Wacana Sekolah Libur Saat Ramadan, PBNU Ingatkan Harus Ada Kegiatan Positif
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur meminta supaya pemerintah menghitung dengan cermat dampak penerapan libur sekolah sebulan selama Ramadan. Gus Fahrur meminta supaya pendidikan tak lepas begitu saja saat periode libur.
"Sebelumnya harus diperhitungkan lebih cermat dampak positif dan negatif terhadap pendidikan, sehingga tidak lepas libur panjang begitu saja tanpa arti positif," kata Gus Fahrur kepada wartawan, Rabu (1/1/2024).
Gus Fahrur memandang libur selama sebulan bisa diisi dengan kegiatan positif dengan praktek keagamaan yang tepat. Dengan begitu, siswa menjadi lebih religius dan memahami nilai-nilai ajaran agama Islam.
"Libur satu bulan akan menjadi positif jika diisi dengan kegiatan praktek keagamaan yang tepat, terstruktur sehingga mereka menjadi lebih religius, memahami dan menjalankan ibadah sesuai ajaran agama Islam selama bulan Ramadan," ujarnya.
Tak hanya itu, Gus Fahrur juga mendorong kegiatan keagamaan diberlakukan kepada siswa yang memeluk agama selain Islam. "Kegiatan keagamaan itu juga harus diberlakukan kepada seluruh pemeluk agama lain sesuai keyakinan mereka," jelasnya.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar sebelumnya bicara soal wacana sekolah libur sebulan selama Ramadan. Nasaruddin mengatakan pondok pesantren sudah menerapkan libur selama Ramadan, tapi untuk sekolah-sekolah negeri maupun swasta masih menunggu pengumuman.
"Ya, sebetulnya sudah warga Kementerian Agama, khususnya di pondok pesantren, itu libur. Tetapi sekolah-sekolah yang lain juga masih sedang kita wacanakan, tetapi ya nanti tunggulah penyampaian-penyampaian," kata Nasaruddin kepada wartawan, di Monas, Senin (30/12) malam.
Dia menerangkan yang terpenting selama Ramadan adalah kualitas ibadahnya, bukan soal sekolah diliburkan atau tidak. Dia menekankan lagi, wacana libur sebulan di sekolah masih menunggu perkembangan.