Batu Bara

Astrindo Nusantara (BIPI) Targetkan Laba Naik 20% Tahun Depan

Astrindo Nusantara (BIPI) Targetkan Laba Naik 20% Tahun Depan

()

Bisnis.com, JAKARTA — PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk. (BIPI) menargetkan laba atau profit perseroan dapat meningkat hingga 20% tahun depan.

Direktur Astrindo Nusantara Infrastruktur Michael Wong menuturkan untuk proyeksi tahun depan, BIPI berharap terdapat kenaikan 10%-20% untuk profit.

"Dengan dilakukannya refinancing, ini akan menurunkan cost of borrowing kami cukup signifikan. Ini akan menurunkan biaya financing kami," kata Michael dalam paparan publik BIPI, dikutip Minggu (15/12/2024).

Adapun untuk tahun ini, BIPI memperkirakan dengan harga batu bara di tahun ini, secara konservatif pihaknya memperkirakan pendapatan BIPI tidak akan lebih dari dua kali lipat dari kinerja di semester I/2024.

Surplus Neraca Dagang RI November 2024 Diproyeksi Menurun, Imbas Harga Komoditas

Surplus Neraca Dagang RI November 2024 Diproyeksi Menurun, Imbas Harga Komoditas

()

Bisnis.com, JAKARTA — Neraca perdagangan Indonesia diproyeksikan surplus senilai US$2,2 miliar pada November 2024. Jumlah tersebut menurun dibandingkan surplus perdagangan sebesar US$2,48 miliar pada bulan sebelumnya atau Oktober 2024 

Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede mengakui bahwa tren surplus perdagangan akan terus berlanjut seperti yang terjadi dalam 54 bulan terakhir. Kendati demikian, sambungnya, belakangan juga terjadi tren penurunan surplus perdagangan akibat tidak seimbangnya pertumbuhan impor dengan ekspor.

Gembar-gembor Transisi, 39% Sumber Energi RI Masih Ditopang Batu Bara

Gembar-gembor Transisi, 39% Sumber Energi RI Masih Ditopang Batu Bara

()

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mencatat bauran energi Indonesia masih didominasi batu bara di tengah upaya transisi energi dengan memanfaatkan sumber energi baru terbarukan (EBT). 

Dia menyebut bauran energi didominasi oleh sumber energi batu bara yang mencapai 39,48% per semester I/2024.

“Bauran energi tahun 2024 sampai dengan Juni 2024 didominasi oleh batu bara sebesar 39,48%,” ucap Yuliot dalam acara Hilir Migas Conference, Expo, & Awards 2024 di Jakarta, Kamis (12/12/2024).

Bumi Resources BUMI Targetkan Produksi Batu Bara 80 Juta Ton di 2025

Bumi Resources BUMI Targetkan Produksi Batu Bara 80 Juta Ton di 2025

()

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menargetkan produksi batu bara perseroan dapat mencapai 80 juta ton pada tahun 2025. 

Direktur Bumi Resources Maringan M. Ido Hotna Hutabarat menuturkan tidak akan terdapat banyak perubahan dari sisi produksi perseroan. Secara nasional, menurut Ido produksi batu bara masih akan sama dengan tahun 2024. 

"RKAB Arutmin dan Kaltim Prima Coal [KPC] sudah disetujui untuk 2024-2026. Produksi untuk tahun 2025 adalah sebesar 80 juta ton," kata Ido dalam paparan publik BUMI, Rabu (11/12/2024). 

Energi Fosil Diproyeksi Masih Jadi Primadona saat Trump Pimpin AS

Energi Fosil Diproyeksi Masih Jadi Primadona saat Trump Pimpin AS

()

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Tri Winarno memproyeksikan energi fosil masih  menjadi primadona usai Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika Serikat (AS).

Tri menjelaskan hal itu tak lepas dari langkah Trump yang memasukkan nama Chris Wright sebagai menteri energi di kabinet pemerintahan mendatang. Wright dikenal sebagai sosok eksekutif di bidang energi yang pro energi fosil.

"Berarti kebijakan Trump ke depan akan lebih condong kepada energi fosil. Kan kira-kira begitu kan?" kata Tri dalam acara Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta, Selasa (10/12/2024).

