Warga Sumba yang Mengungsi akibat Keributan di Bima Minta Dipulangkan

Warga Sumba yang Mengungsi akibat Keributan di Bima Minta Dipulangkan

 

BIMA, KOMPAS.com - Ratusan warga asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang mengungsi di Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), meminta agar dipulangkan ke kampung halamannya.

Mereka mengungsi akibat keributan yang dipicu oleh kasus pelecehan seksual di Pasar Raya Tente, Kabupaten Bima.

Keinginan untuk pulang itu disampaikan saat menggelar pertemuan dengan jajaran pemerintah daerah pada Jumat (17/1/2025).

"Itu aspirasi dari mereka, tapi putusan ada di pimpinan," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Bima, Tajuddin, saat dikonfirmasi, Jumat.

Tajuddin menjelaskan, harapan agar dipulangkan ke kampung halamannya itu bukan karena rasa takut berada di Bima.

Mereka ingin pulang untuk menenangkan diri sampai situasi di Bima pascainsiden pelecehan seksual yang berujung pembakaran sepeda motor kembali kondusif.

Selain itu, kepulangan warga pendatang ini juga untuk mengurus administrasi kependudukannya di Sumba.

"Sekaligus kepulangan mereka untuk mengurus adminduk, karena banyak yang belum punya KTP," ujarnya.

Keinginan para pengungsi ini, lanjut dia, belum menjadi sebuah keputusan. Namun, hal itu sudah diteruskan ke pimpinan daerah untuk dibahas bersama para pihak terkait.

"Kita tunggu dulu keputusan bupati, karena beliau yang akan rapatkan dengan Muspida," jelasnya.

Tajuddin mengatakan, selama belum ada keputusan resmi dari pimpinan daerah, para pengungsi dari Sumba harus tetap bertahan di lokasi pengungsian.

Sementara itu, untuk kebutuhan makan dan minum di lokasi pengungsian dipastikan terpenuhi semua.

"Mereka kita tampung dulu di Dinsos, semua kebutuhan mereka dilayani oleh pemerintah," kata Tajuddin.

Sebelumnya diberitakan, keributan terjadi akibat kasus pelecehan seksual yang terjadi di Pasar Raya Tente, Kabupaten Bima, NTB. Akibat keributan ini, sebanyak 238 warga asal Sumba harus mengungsi.

 

Sumber