holiday Visa

[Gambas Video 20detik]

Sumber