Delta Dunia (DOID) Targetkan Akuisisi Dawson Complex Rampung Tahun Depan

Delta Dunia (DOID) Targetkan Akuisisi Dawson Complex Rampung Tahun Depan

()

Bisnis.com, JAKARTA — PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) menargetkan akuisisi 51% saham Dawson Complex, yakni kompleks tambang batu bara yang terletak di Queensland, Australia, akan rampung paling telat kuartal II/2025.

Direktur Delta Dunia Makmur Iwan Fuad Salim mengatakan aset anyar itu bakal berkontribusi signifikan pada pertumbuhan pendapatan perseroan mulai paruh kedua tahun depan. 

“Jadi untuk Dawson ini, kita walaupun hanya ambil 51%, itu ekspektasi kita EBITDA-nya antara US$130 juta sampai dengan US$200 juta per tahun,” kata Iwan selepas public expose di Jakarta, Selasa (10/12/2024).

Investasi Reksa Dana Diramal Cerah pada 2025, Ini Sentimennya

Investasi Reksa Dana Diramal Cerah pada 2025, Ini Sentimennya

()

Bisnis.com, JAKARTA — Panin Asset Management memproyeksikan pasar reksa dana bakal cerah memasuki 2025 seiring dengan terbuka lebarnya penurunan suku bunga The Fed di bawah kepemimpinan Donald Trump.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan bahwa adanya peluang penurunan suku bunga yang cukup besar di era Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).

"Menurut saya, peluang penurunan suku bunga di Desember ini sudah mendekati 99%. Jadi suku bunga Amerika saya cukup yakin akan turun," katanya dalam Webinar Panin Asset Management, Selasa (10/12/2024).

ARA Tiga Hari Beruntun, Target Saham Adaro Andalan (AADI) Tembus Rp30.100

ARA Tiga Hari Beruntun, Target Saham Adaro Andalan (AADI) Tembus Rp30.100

()

Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) kembali menyentuh batas Auto Reject Atas (ARA), dengan menguat 19,75%. Sucor Sekuritas pun mengerek target saham AADI menjadi sebesar Rp30.100 per saham.

Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada penutupan sesi I saham AADI tercatat menguat 19,75% mencapai level Rp9.550. Saham AADI ini tercatat telah melesat 72,07% dari harga saat initial public offering (IPO) sebesar Rp5.550 per saham.

Sebanyak 39,2 juta saham AADI ditransaksikan dengan nilai sebesar Rp374,3 miliar. Kapitalisasi pasar saham AADI juga tercatat telah menguat menjadi Rp74,73 triliun hingga hari ini, Senin (9/12/2024).

Emiten Low Tuck Kwong (BYAN) Tebar Dividen Interim Rp4,75 Triliun, Cek Jadwalnya

Emiten Low Tuck Kwong (BYAN) Tebar Dividen Interim Rp4,75 Triliun, Cek Jadwalnya

()

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara milik konglomerat Low Tuck Kwong PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) akan membagikan dividen interim untuk tahun buku 2024 senilai US$300 juta. 

Berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan, pada Senin (9/12/2024) direksi Perseroan telah memutuskan untuk membagikan dividen interim untuk periode tahun buku 2024 sebesar US$300.000.015 atau Rp4,75 triliun (asumsi kurs Rp15.848 per dolar AS).

Dengan jumlah tersebut, maka dividen per saham yang akan didapatkan adalah sebesar US$0,009 per saham. Pembagian dividen interim sesuai dengan keputusan direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada tanggal 5 Desember 2024.

Top5 News Bisnisindonesia.id: Langkah Ekspansi GIAA hingga Proyek DME Batu Bara

Top5 News Bisnisindonesia.id: Langkah Ekspansi GIAA hingga Proyek DME Batu Bara

()

Bisnis.com, JAKARTA— PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) merencanakan penguatan lini bisnis penerbangan dengan berencana menambah pesawat sebanyak 15 hingga 20 unit sepanjang pada 2025. Strategi ini diambil sebagai respons atas pertumbuhan penumpang pascapandemi Covid-19.

