Tumbang di Pilkada Depok, PKS Enggan Cari “Kambing Hitam”

Tumbang di Pilkada Depok, PKS Enggan Cari “Kambing Hitam”

DEPOK, KOMPAS.com - Bendahara DPD PKS Depok Ade Supriyatna menegaskan, pihaknya tidak akan menyalahkan siapapun atas kekalahan paslon yang diusungnya di Pilkada Depok, yakni Imam Budi Hartono-Ririn Farabi A Rafiq.

Hal ini sekaligus menanggapi terkait upaya internal mereka yang tengah mengumpulkan data-data atas tren perubahan pilihan oleh warga Depok sepekan sebelum pencoblosan.

"Kami enggak bisa menyalahkan per orangan, menyalahkan kebijakan atau menyalahkan situasi kondisi. Yang jelas, semua berpulang ke (pilihan) warga Depok," kata Ade saat dihubungi Kompas.com, Minggu (8/12/2024).

Menurutnya, fokus terpenting saat ini adalah mengevaluasi internal berlandaskan temuan di lapangan atas tren pilihan pemilih yang membelot.

“Jadi perubahan signifikan pemilih dalam satu pekan (sebelum pencoblosan) itu ini surprise buat kita,” tutur Ade.

Terlebih, Ade menyebutkan, hasil survei internal elektabilitas Imam-Ririn kala itu memimpin di angka 56 persen.

Angka itu senada dengan survei elektabilitas dari lembaga survei independen VoxPol Center.

Dalam survei yang digelar pada 2-11 November 2024 atau dua pekan sebelum hari pemungutan suara, elektabilitas Imam-Ririn berada di angka 50,3 persen.

“Kalau posisi di PKS ya, kita juga masih mendalami mencari data-data kenapa perubahannya cukup signifikan gitu,” ujar Ade.

Ade yang juga menjabat Ketua DPRD Depok 2024-2029 ini juga mengapresiasi proses Pilkada yang dinilainya lebih kondusif.

Gugatan perselisihan hasil yang dilayangkan Tim pemenangan Imam-Ririn ke Mahkamah Konstitusi (MK) akan menjadi proses yang ia kawal, terlepas bagaimana putusannya nanti.

“Istilahnya, kita kawal saja bagaimana itu bisa nanti berujung karena (laporan) sudah diserahkan, sudah ada prosedurnya lah,” terang Ade.

Sebelumnya diberitakan, hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara oleh KPU Depok menetapkan kemenangan atas paslon nomor urut 2 Supian Suri-Chandra Rahmansyah.

Paslon yang diusung koalisi Perubahan Depok Maju ini memperoleh 451.785 suara dan resmi menumbangkan dominasi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang berjaya hampir 20 tahun.

Sementara paslon nomor urut 1 Imam Budi Hartono-Ririn Farabi A Rafiq yang diusung PKS dan Golkar meraup 396.863 suara.

Salah satu faktor kekalahan PKS di Depok disebut berasal dari kejenuhan warganya akibat lambatnya perkembangan infrastruktur hingga solusi yang dilakukan PKS dalam menuntaskan masalah perkotaan.

Warga menilai PKS tak mampu menyelesaikan permasalahan umum hingga tuntas, yakni macet, banjir, polusi, sampah, dan transportasi publik.

“Secara institusional memang ada soal kejenuhan pemilih terhadap PKS, karena setelah 20 tahun memimpin Depok mungkin belum ada kemajuan yang signifikan dalam menuntaskan masalah-masalah real concrete di Depok,” kata Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro kepada Kompas.com, Jumat (6/12/2024).

Sumber