Viral, Video Belasan Kucing Ditimbun di Warung Magelang, Kurus dan Terserang Bakteri, Apa yang Terjadi?
MAGELANG, KOMPAS.com - Unggahan video penimbunan kucing di sebuah warung di Kota Magelang, Jawa Tengah (Jateng) viral di media sosial (medsos).
Kucing-kucing ini tinggal di ruangan yang kumuh dan tinggal bersama pemiliknya.
Video tersebut menayangkan beberapa orang mengevakuasi kucing di warung. Terlihat kucing-kucing berada di kandang besi.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi?
Diketahui, kelompok perlindungan hewan dari Jakarta Animal Aid Network (JAAN) melakukan evakuasi kucing-kucing tersebut pada pertengahan Oktober lalu.
Salah satu aktivis JAAN, Mustika mengatakan, pihaknya mendapati 17 kucing yang seluruhnya dalam kondisi kurus dan lemah.
Warung itu persisnya berada di Kampung Kluyon, Kecamatan Magelang Utara.
Penghuni warung sekaligus pemilik kucing adalah seorang perempuan berinisial E.
Mustika mengungkapkan, E berpindah-pindah rumah kontrakan lantaran diusir warga yang terganggu dengan bau bangkai dan kotoran kucing yang disimpannya.
“Pelaku ini sering ambil kucing di jalan-jalan sekitar 2,5 tahun. Tapi, dia tidak punya biaya untuk merawatnya. Kucing ini dikasih makan tahu atau tempe,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (29/10/2024).
Mustika menyebutkan, kucing yang berhasil dievakuasi lantas dimasukkan ke klinik hewan. Hasil pemeriksaan menunjukkan belasan kucing ini terserang bakteri dan kondisinya kurus.
Kini, sebanyak 17 kucing dan E diinapkan di sebuah kontrakan di Kecamatan Magelang Tengah.
Mustika menambahkan, pihaknya membuka donasi perawatan kucing dan sewa kontrakan lantaran tidak bisa menanggung biaya yang menembus Rp 34 juta.
“Nantinya kucing juga bisa diadopsi asal dipelihara dengan layak,” imbuh dia.
Sementara itu, pemilik warung Ahmadi mengatakan, E menyewa warungnya mulai September lalu. Namun, dia tidak membayar sama sekali biaya sewa sebesar Rp 250.000.
Ahmadi mengaku, saat itu E datang pertama kali tanpa membawa hewan peliharaannya. Belakangan, baru dia tahu E mempunyai kucing yang diletakkan di sekelilingnya.
“Katanya dijatah (uang) orang tuanya di Yogya. Pulang ke sana nggak mau,” ucapnya, Selasa.
Dia mengakui, kerap mencium bau kotoran kucing lantaran E membuangnya dengan dibungkus plastik di tempat sampah.
Selama tinggal di situ, Ahmadi beberapa kali memberi E nasi untuk makan.