Wajah Baru Tambun Utara, Kian Rapi Usai Ratusan Bangunan Liar Dibongkar Dedi Mulyadi

BEKASI, KOMPAS.com - Wajah Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berubah drastis setelah ratusan bangunan liar (bangli) dibongkar Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi pada pertengahan Maret 2025.
Perubahan paling mencolok terlihat di bantaran Kali Sepak. Sebelumnya, deretan bangunan liar berdiri di sepanjang bantaran kali ini sehingga membuat wajah Tambun Utara begitu kumuh.
Setelah bangunan liar digusur dan dilakukan normalisasi, Kali Sepak terlihat sangat rapi dan lebih lebar. Sampah yang biasanya memenuhi aliran air Kali Sepak kini juga tak terlihat.
Di samping itu, Jalan Raya Gabus yang berada di samping Kali Sepak juga tampak lebih luas karena tak ada lagi bangunan liar di pingir jalan.
Sebelum bangunan liar dibongkar, jalanan ini kerap dilanda kemacetan pada jam sibuk.
Penyebabnya tak lain karena menyempitnya ruang jalan arteri akibat keberadaan bangunan liar.
Saat ini, kemacetan di Jalan Raya Gabus nyaris tak terjadi. Arus lalu lintas terbilang ramai lancar.
Camat Tambun Utara Najmuddin mencatat, total terdapat 230 bangunan liar yang dibongkar Dedi Mulyadi. Ratusan bangunan liar ini tersebar di tiga desa, yakni Desa Srijaya sebanyak 70 bangunan, Desa Srimukti sebanyak 80 bangunan, dan Desa Sriamur sebanyak 80 bangunan.
"Jadi semuanya di bantaran kali itu hampir 200-an bangunan liar yang dibongkar. Hari ini memang untuk yang Kali Sepak sudah bersih," kata Najmuddin kepada Kompas.com di kantornya, Kamis (10/4/2025).
Setelah dilakukan pembersihan bangunan liar, pemerintah berencana memperlebar Jalan Raya Gabus sepanjang dua kilometer.
Pelebaran jalan dimulai dari dekat lampu merah depan Pintu Gerbang Tol Gabus hingga persimpangan yang mempertemukan Desa Srimukti dan Sriamur.
Obyek utama pelebaran jalan berada di area bekas bangunan liar, tepat di bantaran Kali Sepak. Rencana pelebaran jalan sekitar tiga meter dan hanya menyisakan satu meter bantaran Kali Sepak untuk pembuatan taman.
"Nanti di bahu-bahu kali dibuat taman agar semakin indah," ungkap Najmuddin.
Meski demikian, Najmuddin mengakui pihaknya masih mempunyai pekerjaan rumah (PR) fundamental terkait kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan.
Sebelum Dedi Mulyadi menyambangi Tambun Utara, kata Najmuddin, masyarakat acap kali membuang sampah sembarangan, baik di pinggir jalan perkampungan maupun di sepanjang bantaran sungai.
Namun, menurutnya, setelah kedatangan Dedi Mulyadi, masyarakat mulai menghilangkan kebiasaan lama mereka membuang sampah sembarangan.
"Artinya masyarakat enggak berani lagi membangun di pinggiran kali atau tanah-tanah negara," imbuh dia.