Wacana Libur Sebulan Saat Ramadhan, DPR: Bukan Berarti Siswa Diam di Rumah
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi X DPR Lalu Hadrian Irfani mengatakan, jika wacana libur sekolah selama sebulan saat bulan Ramadhan 2025 terealisasi, itu bukan berarti para siswa hanya berdiam diri di rumah.
Hadrian mengusulkan agar para siswa melakukan banyak kegiatan keagamaan selama libur sekolah.
"Ya kalau saya lihat libur sebulan bukan berarti libur berdiam diri di rumah satu bulan. Ya saya melihat pemerintah hari ini, kalaupun itu dilaksanakan, ya artinya tidak belajar seperti biasa. Ya mungkin kegiatan-kegiatan keagamaan, mungkin diperbanyak melalui pesantren kilat, atau misalnya melalui kegiatan-kegiatan sosial lainnya di bulan Ramadhan," ujar Hadrian di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (8/1/2025).
Hadrian mengungkapkan, libur sekolah sebulan saat Ramadhan memang pernah terjadi di era Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Namun, tujuan Gus Dur meliburkan siswa bukan untuk membuat mereka liburan di rumah saja.
"Meminta kepada sekolah-sekolah untuk berkreasi, berinovasi, misalnya dengan pesantren kilat, kemudian safari Ramadhan, kegiatan-kegiatan keagamaannya lebih diperbanyak dibanding hari-hari biasa selain Ramadhan," katanya.
Sementara itu, Hadrian menegaskan belum ada keputusan dari pemerintah mengenai wacana libur sekolah satu bulan ini.
Untuk saat ini, berdasarkan kalender pendidikan, pemerintah tidak memberikan libur satu bulan bagi siswa.
"Kalau saya melihat kalender pendidikan itu tidak ada tercantum libur selama satu bulan. Bulan puasa ini kan mulai bulan Maret, ya, tanggal 1 sampai sekitar akhir Maret lah. Nah, itu di kalender pendidikan sementara hari ini tidak ada," imbuhnya.
Diketahui, pemerintah melalui Kemenag masih mengkaji wacana libur sekolah selama sebulan saat bulan Ramadhan tahun ini.