Warga Keluhkan Sampah dari Yogyakarta Lebih dari 10 Dump Truk Dibawa ke Purworejo

Warga Keluhkan Sampah dari Yogyakarta Lebih dari 10 Dump Truk Dibawa ke Purworejo

PURWOREJO, KOMPAS.com - Warga Desa Geparang, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, dikejutkan dengan penemuan tumpukan sampah di lahan milik warga.

Kejadian ini mengundang keluhan dari masyarakat setempat dan pemerintah desa, lantaran sampah yang diduga berasal dari Yogyakarta tersebut menimbulkan bau tak sedap yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Kepala Desa Geparang, Suranto, mengungkapkan bahwa kejadian ini pertama kali diketahui warga pada Rabu (8/1/2025).

Keesokan harinya, pada Kamis (9/1/2025), warga menyaksikan dump truck yang meletakkan sampah di salah satu pekarangan milik warga.

"Terakhir yang saya tahu malam Jumat kemarin pakai dump truck, awalnya itu hari Rabu," ujar Suranto saat dihubungi melalui sambungan telepon pada Sabtu (11/1/2025).

Suranto menambahkan bahwa sampah tersebut diduga berasal dari salah satu mall di Yogyakarta.

Material sampah yang ditemukan terdiri dari sampah kering dan basah, yang semakin memperparah kondisi dengan timbulnya bau tidak sedap.

"Lokasinya di pekarangan warga, jadi katanya mau dikelola oleh beberapa orang. Katanya itu dari salah satu mall di Yogyakarta," ujar Suranto.

Berdasarkan pengamatan, jumlah sampah yang "diimpor" dari Yogyakarta tersebut sangat mencolok, dengan perkiraan mencapai 10 dump truck.

Sampah yang dibungkus dalam kantong plastik itu terlihat menggunung di lahan milik warga.

"Buangnya pakai dump truck, wah banyak mas. Kalau 10 dump truck sudah ada, malah mungkin lebih itu sampahnya. Banyak warga yang muni-muni (mengeluh)," tambah Suranto.

Kepala Desa Suranto juga menyatakan bahwa pihak desa telah melaporkan situasi ini kepada pihak berwajib.

Dinas Lingkungan Hidup dan Satpol PP telah mengecek lokasi dan berencana untuk memanggil pemilik lahan terkait masalah ini.

"Kemarin sudah ada Satpol PP, Dinas Lingkungan Hidup, dan Polsek. Dari Dinas mau memanggil pemilik tanah dulu katanya," tutup Suranto.

Sumber