Untung atau Rugi, Pedagang di Pasar Gembrong Nyalakan Petasan dan Kembang Apinya di Malam Tahun Baru
JAKARTA, KOMPAS.com - Berbicara soal untung atau rugi bukanlah menjadi prioritas utama bagi pedagang petasan di Jalan Jenderal Basuki Rachmat, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (29/12/2024).
Salah satunya bagi Kartini (49), pedagang yang sudah empat tahun berjualan petasan di area dekat Pasar Gembrong Baru.
"Ya (saya berdagang) buat meramaikan malam tahun baru saja, ikut meramaikan setahun sekali juga kan (momennya)," ucap Kartini di lokasi, Minggu.
Bermodal sekitar Rp 10 juta, Kartini tidak bisa memastikan nominal keuntungan yang dia peroleh selama sekitar seminggu berjualan.
Menurutnya, uang sebesar Rp 3-5 juta bisa jadi pendapatan bersihnya jika minat pembeli sedang melambung tinggi.
Namun, pemasukan yang ia dapat per hari biasanya hanya mencukupi kebutuhan makan dan sisanya untuk melengkapi keperluan di rumah.
Selama empat tahun berjualan, barang petasan terus tersisa lalu kemudian dijual kembali di momen krusial selanjutnya, contohnya Lebaran.
Hal itu tetap tidak membuat dirinya segan berjualan petasan kembali, terlebih ini termasuk usaha musiman.
"Apalagi para pedagang juga pada dinyalain itu petasan milik mereka. Kalau mereka dagang untung besar, ya nyalain. Kalau enggak untung juga, itu jam 00.00 WIB tetap pada nyalain," ungkap Kartini.
Kartini menuturkan, menyalakan petasan saat malam tahun baru sudah menjadi rutinitas tahunan pedagang di Gembrong.
Ia menjelaskan, para pedagang petasan yang berderet di Gembrong ini akan menggunakan barang dagangannya untuk merayakan euforia tahun baru.
"Di sini tuh salah satu wilayah Jakarta yang ramai kalau pas malam tahun baru," tutur Kartini.
Hal serupa juga diceritakan Maryam (54), yang sudah biasa merayakan tahun baru di pinggir jalan bersama lapak dagangannya.
"Nanti tuh pas kita (pedagang) nyalain petasan, pasti pengendara mobil dan motor yang lewat juga jadi ikutan nontonin," ujar Maryam.
Meski niat awal pedagang juga untuk memikat para pengguna jalan yang melintas, hal ini sekaligus demi menyegarkan semangat mereka di awal tahun baru.
"Pokoknya kalau mau lihat gimana ramainya, coba aja datang ke daerah sini pas tanggal 31 Desember nanti," terang Maryam.
Sementara lapak dagangannya yang bermodalkan Rp 20 juta itu, Maryam mengharapkan agar modal bisa terkumpul di awal tahun.
"Intinya, modal harus utuh lagi karena kan kita minjam ke orang. Sisanya ya mau Rp 1-3 juta, kita terima seadanya," tutur Maryam.
Bagi Maryam, malam tahun baru seolah menjadi penyatu para pedagang yang sudah berjualan bersama sekitar sepekan lebih.
"Modal jualan kami beda-beda, target pembelinya juga beda, tapi kalau pas malam tahun baru, rayain dulu aja sebentar," jelas dia.