Update Erupsi Gunung Lewotobi: Ribuan Pengungsi Bertahan dan Bandara Lombok Berangsur Normal
KOMPAS.com - Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), membuat ribuan warga mengungsi dan sempat menyebabkan gangguan penerbangan.
Abu vulkanik Gunung Erupsi sempat membuat Bandara Internasional Lombok di Nusa Tenggara Barat membatalkan belasan jadwal penerbangan.
Namun demikian, menurut Arief Haryanto, Stakeholder Relation Manager PT Angkasa Pura I Bandara Lombok, penerbangan dari dan menuju Lombok telah berjalan lancar kembali.
“Saat ini, operasional di Bandara Lombok berlangsung normal. Jadwal penerbangan telah kembali seperti biasa mulai pukul 06.00 hingga 21.00 WITA,” kata Arief, Kamis (14/11/2024).
“Kami akan terus memberikan pembaruan terkait operasional bandara untuk penumpang yang membutuhkan informasi lebih lanjut,” tambahnya.
Kompas.com/Serafinus Sandi Hayon Jehadu Salah satu petugas sedang memantau aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki dari Epuptobi, Desa Lewoingu, Kecamatan Titehena pada Kamis (14/11/2024).Di lapangan, tim Pos Pengamatan Gunung Api (PG) Lewotobi terus memantau aktivitas vulkanik gunung yang berketinggian 1.584 meter ini.
Pemantauan dilakukan di Desa Lewoingu, Kecamatan Titehena, sekitar 30 kilometer dari pusat erupsi, menggunakan berbagai peralatan.
“Dari pagi, kami mengamati gempa tremor dengan amplitudo dominan di angka 22,2 mm dan asap kelabu tebal yang mencapai ketinggian 1.500 meter di atas puncak kawah,” ujar Bobyson Lamanepa, salah satu petugas pemantauan.
“Kami melihat aliran lava sudah mencapai lebih dari empat kilometer ke arah timur laut, dan suara gemuruh terdengar cukup keras,” tambahnya.
Erupsi Gunung Lewotobi menyebabkan sekitar 13.116 warga di Kabupaten Flores Timur harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Mereka kini ditempatkan di beberapa posko pengungsian yang sudah disiapkan oleh BPBD Flores Timur.
“Kami berusaha memenuhi kebutuhan dasar warga, termasuk air bersih, makanan, dan layanan kesehatan,” kata Hironimus Lamawuran, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Flores Timur.
“Untuk sementara, evakuasi akan terus dilakukan hingga kondisi dianggap aman oleh petugas pemantauan,” jelasnya.
Kompas.com/Serafinus Sandi Hayon Jehadu Seorang bayi yang baru lahir pada Selasa (12/11/2024) sedang berada di kamp pengungsian Desa Kobasoma, Kabupaten Flores Timur. Orang tua bayi tersebut yang merupakan penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki memberikan nama Gibran untuk sang buah hati.
Di tengah krisis, ada kisah haru dari Katarina Kwuta, seorang pengungsi yang melahirkan bayi laki-laki pada Selasa malam, 12 November 2024, di Puskesmas Lewolaga. Bayinya diberi nama “Gibran,” terinspirasi dari rencana kunjungan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ke lokasi pengungsian.
“Saya sangat bersyukur proses melahirkan berjalan lancar meski dalam kondisi darurat,” ungkap Katarina.
“Kami memberi nama anak kami Gibran, harapannya semoga Wapres bisa turut memperhatikan kami dan keluarga di pengungsian ini,” lanjutnya dengan harapan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dijadwalkan tiba di Flores Timur pada Kamis, 14 November 2024, untuk meninjau langsung kondisi para pengungsi dan memastikan bantuan pemerintah tersalurkan dengan baik.
Wapres akan menemui beberapa pengungsi dan mengevaluasi kebutuhan dasar yang mendesak.
“Kunjungan ini menjadi bukti bahwa pemerintah pusat turut memantau perkembangan bencana dan memastikan warga terdampak mendapat bantuan yang layak,” kata Kepala BPBD Flores Timur, menegaskan.
Pemerintah meminta masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi untuk tetap waspada dan mengikuti instruksi dari petugas.
Selain itu, bagi penumpang yang terdampak penundaan penerbangan, pihak bandara dan maskapai telah menyediakan informasi terbaru terkait jadwal penerbangan.
“Warga diimbau untuk tidak mendekati zona bahaya dan segera melapor ke posko jika ada masalah kesehatan atau kebutuhan mendesak lainnya,” ujar perwakilan BPBD di posko pengungsian.