Tutup Saluran Air di Kemang Sering Hilang, Dinas SDA Bakal Ganti Materialnya
JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta sedang mengevaluasi penggunaan material alternatif selain besi untuk penutup saluran air di Jakarta.
Keputusan ini diambil setelah beberapa penutup saluran air berbahan besi hilang di berbagai lokasi, termasuk di Jalan Kemang Raya.
Menurut Ketua Subkelompok Drainase Bidang Pengendalian Banjir dan Drainase Dinas SDA Jakarta Firmansyah Saputra, kejadian serupa bisa jadi terjadi di wilayah lain.
"Nanti ke depan juga kami cari alternatif material lain yang memang tidak bernilai ekonomis supaya menghindari pencurian-pencurian seperti ini," kata Firmansyah saat dihubungi pada Jumat (10/1/2025).
Firmansyah mengakui penggunaan material besi untuk penutup saluran air di Jakarta memiliki risiko tinggi karena nilai ekonomisnya.
Oleh karena itu, Dinas SDA DKI Jakarta tetap mempertimbangkan material lain, meskipun saat ini opsi tersebut masih dalam tahap rencana dan belum dibahas secara mendalam.
"Itu bisa terjadi di beberapa lokasi lain yang memang menggunakan material bernilai ekonomis, pasti risiko hilangnya cukup besar," tambahnya.
Soal penutup saluran air yang hilang di Jalan Kemang Raya, Firmansyah menyebutkan instansinya masih menggunakan material besi.
Hal ini disebabkan proyek tersebut masih dalam tanggung jawab kontraktor yang juga membangun rumah pompa di Kemang.
"Ini kan kalau terkait penggantian, masih tanggung jawabnya kontraktor pelaksana karena masih dalam masa pemeliharaan. (Masih menggunakan) material yang sama," ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah penutup saluran air di Jalan Kemang Raya dilaporkan hilang pada Rabu (8/1/2025).
Pengamatan Kompas.com, setidaknya 14 penutup saluran air hilang, mulai dari depan rumah pompa air Kemang hingga dekat Mal Grand Kemang.
Di sebelah kiri jalan menuju Jalan Prapanca Raya, terdapat delapan penutup yang hilang, sementara enam penutup lainnya hilang di arah sebaliknya.
Beberapa penutup hanya hilang setengah bagian, sedangkan lainnya hilang sepenuhnya. Kondusi ini menyisakan lubang yang cukup besar di pinggir jalan.
Kehilangan penutup saluran air ini menyebabkan sampah, terutama dedaunan dan plastik, masuk ke dalam saluran.
Beberapa batu besar juga terlihat menghalangi aliran air. Akibatnya, sampah bercampur dengan lumpur dan mengendap di saluran.
Untuk mencegah kecelakaan, beberapa lubang ditutupi dengan kayu agar pengendara dan pejalan kaki tidak terjerembap.