Artikel bertajuk Langkah Ekspansi Garuda Indonesia (GIAA) di 2025 menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini sorotan utama Bisnisindonesia.id, Sabtu (7/12/2024)

Ada yang Borong 771,21 Juta Lembar Saham BIPI

Ada yang Borong 771,21 Juta Lembar Saham BIPI

()

Bisnis.com, JAKARTA — Akumulasi saham hingga ratusan juta lembar dilakukan oleh salah satu investor PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk. (BIPI) dalam tiga sesi perdagangan.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis Kamis (5/12/2024) melalui PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), aksi borong itu dilakukan oleh CGS INTERNATIONAL SECURITIES SINGAPORE PTE LTD.

Pertama, aksi borong sebanyak 200 juta lembar dilakukan pada 2 Desember 2024. Kedua, aksi borong 265,17 juta lembar dilakukan pada 3 Desember 2024.

Pengusaha Tambang Blak-blakan Penyebab Proyek DME Batu Bara Mandek

Pengusaha Tambang Blak-blakan Penyebab Proyek DME Batu Bara Mandek

()

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesian Mining Association (IMA) menilai hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) masih sulit dilakukan.Direktur Eksekutif IMA Hendra Sinadia menilai para pengusaha masih maju mundur melaksanakan hilirisasi batu bara menjadi DME lantaran belum ekonomis. Dengan kata lain, untuk melakukan hilirisasi tersebut memerlukan biaya yang mahal."Kenapa [hilirisasi batu bara] nggak jalan-jalan ya ini kan ya? Pertama, tentu karena semuanya nggak ekonomis, teknologinya mahal," ucap Hendra kepada Bisnis, Kamis (5/12/2024).Hendra mengatakan, saat ini negara yang melakukan gasifikasi batu bara baru China. Sementara itu, negara produsen batu bara lain seperti Australia, Rusia, dan India belum melakoni hal serupa.Menurutnya, Australia, Rusia, dan India belum melakukan hilirisasi batu bara karena alasan yang sama, yakni tidak ekonomis. Hendra menyebut, biaya teknologi untuk gasifikasi batu bara memerlukan biaya miliaran dolar AS.Di sisi lain, dia mengungkapkan penggunaan DME sebagai substitusi LPG pun masih belum pasti. Hendra menjelaskan pengusaha belum mendapat jaminan kelak DME bakal diserap pasar. "Nah, itu harga jualnya [DME] itu bagaimana ngaturnya, dan ini kan bisnis yang [berjalan] 25 tahun, 30 tahun kan itu harus jangka panjang ya karena kan kita juga nggak jelas kan harga kita kan di sini kadang bisa berubah-ubah," jelas Hendra.Selain itu, Hendra mengaku mencari pendanaan untuk menggarap hilirisasi batu bara menjadi DME bukan hal gampang. Dia menyebut perbankan pun susah untuk memberikan pinjaman."Kalaupun ada, nah misalnya bank yang mau danain, karena dia [hilirisasi batu bara] belum ekonomis ya pasti dia [bank] pasang bunga tinggi," imbuh Hendra.Lebih lanjut, Hendra mengatakan, insentif yang diberikan pemerintah untuk pengusaha yang melakukan hilirisasi, belum mampu menutupi biaya yang mahal.Adapun, insentif yang diberikan pemerintah itu ada tiga. Pertama, pengurangan tarif royalti batu bara khusus untuk gasifikasi batu bara hingga 0%. Kedua, pengaturan harga batu bara khusus untuk meningkatkan nilai tambah (gasifikasi) yang dilaksanakan di mulut tambang. Ketiga, masa berlaku izin usaha pertambangan (IUP) batu bara yang dikhususkan pada batu bara untuk gasifikasi diberikan sesuai dengan umur ekonomis industri gasifikasi batu bara."Tapi itu saja mungkin belum cukup untuk membuat orang menarik investor gitu ya, buktinya investor [ada] juga yang mundur gitu kan," kata Hendra.

Golden Energy Mines (GEMS) Proyeksi Harga Batu Bara Stabil pada 2025

Golden Energy Mines (GEMS) Proyeksi Harga Batu Bara Stabil pada 2025

()

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara Grup Sinarmas PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) memproyeksikan harga batu bara masih akan stabil pada tahun 2025.

