Update Bencana di Sukabumi, BNPB: 38 Kecamatan Terdampak, 5 Orang Meninggal dan 7 Hilang
SUKABUMI, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan bahwa sebanyak 38 kecamatan di Sukabumi, Jawa Barat, terdampak bencana hidrometeorologi, termasuk banjir, longsor, dan pergerakan tanah.
Data ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Penanganan Bencana yang berlangsung pada Jumat (6/12/2024).
"Kalau tadi Pak Bupati (Sukabumi) menyampaikan ada 35 kecamatan, BNPB mencatat 38 kecamatan," jelas Suharyanto dalam paparannya.
Dari laporan tersebut, BNPB mencatat bahwa lima warga telah meninggal dunia dan tujuh orang masih dinyatakan hilang.
Suharyanto berharap jumlah korban tidak bertambah.
"Meninggalnya per hari ini 5 atau 6 (orang), yang hilang masih 7 (orang)," tambahnya.
Bencana ini juga menyebabkan kerusakan pada banyak rumah, baik ringan, sedang, maupun berat, sehingga ratusan warga terpaksa mengungsi.
"Itu pasti berkembang terus rumah rusak berat, rusak ringan, rusak sedang, itu terus akan berkembang," ungkapnya.
Kabupaten Cianjur dan Sukabumi telah menetapkan status tanggap darurat setelah sebelumnya mengumumkan status siaga darurat menghadapi potensi cuaca ekstrem menjelang Tahun Baru 2025.
Bencana yang melanda kedua daerah ini mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming juga turun langsung meninjau lokasi terdampak bencana di Kampung Cihonje, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, pada hari yang sama.
Kampung ini mengalami pergerakan tanah pada Rabu dini hari (4/12/2024), yang mengakibatkan puluhan rumah rusak berat dan ratusan orang mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Dikutip dari siaran pers, dalam kunjungannya, Gibran memberikan arahan kepada semua pihak terkait untuk memastikan pelaksanaan tanggap darurat berjalan cepat, terkoordinasi, dan tepat sasaran.
Ia menekankan pentingnya penanganan prioritas terhadap para pengungsi, termasuk penyediaan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, obat-obatan, dan tempat tinggal sementara.
Gibran juga meminta BNPB, BPBD, serta instansi terkait lainnya untuk mempercepat pemetaan daerah rawan bencana dan mengevakuasi warga yang masih berada di zona bahaya.
Selain itu, ia menginstruksikan perbaikan infrastruktur yang terdampak, seperti akses jalan dan fasilitas umum lainnya, untuk memudahkan mobilitas warga dan distribusi bantuan.
Gibran mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana susulan, mengingat curah hujan diperkirakan masih tinggi dalam beberapa hari ke depan.