Viral Video Gajah Dirantai di Waduk Gajah Mungkur, Pemkab Wonogiri: Karena Sedang Birahi

Viral Video Gajah Dirantai di Waduk Gajah Mungkur, Pemkab Wonogiri: Karena Sedang Birahi

WONOGIRI, KOMPAS.com - Video yang menunjukkan gajah dirantai di Taman Satwa Waduk Gajah Mungkur, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, viral di media sosial setelah diunggah oleh presenter Veronika Krasnasari.

Dalam unggahan Instagram story enam hari lalu, Veronika menyoroti kondisi dua ekor gajah yang dirantai dengan rantai besi di Taman Satwa WGM Wonogiri.

Sebagai pencinta alam, Veronika menganggap perantaian ini dapat menyiksa hewan tersebut.

“Sedih sekali melihat satwa liar yang peranny asangat penting untuk menjaga keseimbangan alam malah tersiksa dalam kandang akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab,” tulis Veronika dalam akun Instagramnya @veronika.twns.

Unggahan Veronika yang sudah ditonton lebih dari sepuluh ribu netizen menuai berbagai tanggapan.

Banyak yang mendukung agar Pemkab Wonogiri segera memperbaiki pengelolaan dan serius dalam merawat satwa titipan dari BKSDA tersebut.

Penjelasan Kadis Porapar Wonogiri

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Porapar) Kabupaten Wonogiri, Haryanto, menjelaskan bahwa perantaian dilakukan karena kedua gajah tersebut sedang dalam masa birahi.

“Kaki gajah harus dirantai di masa-masa tertentu. Utamanya di masa birahi. Kalau masa birahi bisa lama dalam satu tahun seperti gajah jantan bisa dua hingga enam bulan untuk masa birahi. Bahkan kalau usia gajah sudah tua masa birahi bisa sepuluh bulan hingga satu tahun,” kata Haryanto.

Untuk gajah betina, masa birahi berlangsung sekitar dua hingga empat minggu, namun terjadi tiga hingga empat kali dalam setahun.

“Makanya untuk keselamatan semuanya memang harus dirantai,” tambahnya.

Haryanto juga memastikan bahwa dari segi kesehatan, kedua gajah titipan BKSDA Jateng yang berada di Taman Satwa Waduk Gajah Mungkur dalam kondisi baik.

Hal ini dapat dilihat dari warna kulit, kuku, rambut, berat badan, hingga kondisi kotoran yang normal.

Selain perawatan oleh pawang, Pemkab Wonogiri menyediakan dokter hewan yang memantau kesehatan gajah setiap hari sejak kedatangannya di taman satwa pada tahun 2013.

“Di situ juga ada dokter hewan dan pawangnya yang setiap hari merawat,” jelas Haryanto.

Ia menambahkan bahwa setiap tahun pihaknya menganggarkan biaya untuk perawatan dan makanan satwa titipan BKSDA.

Mulai awal Januari 2025, pengelolaan taman satwa diserahkan kepada Perumda Giri Aneka Usaha milik Pemkab Wonogiri, meskipun Dinas Porapar tetap memberikan pendampingan.

“Kalau perusda malah aman karena izin pemanfaatan di WGM yang memungkinkan secara regulasi,” kata Haryanto.

Sumber