Usai Serangan ke Pulau Rempang, Warga dan Perusahaan Saling Lapor
BATAM, KOMPAS.com - Polresta Barelang Batam telah menerima laporan dari dua warga dan pihak PT Makmur Elok Graha (MEG) terkait bentrok yang terjadi di Kampung Sembulang Hulu dan Kampung Sei Buluh, Pulau Rempang, Rabu (18/12/2024) dini hari.
Kapolresta Barelang, Kombes Pol Heribertus Ompusunggu menjelaskan, saat ini baru dua dari total enam orang korban yang resmi membuat laporan.
"Baru dua warga yang resmi melapor didampingi kuasa hukum, sementara korban yang lain saat ini masih dalam perawatan tim medis," ujarnya melalui sambungan telepon pada Sabtu (21/12/2024).
Selain itu, kuasa hukum PT MEG juga telah melaporkan tindakan penganiayaan yang dialami salah satu petugas keamanan kawasan Rempang Eco-City.
Unit Reskrim Polresta Barelang telah melakukan pemeriksaan ke lokasi untuk memperjelas situasi yang terekam dalam video viral di media sosial.
"Kami akan terus mem-follow-up supaya terang, awal kejadian, perkembangan kejadian sampai bentroknya kejadian sehingga adanya korban," tambah Kombes Pol Heribertus.
Untuk mencegah potensi aksi lanjutan, Kepolisian bersama TNI telah melakukan pertemuan dengan para tokoh masyarakat.
Hal ini diharapkan dapat mencegah munculnya potensi provokasi.
Dari pihak perusahaan, Kapolres juga menyampaikan bahwa PT MEG telah setuju untuk menunggu hasil keputusan pemerintah terkait status Rempang.
"Kami sudah ketemu dengan pak Gerisman, serta tokoh lain dan perusahaan juga telah sepakat menahan diri hingga nanti siapa Kepala BP. Agar nanti bisa diterangkan bagaimana status Rempang," tuturnya.
Sebelumnya, delapan warga dari Kampung Sembulang Hulu dan Kampung Sei Buluh menjadi korban penyerangan yang diduga dilakukan oleh puluhan pekerja PT MEG.
Empat warga mengalami luka sobek di kepala, satu mengalami patah tangan, satu luka berat, satu terkena anak panah di punggung, dan satu lainnya mengalami luka ringan.
Warga juga melaporkan bahwa para penyerang melakukan penganiayaan terhadap anak di bawah umur serta mengancam dengan senjata tajam.
Menurut keterangan sementara kepolisian, penyerangan ini terjadi setelah satu pekerja perusahaan ditahan oleh warga karena diduga mencopot sejumlah spanduk penolakan terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City di area posko Kampung Sembulang Hulu pada Selasa (17/12/2024) malam.
Koordinator lapangan keamanan PT MEG untuk Rempang Eco-City, Angga, mengonfirmasi bahwa lebih dari 30 orang dikerahkan untuk misi evakuasi rekan mereka yang ditahan warga.
Perusahaan menyebut bahwa kedatangan puluhan orang ke lokasi bertujuan untuk menyelamatkan salah satu pekerja yang ditahan dan dianiaya warga selama empat jam.