Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Bogor Pagi Ini: Menunya Ayam, Cah Brokoli, Pisang, Susu
JAKARTA, KOMPAS.com - Kantor Komunikasi Kepresidenan meninjau pelaksanaan uji coba program makan bergizi gratis di Tanah Sareal, Kota Bogor, Senin (9/12/2024) pagi.
Peninjauan diawali dengan mengecek proses produksi makan bergizi gratis yang disiapkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi di Bogor.
Pantauan Kompas.com di lokasi, ada sekitar 51 pekerja yang menyiapkan program makan bergizi gratis di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi ini.
Di dalamnya, terdapat ruangan-ruangan yang disediakan untuk fungsinya masing-masing, mulai dari ruang pendingin, gudang bahan kering, tempat mencuci, tempat untuk menaruh bahan baku, tempat distribusi, hingga tempat untuk pemorsian.
Para pekerja tampak sedang menyiapkan makanan yang akan diberikan kepada murid PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA.
Menu yang disiapkan untuk pagi ini adalah nasi putih, ayam ungkep goreng, cah brokoli dan jagung, pisang, dan susu.
Program makan bergizi gratis kini disediakan di dalam wadah stainless steel. Makanan disalurkan dengan menggunakan dua mobil yang mampu menampung ribuan porsi.
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Tanah Sareal Ayu Pertiwi mengatakan, mereka melayani 3.018 porsi setiap harinya.
Ayu menyebut, menu yang disiapkan setiap harinya pasti bervariasi.
"Untuk hari ini sendiri kita menunya kan ayam goreng sama sayur, brokoli, jagung. Terus kami juga pernah memberi ayam fillet teriyaki dengan sayurnya, sayur buncis, wortel. Jadi setiap hari menu itu pasti berganti," ujar Ayu.
Ayu mengatakan, timnya sudah mulai bekerja sejak pukul 19.00 WIB kemarin malam.
Dia menyebut, tim persiapan memang harus memulai lebih dulu untuk mempersiapkan sayuran hingga berbagai bumbu.
Selanjutnya, giliran tim pengolahan yang bekerja, di mana mereka mulai bekerja sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.
Lalu, pukul 04.00 WIB subuh, tim pemorsian datang untuk melakukan pemorsian makanan yang sudah diolah oleh tim pengolahan.
"Kemudian setelah itu di-packing, lalu didistribusikan oleh tim distribusi yang dimulai untuk distribusi sendiri. Kami kan ada 2 mobil. Dan setiap mobil itu punya 2 gelombang. Mobil 1 itu di gelombang pertama diantar di jam 7 sampai setengah 8, mobil 2 itu jam 8. Lalu untuk gelombang kedua mobil 1 itu jam 10, mobil 2 itu jam 11," ucapnya.
"Kenapa? Karena kami menyesuaikan dengan jam istirahat dari anak-anak yang ada. Karena kan kalau di pagi itu kami ngirim untuk sekolahan TK dan SD, karena mereka kan pulang lebih awal dan istirahat lebih awal. Kalau yang siang itu untuk SMP dan SMA, karena mereka juga istirahatnya lebih siang, jadi kami ngirimnya di siang hari itu," kata Ayu.
Sementara itu, Ayu mengungkapkan sejumlah kendala yang dihadapi oleh unit pelayanan di Tanah Sareal ini.
Menurutnya, timnya didominasi oleh pekerja yang masih muda dan fresh graduate, sehingga mereka belum berpengalaman dalam menyajikan makanan.
Dia mengakui tidak semua orang yang bekerja di unit pelayanan tersebut bisa memasak.
Selain itu, Ayu menyebut dirinya juga masih belum sempurna dalam memanajemen jumlah bahan makanan untuk setiap harinya, sehingga terkadang bahannya kekurangan atau kelebihan.
"Jadi mereka masih saling belajar satu sama lain. Jadi masih saling melengkapi. Terus kayak tim persiapan juga itu enggak semuanya juga bisa motong-motong sayuran dengan cepat, dengan tepat. Nah itu masih proses juga pasti. Kadang suka ada yang lecet lah kena pisau. Kendalanya sih lebih ke teknis," kata Ayu.
Ayu turut menyebut program makan bergizi gratis memang terlihat sepele.
Namun, dia mengingatkan bahwa di balik proses penyediaan makanan itu, ada banyak orang yang bekerja dari malam hari.
"Jadi kayak anak SMA itu misalnya ngeliat makanan, ‘ih kok makanan kayak gini’. Tapi sebenarnya itu tuh ada proses kayak kita tuh sudah bekerja dari pagi, maksudnya dari tim persiapan juga udah ada pengorbanan lah dari waktunya untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anak," ujarnya.