Warga Kota Kendari Swadaya Beton Jalan Rusak, Kecewa Tak Diperhatikan Pemerintah
KENDARI, KOMPAS. com - Warga BTN Grand Boulevard Regency Kelurahan Mokoau, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), bergotong royong memperbaiki jalan rusak dan berlubang di pemukiman mereka imbas dari pemerintah kota (Pemkot) tak kunjung memperbaiki jalan tersebut.
Mereka berinisiatif memperbaiki jalan dengan cara urunan mengumpulkan dana dari masing-masing warga.
Ketimbang berpangku tangan dan terus berharap uluran tangan pemerintah, masyarakat akhirnya memilih memperbaiki jalan secara swadaya. Perbaikan jalan dilakukan dengan cara melapisi dengan adukan semen atau cor.
Tato, salah seorang warga mengaku, dia bersama warga lainnya berinisiatif memperbaiki jalan tersebut karena kasihan melihat pengendara yang kendaraannya rusak setelah tak sengaja menginjak lubang tersebut.
Ia bercerita, sudah banyak pengendara sepeda motor yang terjatuh akibat kerusakan jalan. Bahkan ada motor warga patah di tengah jalan yang rusak saat itu dan sempat viral.
Tato mengatakan mereka membeton jalan sepanjang 1,6 kilometer yang sebelumnya mengalami kerusakan parah.
Ia menuturkan, warga mengumpulkan dana untuk pembetonan jalan lewat donasi. Awalnya ia bersama seorang temannya mulai mengumpulkan dana dan membuka donasi.
“Setelah melihat hasilnya bagus, warga lain mulai mendukung. Kami membagikan nomor rekening di grup BTN, dan tiap lorong berpartisipasi untuk berdonasi,” ungkapnya lewat telepon, Rabu (8/1/2025).
Hingga saat ini, lanjut Tato, dana yang terkumpul sudah mencapai Rp 60 juta dan masih akan bertambah.
Ia menjelaskan bahwa pengerjaan jalan itu mulai dilakukan pada sejak 29 Desember 2024, tepatnya sebelum tahun baru 2025.
Adapun kondisi jalan sebelum diperbaiki sangat memprihatinkan, jalannya lebih banyak yang berlubang.
"Jika hujan turun air akan menggenang dan kendaraan yang lewat sering mengalami kecelakaan," terangnya.
Tato mengungkapkan bahwa, kerusakan ini membuat warga BTN sulit beraktivitas. Bahkan banyak keluarga yang ingin berkunjung ke rumah mereka sering mengeluh.
“Kalau habis lewat sini, mereka seperti mau demam. Apalagi kalau yang hamil, risikonya sangat tinggi,” tegasnya.
Masih kata Tato, warga BTN Grand Boulevard Regency sebelumnya pernah mengajukan perbaikan jalan ke pemerintah, namun hingga kini tidak ada tindak lanjut.
“Kami sudah beberapa kali mengajukan perbaikan bersama juga dengan Developer di Pemkot. Saat Walikota sebelumnya, Sulkarnain dan Sekdanya ibu Bahwa tapi alasan yang selalu kami terima defisit anggaran,” ujarnya.
Tato mengaku kekecewaan warga semakin dalam sebab meskipun mereka rutin membayar pajak, jalan yang menjadi akses utama BTN ini tidak pernah diperhatikan.
Sehingga, mereka memilih untuk gotong royong melakukan perbaikan sendiri mengumpulkan dana pribadi.
Sementara itu, Lurah Mokoau, Aswan mengatakan bahwa pihaknya telah mengetahui ada warganya yang swadaya memperbaiki jalan secara gotong royong.
Ia mengaku pihaknya telah berusaha menjembatani aspirasi warga baik di saat kegiatan Musrenbag maupun reses anggota DPRD Kota Kendari, namun hingga kini belum ada perhatian.
"Kondisi jalan memang sudah lama rusak. Kalau kita di kelurahan selalu menampung keluhan masyarakat kira kira jalan yang belum dilalui, tapi kita kan hanya menampung yang akan eksekusi ada atasannya kita lagi bu," ungkap Aswan kepada Kompas.com, Rabu (8/1/2025).
Ia juga mengaku prihatin dengan kondisi jalan di kompleks perumahan tersebut, sebab warga harus melalui jalan rusak untuk pergi ke sekolah, PAUD, fasilitas ibadah dan beraktivitas di luar rumah.
"Saya juga dikasih tau sama pak RT, warga harus harus swadaya bangun jalan. Ada sekitar 3000 ribu jiwa karena ada 2 RT di sana," imbuhnya.
"Semoga pemerintah terkait bisa segera membantu warga di sana bu," tutup Aswan.