Turkiye Tak Akan Hentikan Aktivitas Militer hingga Pasukan Kurdi di Suriah Menyerah

Turkiye Tak Akan Hentikan Aktivitas Militer hingga Pasukan Kurdi di Suriah Menyerah

ANKARA, KOMPAS.com - Pemerintah Turkiye bakal terus melanjutkan aktivitas militernya hingga pasukan Kurdi di Suriah menyerah atau melucuti senjatanya.

Hal itu diungkapkan seorang sumber dari Kementerian Pertahanan Turkiye pada Kamis (19/12/2024) yang juga menekankan Turkiye menghadapi ancaman yang terus berlanjut di sepanjang perbatasannya dengan Suriah utara.

Diketahui, komentar tersebut muncul saat kekhawatiran meningkat atas kemungkinan serangan Turkiye terhadap kota perbatasan Suriah.

Kota perbatasan itu dikuasai Kurdi, Kobane, yang juga dikenal sebagai Ain al-Arab, sekitar 50 kilometer di timur laut Manbij.

Turkiye memiliki ribuan tentara di Suriah utara dan juga mendukung pasukan proksi di sana yang telah terlibat dalam bentrokan dengan SDF.

Serta pasukan pimpinan Kurdi yang didukung AS yang dianggap Ankara sebagai perpanjangan dari musuh bebuyutannya, Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

"Ancaman yang ditimbulkan oleh organisasi teroris terhadap perbatasan kami dan wilayah operasi kami di Suriah terus berlanjut," kata sumber tersebut, dikutip dari AFP.

"Sampai kelompok PKK/YPG melucuti senjata dan para pasukan asingnya meninggalkan Suriah, persiapan dan tindakan kami akan terus berlanjut dalam lingkup perang melawan terorisme," tegas dia.

Turkiye menuduh YPG (Unit Perlindungan Rakyat) yang merupakan bagian terbesar dari SDF berafiliasi dengan PKK yang oleh Washington dan Ankara dianggap sebagai kelompok "teroris".

Sejak 2016, Ankara telah melakukan beberapa operasi besar terhadap SDF.

Namun, Turkiye yakin penguasa baru Suriah dan pemberontak yang didukung Ankara akan membebaskan wilayah yang diduduki oleh organisasi PKK/YPG.

Pertempuran antara faksi yang didukung Turkiye dan pasukan Kurdi Suriah terjadi lebih dari seminggu setelah pemberontak yang dipimpin HTS menggulingkan Presiden Suriah Bashar Al Assad.

Washington pada Selasa mengatakan telah menjadi perantara perpanjangan gencatan senjata yang rapuh di Manbij dan sedang mencari kesepahaman yang lebih luas dengan Turkiye.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan, gencatan senjata Manbij telah diperpanjang hingga akhir minggu ini.

"Kami, tentu saja, akan berusaha agar gencatan senjata itu diperpanjang sejauh mungkin di masa mendatang," terangnya.

Namun sumber Turkiye itu mengatakan setiap langkah yang diambil oleh kelompok teroris yang menimbulkan ancaman terhadap keamanan negaranya dan Suriah, maka tindakan pencegahan dan destruktif akan diambil militer Turkiye.

Sumber