Viral Pria Jaktim Ancam Bunuh Ibu dan Adik, Polisi Turun Tangan

Viral Pria Jaktim Ancam Bunuh Ibu dan Adik, Polisi Turun Tangan

Video seorang pria di Jakarta Timur (Jaktim) yang disebut mengancam membunuh ibu kandung dan saudarinya viral di media sosial (medsos). Polisi turun tangan menangani kasus tersebut.

Dalam video berdurasi 1 menit 27 detik yang beredar di medsos, si adik perempuan merekam video kakak lelakinya yang bertopi merah. Si kakak juga terlihat memegang HP seperti sedang merekam balik.

Dalam video itu, terlihat kakak-adik tersebut sedang bertengkar dengan cekcok mulut. Diketahui, video yang beredar tersebut merupakan kejadian lanjutan atau bukan peristiwa cekcok pertama kakak-adik tersebut.

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly menjelaskan, pada saat keributan pertama, si adik hendak melaporkan kakaknya ke Polsek Kramat Jati. Namun rencana itu dibatalkan karena ketua RT menelepon si adik agar keributan itu diselesaikan secara kekeluargaan.

"Kejadian pertama mau dilaporkan oleh adiknya ke polisi, tetapi sesampai di kantor polisi, adiknya itu ditelepon oleh Ketua RT dan disuruh pulang oleh Ketua RT karena mau didamaikan oleh Ketua RT mengingat masih hubungan kakak-adik dan tinggal dalam satu rumah," kata Kombes Nicolas dalam keterangannya, Rabu (8/1/2025).

Diduga keributan kakak-adik itu terulang. Si adik lalu merekam video kakaknya hingga viral di medsos. Peristiwa itu terjadi di kawasan Cililitan, Kramat Jati, Jaktim.

"Kasus berikutnya di-upload video oleh adiknya (korban) karena sudah jengkel sekali dengan kelakuan kakaknya," ucapnya.

Namun si adik menyesal setelah mengunggah video tersebut. Diketahui, video yang diunggah si adik telah viral di medsos dengan diunggah ulang oleh sejumlah akun medsos lainnya.

"Adiknya (korban) merasa menyesal telah meng-upload," katanya.

Mereka lalu meminta kepolisian untuk mengevakuasi dan memeriksa kondisi kejiwaan si kakak. Polisi berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) dan Dinas Sosial untuk menangani pria yang diadukan itu.

"Adiknya (korban) dan ibunya tidak mau membuat laporan polisi dan meminta bantuan pihak kepolisian untuk membawa kakaknya ke RSKD Duren Sawit untuk dilakukan pemeriksaan kejiwaan. Hal ini sudah difasilitasi dan dikomunikasikan serta dikoordinasikan dengan pihak RSKD dan Dinas Sosial," jelasnya.

Sumber