City Branding

Strategi Branding Kota

Strategi Branding Kota

()

Untuk merumuskan konsep city branding secara efektif, penting untuk memadukan wawasan dari berbagai disiplin ilmu dan mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi persepsi terhadap suatu kota. Beberapa elemen yang patut dipertimbangkan misalnya pemasaran, penggunaan struktur ikonik yang harmoni dengan karakteristik kota, integrasi dengan kebijakan pemerintah daerah, serta branding internal dan komunikasi berkualitas. Hal ini mengkonfirmasi bahwa city branding bukanlah hal sepele.Contoh implementasi city branding yang menarik adalah PlusJakarta dengan slogan "Kota Kolaborasi"; kebijakan ini patut diapresiasi dan dijadikan contoh. Anies Baswedan, Gubernur Jakarta kala itu, mencoba untuk menunjukkan Jakarta adalah kota untuk semua. Kesuksesan branding ini tak lepas dari strategi komunikasi yang kuat, termasuk penggunaan media sosial, acara publik, dan inisiatif berbasis komunitas yang dirancang untuk menciptakan rasa keterlibatan masyarakat dengan identitas baru Jakarta.Merefleksikan KembaliPada akhirnya, Pamekasan perlu merefleksikan kembali konsep branding kotanya untuk lebih fokus dan konsisten. Pemerintah daerah perlu menentukan identitas mana yang paling mewakili kekuatan kota. Jika Pamekasan ingin dikenal sebagai pusat pendidikan, maka fokus pada infrastruktur pendidikan dan branding yang mendukung hal ini harus lebih digalakkan. Jika memang batik yang dipilih, maka perlu dukungan lebih pada pengrajin, pemasaran batik, dan pengenalan produk baik untuk skala nasional hingga internasional.Oleh karenanya, dibutuhkan partisipasi dan komitmen dari berbagai pihak dalam merumuskan city branding yang representatif untuk kota ini, pemerintah daerah perlu mengakomodasi hal tersebut dengan prinsip "no one left behind". Jikapun nanti ada pergantian pemimpin, selama implementasi city branding sebelumnya terbukti berhasil dan berdampak, maka tak ada urgensinya untuk berganti dengan yang baru.