Yayasan Kehati Fasilitasi Inovasi Lingkungan dari Pelajar dan Mahasiswa di Bogor

Yayasan Kehati Fasilitasi Inovasi Lingkungan dari Pelajar dan Mahasiswa di Bogor

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Yayasan Kehati mendorong inovasi dua kelompok pelajar dan mahasiswa dalam mengatasi permasalahan lingkungan.

Kedua kelompok tersebut dipilih setelah mengikuti seleksi ketat dari 17 kelompok peserta dalam Biodiversity Warrior (BW) Camp 2024 yang digelar di Ciputri Camping Ground, Gunung Bunder, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, selama tiga hari, mulai Jumat (1/11/2024) hingga Minggu (3/11/2024).

“Sudah saatnya kita memberikan ruang seluas-luasnya bagi generasi muda untuk berkreativitas dalam program penyelamatan lingkungan. Mereka harus menjadi aktor utama dalam menentukan masa depan mereka sendiri,” kata Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan Kehati, Rika Anggraini.

Rika menjelaskan bahwa krisis keanekaragaman hayati dan tantangan lingkungan global, seperti perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, serta polusi dan limbah, masih menjadi masalah serius.

Berbagai langkah mitigasi dan adaptasi dirasa masih kurang efektif dalam mengatasi dampak kerusakan lingkungan.

Melalui BW Camp, Kehati berharap dapat melibatkan generasi muda untuk berinovasi dalam membantu percepatan pemulihan lingkungan.

“Mereka diharapkan dapat memahami permasalahan lingkungan yang sedang terjadi dan mengambil tindakan nyata untuk menjadikan Planet Bumi tempat tinggal yang lebih baik,” ujarnya.

Dua kelompok terpilih yang akan menjalani proses mentoring selama tiga bulan ke depan untuk merealisasikan inovasi mereka adalah Yapeka dan Yayasan Pojok Rakyat Nusantara.

Kelompok Yapeka menciptakan platform digital berbasis citizen science bernama JumpaDugong.

Platform ini bertujuan mengatasi kurangnya data histori dan dokumentasi distribusi serta populasi dugong di Indonesia.

Partisipasi masyarakat akan dimanfaatkan dalam pengumpulan data, yang kemudian diverifikasi dan dianalisa dengan Sistem Informasi Geografis (SIG).

Sementara itu, Yayasan Pojok Rakyat Nusantara fokus pada pengelolaan hak guna pakai oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) melalui pengembangan program ekonomi berbasis spesies tanaman endemik.

Program ini membantu mahasiswa pertanian memahami aspek penelitian, pengembangan, dan operasional usaha dalam konservasi alam.

Proyek ini juga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal di sekitar kawasan konservasi.

Sumber