Wabah PMK Merebak di Karanganyar, Puluhan Sapi Terjangkit, 9 di Antaranya Mati

Wabah PMK Merebak di Karanganyar, Puluhan Sapi Terjangkit, 9 di Antaranya Mati

SOLO, KOMPAS.com - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) mewabah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng). Pemerintah Kabupaten (Pemkab) memperketat distribusi ternak sapi.

Medik Veteriner Dinas Pertanian Pengan dan PeternakanKaranganyar Faturohman menjelaskan, kasus PMK telah merebak selama dua bulan terakhir.

"Memang ada beberapa kasus PMK, kebanyakan yang dilaporkan mati sudah lewat. Sekitar 50 ekor terjangkit dan mati sekitar 9 ekor," kata Faturohman, saat dihubungi pada Kamis (2/1/2024).

Total populasi sapi di Kabupaten Karanganyar, sekitar 52.000 ekor. Sapi yang terindikasi PMK mayoritas bergejala awal.

"(Gejala awal) banyak sembuhnya, tingkat kesembuhan tinggi. Kalau telat 2-4 hari dan gejala penyakit lain penanganan sulit, tingkat kesembuhan sulit," katanya.

Untuk penanganan, Faturohman menjelaskan, hewan yang sudah terindikasi PMK dipisahkan  dari sapi yang sehat.

"Kalau di kadang harapannya dipisah dari sapi lain yang masih sehat. Diberi pengobatan dan disemprot disinfektan kandang dan lingkungan," jelasnya.

Oleh karenanya, saat ini Pemkab mengimbau masyarakat untuk menekan peredaran sapi dari luar daerah masuk ke Karanganyar.

"Antisipasi sementara tidak melakukan transaksi luar daerah, misalnya mau cari sapi di tetangga sekitar yang kondisi sehat, tidak mendatangkan dari luar," katanya.

Pemkab juga memperketat pengawasan distribusi sapi dan sejumlah hewan ke pasar hewan.

"Mengimbau masyarakat agar hati-hati dan waspada terkait lalu lintas hewan sapi. Agar peternak lebih selektif dalam jual beli terutama di pasar hewan," ujarnya.

"Pengawasan di pasar hewan ada petugas yang jaga. Selain memberikan edukasi juga melaksanakan kegiatan pencegahan salah satunya disinfeksi," paparnya.

Antisipasi lain, seperti pemberian vaksi ke sapi-sapi peternak juga dilaksanakan. Akan tetapi, ada sapi yang tidak tervaksinasi karena tidak mendapatkan izin dari peternak.

"Kalau program vaksin ada beberapa yg tidak bersedia divaksin. Penolakan vaksin karena masalah kepercayaan," katanya.

"Yang penting sudah kami sampaikan bahwa vaksin fungsinya untuk mencegah penyakit. Stok vaksin masih ada," lanjutnya.

Sumber