Yos Suprapto Baru Terima Rp 60 Juta untuk Buat Pameran Tunggal, Dijanjikan Rp 1,4 Miliar

Yos Suprapto Baru Terima Rp 60 Juta untuk Buat Pameran Tunggal, Dijanjikan Rp 1,4 Miliar

JAKARTA, KOMPAS.com - Seniman Yos Suprapto mengaku baru dibayar Rp 60 juta sebagai modal membuat lukisan untuk pameran tunggalnya bertajuk “Kebangkitan Tanah untuk Kedaulatan Pangan” yang sedianya ditampilkan di Galeri Nasional pada 19 Desember 2024- 19Januari 2025.

Yos mengaku dijanjikan akan dibayar Rp 1,4 miliar untuk membiayai produksi pembuatan pameran ini.

“(Dijanjikan dibayar) Rp 1,4 miliar. Saya terima hanya Rp 60 juta sebagai reimbursement dari beberapa kegiatan saja,” ujar Yos saat ditemui di Galeri Nasional, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2024).

Yos mengatakan, nominal Rp 1,4 miliar ini sudah tercatat dalam memorandum of understanding (MoU) atau perjanjian yang disepakati antara dirinya dengan pihak Galeri Nasional pada tahun 2023.

Namun, MoU yang disepakati dengan jajaran Kementerian Kebudayaan yang lama disebutkan tidak berlaku dengan kementerian pemerintahan yang baru.

“Itu saya heran. Pergantian politik dan pergantian birokrasi di negeri ini seperti itu makanya itu (MoU) jadi tidak diperlakukan,” lanjut dia.

Yos mengatakan, proses persiapan pamerannya tetap berjalan atas dasar kesepahaman verbal antara dirinya dengan jajaran pengurus Galeri Nasional, termasuk pemerintah.

“(Persiapan pameran dilanjutkan dengan) kesepakatan verbal antara ini dengan saya. Ini kan melanjutkan kesepakatan tertulis yang lalu. Jadi, ini mereka enggak berani hitam di atas putih,” imbuh dia.

Yos mengaku mendengar rumor bahwa dana yang telah dialokasikan untuk kegiatan di tahun 2023 itu dipotong hingga 50 persen dan dialokasikan ke tempat lain. Namun, Yos enggan mengelaborasi dugaan dan rumor ini.

Dia memilih fokus memperjuangkan keberlangsungan pameran tunggalnya. Sebab, Yos meyakini, sejumlah lukisannya yang dinilai vulgar oleh pihak kurator sebenarnya masih sejalan dengan tema besar pameran.

Seniman asal Yogyakarta ini mengatakan, lima lukisannya yang dianggap vulgar itu menggambarkan pengaruh seorang penguasa terhadap kedaulatan pangan.

“Saya bercerita tentang proses terjadinya kehilangan kedaulatan pangan kita. Sejarah kehilangannya kedaulatan pangan. Nah, itu saya akhiri dengan lukisan yang menggambarkan penguasa, kekuasaan. Kedaulatan pangan tanpa kekuasaan itu omong kosong,” kata dia.

Awalnya, hanya dua lukisan yang diminta untuk tidak ditampilkan kepada publik. Saat itu, dua hari sebelum pameran tepatnya 17 Desember 2024, kurator meminta agar dua lukisan karya Yos disensor.

Lukisan ini salah satunya berjudul Konoha 1. Lukisan itu menggambarkan seorang raja yang seolah sedang menginjak rakyatnya.

“Jadi, itu gambar tentang bagaimana kekuasaan itu memperlakukan rakyat kecil. Segala sesuatu yang menanggung adalah rakyat kecil. Di bawah kaki sang penguasa itu adalah rakyat kecil,” kata Yos.

Lukisan lain yang diminta disensor berjudul Konoha 2. Lukisan tersebut memperlihatkan beberapa figur manusia telanjang yang terinspirasi dari metafora “Asal Bapak Senang”.

“Jadi, ‘Asal Bapak Senang’ itu saya terjemahkan jilat pantat itu. Jilat pantat itu kan ekspresi yang sering kita dengar ya. ‘Ah itu penjilat’,” jelas dia.

Yos semula setuju untuk menutup dua lukisan ini dengan kain hitam. Tapi, pada 19 Desember 2024 atau hari di mana pameran harusnya digelar, kurator kembali komplain dan meminta tiga lukisan lain diturunkan.

“Tiga lukisan ini menceritakan tentang seorang petani, gambaran petani, ya, sedang memberi makan kepada orang kaya. Petani memberi makan kepada anjing-anjing. Petani membawa sapi, yang saya gambarkan, seperti ke istana. Loh, itu dianggap vulgar,” kata Yos.

Yos pun mempertanyakan alasan kurator tiba-tiba meminta lukisan ini diturunkan. Padahal, saat itu tiga jam lagi pameran akan dibuka.

“Saya menanyakan, kok di titik terakhir baru lu ngomong. Berapa jam sebelum pameran dibuka, itu disuruh turunkan. Itu kan kontroversial sekali,” imbuh dia.

Yos bersikeras untuk tidak menurunkan tiga lukisan yang dipermasalahkan ini. Karena tidak ditemukan kesepakatan, Suwarno mengundurkan diri sebagai kurator pameran ini.

Alhasil, pameran Yos juga belum bisa dipamerkan ke publik dan ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.

Sumber