Yakinkan Investor, Gubernur Bank of Korea Optimistis Dampak Darurat Militer Minim ke Pasar
Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur bank sentral Korea Selatan, Bank of Korea (BOK), Rhee Chang-yong menyatakan optimismenya bahwa volatilitas pasar yang dipicu kekacauan darurat militer akan berangsur-angsur mereda kecuali ada guncangan baru.
Rhee melanjutkan kampanyenya untuk meyakinkan investor yang meragukan prospek ekonomi Korea Selatan.
"Saya berharap keadaan akan kembali normal tanpa guncangan baru," katanya pada hari Kamis dalam jumpa pers dikutip dari Bloomberg pada Kamis (5/12/2024).
Rhee menambahkan, bank sentral tidak melihat alasan langsung untuk menyesuaikan perkiraan pertumbuhannya. Dia juga menyoroti nilai mata uang won yang perlahan pulih terhadap dolar AS setelah Presiden Yoon Suk Yeol tiba-tiba mengumumkan darurat militer pada Selasa malam.
Korea Selatan terus terguncang oleh keributan yang dimulai dengan deklarasi mendadak yang kemudian ditarik Yoon, menyusul penolakan parlemen yang sangat besar.
Kini, pihak koalisi oposisi berusaha untuk memakzulkan presiden, menyebut tindakannya sebagai tindakan pengkhianatan karena mencoba menutup Majelis Nasional secara sepihak.
Drama yang sedang berlangsung membuat otoritas keuangan gelisah, sehingga mereka berjanji untuk menjaga likuiditas tetap mengalir sesuai kebutuhan. Namun, dalam sebuah wawancara, Rhee menepis kemungkinan pemotongan suku bunga hanya untuk meredam dampak dari apa yang disebutnya sebagai peristiwa politik yang berlangsung singkat.
BOK memangkas suku bunga acuannya untuk bulan kedua berturut-turut pada pekan lalu. Pemangkasan tersebut dilakukan dengan tujuan melindungi ekonomi dari potensi dampak kebijakan AS di bawah Donald Trump.
Krisis politik yang terjadi di seputar presiden menambah risiko yang dihadapi ekonomi Korea Selatan saat Trump bersiap kembali ke Gedung Putih dengan rencana mengenakan tarif pada mitra dagang.
Dengan partai yang berkuasa menolak mosi pemakzulan, pertikaian politik di parlemen dapat meletus dan berlarut-larut.
Rhee mengatakan kasus-kasus masa lalu tentang konflik pemakzulan yang berkepanjangan memiliki dampak terbatas pada ekonomi, dan menyarankan agar pertikaian politik tersebut dilihat terpisah dari masalah ekonomi di masa mendatang.