Direktur Golden Energy Mines Suhendra menjelaskan dengan jumlah cadangan relatif melimpah, batu bara masih menjadi salah satu penopang untuk sumber energi di Indonesia, baik untuk ketenagalistrikan maupun untuk industri lainnya.

"Meskipun semakin gencar tuntutan transisi dari fosil ke energi terbarukan, permintaan batu bara, baik domestik maupun ekspor, diperkirakan masih cukup tinggi pada tahun 2025," kata Suhendra, Kamis (5/12/2024).

BUMI Proyeksi Harga Batu Bara Turun 2025, Andalkan Diversifikasi BRMS  DEWA

BUMI Proyeksi Harga Batu Bara Turun 2025, Andalkan Diversifikasi BRMS DEWA

()

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Bakrie PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) memperkirakan harga batu bara dapat turun hingga 12% pada tahun 2025. BUMI menyiapkan strategi untuk menghadapi penurunan harga ini, salah satunya dengan mengandalkan diversifikasi melalui BRMS dan DEWA.

Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava menjelaskan BUMI melihat industri batu bara pada 2025 cukup stabil, tetapi akan cukup menantang.

"Permintaan batu bara global diproyeksikan turun sekitar 0,3%, yang dipengaruhi oleh meningkatnya adopsi energi terbarukan, khususnya di China yang mungkin dapat menurunkan permintaan batu bara sejak 2016," kata Srivastava kepada Bisnis, Kamis (5/12/2024).

Bos Adaro Andalan (AADI) Buka-bukaan Sinergi ADRO Usai Spin-off

Bos Adaro Andalan (AADI) Buka-bukaan Sinergi ADRO Usai Spin-off

()

Bisnis.com, JAKARTA — PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) menjelaskan sinergi yang akan dilakukan dengan PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) usai melakukan spin-off.

Direktur Utama Adaro Andalan Indonesia Julius Aslan mengatakan dengan spin-off yang dilakukan, Alamtri Resources akan masuk ke bisnis hijau.

"Tujuan dari pemilik saham kan supaya dua-duanya bisa grow, berkembang," ujar Julius usai pencatatan saham AADI di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (5/12/2024).

Julius yang juga Direktur ADRO menuturkan dengan spin-off ini, ADRO akan mendapatkan pendanaan tidak terbatas karena sudah melepas bisnis batu bara termalnya. Pendanaan ini nantinya diharapkan dapat menumbuhkan kinerja perusahaan.

Adaro Andalan (AADI): Prospek Batu Bara 2025 Masih Membara, Ini Alasannya

Adaro Andalan (AADI): Prospek Batu Bara 2025 Masih Membara, Ini Alasannya

()

Bisnis.com, JAKARTA — PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) memandang prospek batu bara pada 2025 masih cukup atraktif. AADI melihat permintaan terhadap batu bara masih akan kuat, terutama dari pasar Asia.

Direktur Utama Adaro Andalan Indonesia Julius Aslan mengatakan harga batu bara saat ini masih cukup tinggi. Ke depan, kata dia, harga batu bara masih cukup atraktif, terutama karena pasar Asia yang masih baik.

"Prospek batu bara pada 2025 masih bagus, masih atraktif, tetapi kembali lagi, semua itu tergantung pertumbuhan ekonomi di Asia karena pasar kita mayoritas di Asia, termasuk Asia Tenggara," kata Julius usai pencatatan saham AADI di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (5/12/2024).

Oversubscribed 260 Kali Saat IPO, Adaro Andalan (AADI) Resmi Listing di BEI

Oversubscribed 260 Kali Saat IPO, Adaro Andalan (AADI) Resmi Listing di BEI

()

Bisnis.com, JAKARTA — PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) resmi mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pagi ini, Kamis (5/12/2024). Saham AADI mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 260,14 kali dalam penjatahan terpusat.

Direktur Utama Adaro Andalan Indonesia Julius Aslan mengatakan melalui IPO ini, pihaknya berharap dapat mengoptimalkan struktur permodalan untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan dari aset-aset yang dimiliki. 

"Kami tetap optimistis dengan prospek pasar batu bara termal global yang ditopang oleh pertumbuhan permintaan energi,” kata Julius, Kamis (5/12/2024).