Wanita Korban Mutilasi di Muara Baru Bekerja sebagai Admin, Sering Bolak-balik Tangerang-Jakut
TANGERANG, KOMPAS.com - SH (40), wanita yang menjadi korban pembunuhan dengan cara dipenggal kepalanya oleh mantan suami sirinya, Fauzan Fahmi (43), disebut mempunyai pekerjaan sebagai admin paket di daerah Jakarta Utara.
Hal itu yang membuat SH terpaksa harus bolak-balik dari kontrakannya di Kabupaten Tangerang ke Jakarta Utara menggunakan motor atau ojek online.
"Dia (Shinta) bilang kerja sebagai admin paket. Waktu kerjanya enggak nentu karenakan ada shift-nya. Normallah, kaya pergi siang, terus sore sudah di rumah," ujar ibu kandung korban, Sutiyati (58) saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Kelurahan Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Senin (4/11/2024).
Sutiyati berujar, SH adalah sosok yang sangat baik dan gesit. Banyak pekerjaan yang dijalankannya demi mendapatkan sesuap nasi untuk anak-anaknya.
Salah satunya, dia berjualan frozen food di kontrakannya. Bahkan, selain jadi admin, korban diketahui juga sesekali ikut ambil ikan di Jakarta Utara untuk dijual kembali di kontrakannya.
Kata Sutiyati, hal tersebut biasa dilakukan korban karena dia adalah tulang punggung keluarga kecilnya setelah sang suami meninggal karena sakit pada empat tahun lalu.
"Dia tulang punggung untuk anak-anak dia. Suaminya sudah meninggal tahun 2020, waktu itu zamannya Covid 19," kata dia.
Adapun, SH dan anak-anaknya diketahui baru dua tahun tinggal di Curug, Kabupaten Tangerang.
Sebelumnya, dia merupakan asli orang Jakarta Utara sehingga sejak kecil korban sudah berteman dengan tersangka Fauzan Fahmi.
Diketahui, SH tewas meninggalkan empat orang anaknya. Anak paling besar berusia 20 tahun dan si bungsu berumur 13 tahun.
"Anak korban ada empat, umur 20 tahun, umur 18 tahun, umur 16 tahun, dan umur 13 tahun. Yang paling besar sudah lulus kuliah," kata Sutiyati.
Terakhir kali, pihak keluarga bertemu dengan SH pada Minggu (27/10/2024) siang. Saat itu, dia pamit kepada anak-anaknya untuk berangkat kerja seperti biasa.
Namun, tidak disangka itu menjadi momen terakhir anak-anaknya bertemu dengan ibu kandungnya.
Diketahui, jasad SH pertama kali ditemukan di dalam lapisan karung dan kasur di dermaga kapal sebuah pom bensin di Jalan Tuna, Muara Baru, Jakarta Utara, Selasa (29/10/2024) sekitar pukul 10.29 WIB.
Petugas stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) bernama Denni Zaelani (34) mengatakan, keberadaan mayat tersebut diketahui pertama kali oleh seorang buruh kapal pencari ikan.
"(Si buruh) mau bongkaran ikan, mau ngopi, terus ngadem di sini melihat ke arah air, (dia lihat) ada buntalan mencurigakan di pinggir, terus lapor ke saya," ucap Denni saat diwawancarai di lokasi, Selasa.
Merasa penasaran, Denni akhirnya mengangkat buntalan karung yang mengambang di air dan membawanya ke daratan. Namun, karena curiga, ia tak berani membuka buntalan karung itu dan memilih menghubungi polisi.
"Setelah ada polisi baru dibuka, pas dibuka (mayat wanita) kepalanya enggak ada. Tapi, badannya utuh," ujar Denni. Denni mengatakan, mayat wanita tanpa kepala itu dibungkus lima lapisan.
"Itu bungkusannya lima lapis, mulai dari kardus, karung, selimut, kardus lagi, terus kasur, terus di dalam baru mayat," ucap Denni.
Saat bungkusan dibuka, mayat tersebut mengeluarkan bau tak sedap, tetapi tidak terlalu menyengat. Darah di tubuh korban juga terlihat masih segar.