UMKM Sumenep Berkembang dan Tembus Pasar Nasional di Era Achmad Fauzi

UMKM Sumenep Berkembang dan Tembus Pasar Nasional di Era Achmad Fauzi

Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, menunjukkan kemajuan yang signifikan dengan semakin banyak pelaku UMKM yang berhasil memasuki pasar nasional.

Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Sumenep, mencatat, terdapat sekitar 282.711 UMKM di wilayah ini. Saat ini, 166 produk telah terdaftar dalam e-katalog, 208 produk dipasarkan di Mall UMKM, dan 18 produk tersedia di Indomaret.

Di sektor Industri Kecil Menengah (IKM), sebanyak 199 produk telah mendapatkan sertifikasi halal, dengan rincian 42 IKM pada 2019, 37 pada 2020, dan 40 pada 2021. Produk IKM juga telah menjangkau pasar besar, termasuk Tanjung Plaza 10 IKM, Bank Syariah Indonesia (BSI) 8, Transmart Surabaya 8 dan Indomaret 20 IKM.

"Ini adalah bukti konkret dari kerja pemerintah, khususnya di bawah kepemimpinan Bupati Achmad Fauzi," ungkap Kepala Diskoperindag Sumenep, M Ramli, dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/11/2024).

Ramli menjelaskan keberhasilan UMKM Sumenep bersaing di pasar nasional berkat program pembinaan rutin, pelatihan, akses modal, dan pemanfaatan teknologi digital. Pemerintah tidak hanya fokus pada pembinaan, tetapi juga pada peningkatan keterampilan, legalitas usaha, dan perluasan jaringan pemasaran.

"Kami mendampingi UMKM dalam memperoleh izin usaha, sertifikasi halal, dan memasuki platform digital untuk memperluas jangkauan pasar," tambahnya.

Banyak pelaku UMKM kini menjual produk secara daring, menjangkau konsumen di berbagai daerah. Keberhasilan ini didukung oleh Bupati Achmad Fauzi, yang mendorong pertumbuhan sektor ini melalui kebijakan dan program bantuan.

Dengan potensi besar dan dukungan yang terus mengalir, UMKM di Sumenep diharapkan dapat terus tumbuh dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian, serta berperan dalam penurunan angka kemiskinan dan pengangguran.

Sebagai tambahan, pertumbuhan ekonomi Sumenep 2023 mencapai 5,35% meningkat dibanding 2022 yang mencapai 3,11%.

Angka kemiskinan mengalami penurunan dari 18,76% pada 2022 menjadi 18,7% pada 2023, dan selanjutnya turun menjadi 17,78% pada 2024. Penurunan ini merupakan yang terbaik di Jawa Timur.

Hal itu juga berdampak positif terhadap penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT). TPT Sumenep menunjukkan penurunan signifikan, menjadi 1,36% pada 2022, terendah di provinsi Jawa Timur.

Simak juga Video ‘Rencana RK-Suswono Wajibkan Mal Pajang 30 Persen Produk UMKM’

[Gambas Video 20detik]

Sumber