UNIFIL Dihantam 30 Serangan dalam Sebulan, Sebagian Besar dari Israel
Misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon mengungkapkan bahwa pasukan mereka diserang lebih dari 30 kali dalam sebulan terakhir. Sebagian besar serangan itu didalangi oleh militer Israel, yang sedang bertempur melawan Hizbullah di wilayah Lebanon bagian selatan.
Pasukan Interim PBB di Lebanon atau UNIFIL dalam laporannya, seperti dilansir AFP, Kamis (31/10/2024), menyebut serangan-serangan itu mengakibatkan kerusakan properti atau cedera pada pasukan penjaga perdamaian yang bertugas di wilayah Lebanon bagian selatan.
UNIFIL telah dikerahkan di Lebanon sejak invasi Israel ke negara tersebut tahun 1978 silam. Baru-baru ini, UNIFIL terseret ke garis depan pertempuran baru antara militer Israel dan kelompok Hizbullah, dengan Tel Aviv berulang kali menyerukan pasukan penjaga perdamaian PBB itu meninggalkan posisi mereka.
"Dari 30 insiden sepanjang bulan ini, sekitar 20 insiden di antaranya dapat kami kaitan dengan tembakan atau aksi IDF (Angkatan Bersenjata Israel), dengan tujuh insiden di antaranya jelas-jelas disengaja," sebut juru bicara UNIFIL, Andrea Tenenti, dalam konferensi pers via video pada Rabu (30/10).
"Yang sangat memprihatinkan adalah insiden di mana pasukan penjaga perdamaian yang melaksanakan tugas pemantauan mereka, serta kamera-kamera, penerangan dan seluruh menara pengawas kami, telah secara sengaja ditargetkan oleh IDF," tutur Tenenti.
Sekitar selusin insiden lainnya, sebut Tenenti, tidak bisa ditentukan asal atau sumber serangannya.
"Yang jelas, tindakan IDF dan Hizbullah membahayakan pasukan penjaga perdamaian," tegas Tenenti dalam pernyataannya.
Pada Senin (28/10) waktu setempat, serangan roket menghantam markas besar UNIFIL di Naqoura, Lebanon bagian selatan. Serangan itu membuat delapan tentara Austria, yang tergabung dalam UNIFIL, mengalami luka ringan.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
UNIFIL dalam pernyataannya menyebut roket itu ditembakkan dari area utara, dengan kemungkinan besar didalangi oleh Hizbullah atau kelompok afiliasinya. Namun Hizbullah belum mengomentari tuduhan tersebut.
Sejak militer Israel melakukan operasi darat ke wilayah Lebanon bagian selatan pada 1 Oktober lalu yang diklaim menargetkan Hizbullah, UNIFIL melaporkan sedikitnya lima tentaranya mengalami luka-luka imbas serangan Israel. Terdapat dua tentara nasional Indonesia (TNI) di antara personel UNIFIL yang luka-luka itu.
UNIFIL, dalam laporan sebelumnya, menyebut beberapa serangan itu dilancarkan "secara sengaja" oleh pasukan Israel. Disebutkan UNIFIL bahwa serangan itu menghambat upaya mereka membantu warga sipil di desa-desa Lebanon yang menjadi zona perang.
Militer Israel, dalam tanggapannya beberapa waktu lalu, menuduh Hizbullah menjadikan pasukan penjaga perdamaian PBB sebagai tameng manusia.