Warga Semarang Dibentak Ketua RT dan Posyandu Usai Kritik PMT Balita
SEMARANG, KOMPAS.com - Sebuah video menunjukkan rumah warga di Genuksari, Kota Semarang, Jawa Tengah, digeruduk oleh Ketua RT, Ketua Posyandu, dan sejumlah warga setempat viral di media sosial.
Penggerebekan tersebut terjadi setelah Ika Purnama Sari, pemilik rumah, memberikan kritik terkait Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dari Posyandu melalui media sosial.
Ika mengungkapkan bahwa kritiknya berfokus pada isi paket PMT yang dinilai kurang memadai, di mana hanya terdapat satu buah pisang sebagai makanan real food.
Dia berharap, kritik tersebut dapat menjadi bahan evaluasi bagi pihak terkait.
Namun, respons yang diterimanya justru berlawanan dengan harapannya.
"Dalam unggahan saya juga bertanya standar PMT seperti apa dan tag akun @dkksemarang dan @infokejadian_genuk dengan harapan ada awareness dan evaluasi serta kontrol atau pengawasan dari dinas terkait. Karena sebagai warga negara sesuai dengan UUD kita boleh kok mengungkapkan pendapat lewat lisan dan tulisan dan itu dijamin sesuai Pasal 28 UUD 1945," jelas Ika saat dikonfirmasi oleh Kompas.com melalui WhatsApp, Kamis (14/11/2024).
Ika juga menambahkan bahwa keluarganya merasa tersinggung karena mereka dibentak saat rombongan Ketua Posyandu, Ketua RT 004, istrinya, Ketua RW 005, Ketua RT 002, dan tiga ibu-ibu lainnya datang ke rumahnya.
"Trauma tidak, kami tersinggung atas bentakan-bentakan yang mana bertamu namun tidak memiliki adab seperti itu karena mempermasalahkan saya unggah dan tag akun @dkksemarang," ungkapnya.
Lurah Genuk, Yatno, yang dikonfirmasi terpisah, membenarkan kejadian tersebut.
Ia menyatakan bahwa pihak kelurahan dan Puskesmas Genuk telah datang ke rumah Ika untuk menyelesaikan masalah yang viral tersebut.
"Sudah selesai masalahnya," ucap Yatno.
Menurut Yatno, peristiwa ini merupakan kesalahpahaman.
Ia menjelaskan bahwa Posyandu memiliki program PMT yang dilaksanakan setiap bulan untuk balita.
"Saya klarifikasi, saya ajak musyawarah, sudah mendapatkan mufakat bahwa saya juga menyampaikan bila mana ada hal yang kurang berkenan ya kami minta maaf. Mungkin kritikan ini sebagai bahan kami untuk kebaikan yang akan datang," ujar Yatno.