Warganya Keluhkan Sumber Air Tercemar, Lurah Lubang Buaya: Jangan-jangan akibat Hujan Deras
JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Lubang Buaya, Dede Syaipulah, akan melakukan kajian terkait sumber air warga yang tercemar, yang diduga disebabkan paparan limbah tempat pembuangan sampah di Jalan Rawabinong, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.
"Namun, ini masih dalam tahap pengkajian lebih lanjut, apakah benar keruhnya air disebabkan oleh tumpukan sampah," ujar Dede saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2024).
Dede menjelaskan bahwa keruhnya air mungkin juga disebabkan oleh curah hujan tinggi yang memengaruhi kondisi air tanah.
"Kita perlu memastikan. Jangan-jangan ini memang akibat hujan deras yang biasa membuat air sumur keruh," katanya.
Ia menambahkan, pihaknya berencana berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk menyelidiki lebih lanjut sumber pencemaran air.
"Supaya tidak ada perdebatan, perlu dilakukan peninjauan lebih mendalam. Kalau memang diperlukan, kita akan mengundang Dinas Lingkungan Hidup untuk memeriksa," tambahnya.
Sebelumnya, warga RW 03 Lubang Buaya mengeluhkan pencemaran air yang menyebabkan gatal-gatal pada kulit.
"Ada dampaknya, badan jadi gatal-gatal setelah mandi karena airnya kurang bersih," kata seorang warga, Elperida, Kamis (19/12/2024).
Elperida menjelaskan bahwa air tercemar tersebut berwarna hitam, sedikit berbau, dan hanya bisa digunakan setelah melalui proses penyaringan.
"Airnya harus diendapkan dan disaring dulu untuk mandi. Kalau untuk memasak, sudah tidak kami gunakan lagi," ujarnya.
Hingga kini, warga berharap ada solusi konkret untuk mengatasi pencemaran air yang mengganggu aktivitas sehari-hari mereka.