Ukraina Ungkap 3 Nama Jenderal Korut yang Dampingi Pasukannya di Rusia
Pemerintah Ukraina mengungkapkan nama tiga jenderal militer Korea Utara (Korut) yang kini mendampingi ribuan tentara Pyongyang yang dikerahkan ke Rusia untuk membantu perang di Ukraina. Salah satu jenderal Korut itu merupakan seorang jenderal senior yang memimpin komando pasukan khusus.
Dalam pernyataan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), seperti dilansir Reuters, Jumat (1/11/2024), delegasi Ukraina mengatakan ketiga jenderal Korut itu termasuk di antara 500 perwira Tentara Rakyat Korea (KPA) – nama resmi militer Korut – yang dikirimkan ke Rusia.
Dibeberkan oleh Kyiv bahwa pasukan Korut itu direncanakan untuk dibentuk menjadi setidaknya lima formasi, yang masing-masing terdiri atas 2.000 tentara hingga 3.000 tentara, dan diintegrasikan ke dalam unit pasukan Rusia untuk menyembunyikan kehadiran mereka.
Ukraina mengidentifikasi salah satu jenderal Korut di Rusia sebagai Kolonel Jenderal Kim Yong Bok, yang merupakan seorang jenderal senior dengan komando pasukan khusus termasuk Korps XI, yang juga dikenal sebagai Korps Badai, yang menurut intelijen Korea Selatan (Korsel), telah dikirim ke Rusia.
Pakar kepemimpinan Korut dari Stimson Center di Amerika Serikat (AS), Michael Madden, menyebut peran Kim Yong Bok tampaknya lebih besar, dengan mengelola Biro Bimbingan Pelatihan Infanteri Ringan KPA, yang mencakup Korps Xi dan unit infanteri ringan yang dikerahkan ke unit korps KPA dan diperbantukan untuk misi khusus bagi Biro Umum Pengintaian, yang merupakan agen mata-mata utama Korut.
Sosok Kim Yong Bok telah muncul di sebanyak tujuh acara bersama pemimpin Korut Kim Jong Un sepanjang tahun ini, termasuk latihan pasukan khusus.
"Ini adalah pengerahan KPA dalam jumlah besar dan hampir belum pernah terjadi sebelumnya," sebut Madden, yang meyakini Kim Yong Bok berada di Rusia sebagai perwakilan Kim Jong Un.
"Oleh karena itu, ada sejumlah tugas administratif dan penghubung sehingga Kim Jong Un mengirimkan Kim Yong Bok sebagai wakil pengambil keputusan sampai kehadiran unit KPA benar-benar kuat," ujarnya.
Simak Video AS Sebut Rusia Lemah Karena Dibantu 10.000 Pasukan Korut di Ukraina
[Gambas Video 20detik]
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Menurut Madden, Kim Yong Bok pada akhirnya mungkin akan menyerahkan komando kepada perwira bawahannya di KPA yang berpangkat Kolonel atau Mayor Jenderal Senior.
Dua jenderal Korut lainnya, yang kini ada di Rusia, diidentifikasi oleh Ukraina sebagai Kolonel Jenderal Ri Chang Ho dan dan Mayor Jenderal Sin Kum Cheol.
Ri Chang Ho merupakan Wakil Kepala Staf Umum dan Kepala Biro Umum Pengintaian Korut, sedangkan Sin Kum Cheol merupakan Kepala Direktorat Operasional Utama pada militer Korut.
Ri Chang Ho, yang juga menjabat kepala badan intelijen utama Korut sejak tahun 2022, telah dijatuhi sanksi oleh Korsel karena dituduh mengawasi upaya peretasan dunia maya secara besar-besaran untuk mencuri teknologi dan mata uang asing.
Sama seperti Kim Yong Bok, Ri Chang Ho juga mendampingi Kim Jong Un saat menghadiri sejumlah acara besar tahun ini, termasuk memeriksa pangkalan angkatan laut di pantai timur Korut.
Sementara untuk Sin Kum Cheol, Madden menyebut karier militernya tidak terlalu jelas. Namun mengingat dia berpangkat bintang satu, menurut Madden, Sin Kum Cheol kemungkinan besar akan mengambil alih komando pasukan Korut di Rusia setelah Kim Yong Bok dan Ri Chang Ho kembali ke Pyongyang nantinya.
Rusia tidak menyangkal keterlibatan pasukan Korut dalam perang yang berkecamuk di Ukraina sejak Februari 2022. Sedangkan Korut, setelah awalnya membantah, kini membela gagasan pengerahan pasukan karena sejalan dengan hukum internasional.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, menegaskan interaksi militer Moskow dengan Pyongyang tidak melanggar hukum internasional dan Rusia berhak meminta bantuan dari mitra-mitranya.
Simak Video AS Sebut Rusia Lemah Karena Dibantu 10.000 Pasukan Korut di Ukraina
[Gambas Video 20detik]