Waka MPR Ibas soal Alumnus LPDP: Jika Sudah Mapan Bisa Kembali ke Indonesia
Wakil Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), merespons soal ramai pernyataan Mendikti Saintek Satryo yang menyatakan alumni penerima beasiswa LPDP tidak harus kembali ke Indonesia. Ibas menilai pada saatnya alumni penerima LPDP akan kembali ke Tanah Air dengan sendirinya.
"Nah, konteks pengiriman anak-anak prestasi ke luar negeri itu yang harus kita jawab dengan kemampuan mereka juga untuk pada saatnya mengabdi kepada negeri kita," kata Ibas di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (12/11/2024).
Ketua Fraksi Demokrat DPR RI ini menyebut ada dua pilihan bagi alumnus LPDP. Ia menyebut tak mempermasalahkan jika mereka menetap di luar negeri untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Kendati demikian, Ibas melihat alumnus LPDP bisa memberikan pemikiran hingga pengalaman yang didapat ke Tanah Air.
"Memang opsinya adalah dua, kan? Kalau mereka memang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang berikutnya, ya bisa stay," ujar Ibas.
"Tapi kalau tidak, ya bisa kembali memberikan pemikirannya, memberikan konsepnya untuk mewarnai di sektor-sektor. Tapi pilihan itu memang terbuka. Tapi kita tidak harus menyarankan. Itu pilihan yang positif, ya," tambahnya.
Ia menilai baiknya ketika mereka sudah cukup mapan bisa kembali ke Indonesia. Ia juga berharap publik bisa menelaah pernyataan Mendikti secara menyeluruh.
"Tapi hendaknya, seyogyanya, pada suatu ketika, jika sudah cukup kuat dan mapan, ya bisa datang ke Indonesia. Memberikan pikiran, memberikan pengalamannya, dan juga membuka lapangan pekerjaan," tutur Ibas.
"Karena network yang mereka lakukan, yang mereka temui di luar negeri juga pasti cukup tinggi, ya. Dan itu sangat berarti bagi kita semua. Saya yakin Kementerian Pendidikan juga akan mendengar dari semua stakeholder dan menciptakan program kebijakan yang baik bagi pendidikan kita," tambahnya.
Sebelumnya, Mendikti Saintek menyatakan alumni penerima beasiswa LPDP tidak harus kembali ke Indonesia. Satryo mengatakan hal itu lantaran Indonesia belum dapat menjamin pekerjaan bagi para alumni.
"Tidak harus, karena kita juga tidak bisa maksa dia pulang. Karena kita belum punya cukup tempat untuk mereka untuk berkarya. Kasihan dia nanti. Ilmunya tinggi, di sini tidak ada wadahnya. Lebih baik kamu teruskan ke sana saja. Yang penting merah putih," kata Satryo, Selasa (5/11).