Donald Trump

China Ajukan Syarat kepada AS Jika Ingin Negosiasi Soal Tarif Dagang

China Ajukan Syarat kepada AS Jika Ingin Negosiasi Soal Tarif Dagang

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah China meminta agar Amerika Serikat (AS) dapat memperlakukan negara lain secara setara dan hormat bila benar-benar ingin melakukan negosiasi soal tarif dagang.

"Jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah melalui dialog dan negosiasi, AS harus menunjukkan kepada orang-orang bahwa mereka siap memperlakukan orang lain dengan kesetaraan, rasa hormat dan saling menguntungkan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dikutip dari Antara, Rabu (9/4/2025).

Hal itu disampaikan Lin Jian setelah Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara China mengumumkan akan memberlakukan tarif baru, yaitu sebesar 84% terhadap barang-barang asal Amerika Serikat mulai Kamis (10/4) pada 12.00 waktu setempat.

Korsel Guyur Insentif Rp33 Triliun untuk Sektor Otomotif yang Terdampak Tarif AS

Korsel Guyur Insentif Rp33 Triliun untuk Sektor Otomotif yang Terdampak Tarif AS

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Korea Selatan resmi meluncurkan paket pendanaan darurat senilai 3 triliun won atau sekitar US$2 miliar untuk menopang industri otomotif yang terdampak kebijakan tarif impor terbaru dari Amerika Serikat (AS).

Jika dikonversi ke rupiah, maka nilai insentif tersebut sekitar Rp33,6 triliun (asumsi kurs Rp16.800 per dolar AS). Langkah ini diambil sebagai bentuk respons terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump berupa tarif baru sebesar 25% atas seluruh impor kendaraan ke AS.

Wall Street Kebakaran Imbas Kebijakan Tarif, Trump: Waktu yang Tepat untuk Beli

Wall Street Kebakaran Imbas Kebijakan Tarif, Trump: Waktu yang Tepat untuk Beli

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta kepada seluruh warganya untuk tetap tenang dan terus berinvestasi pada pasar saham saat kebijakan tarif timbal baliknya yang luas mulai resmi diberlakukan pada Rabu, (9/4/2025).

"Ini Waktu yang Tepat untuk Membeli," kata Trump dalam sebuah posting di situs media sosialnya sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Rabu (9/4/2025).

Trump juga mendorong para pengikutnya untuk "Tenang" dan menambahkan prediksinya bahwa "semuanya akan berjalan dengan baik."

Dubes AS Siap Fasilitasi Airlangga Cs Nego Tarif Trump

Dubes AS Siap Fasilitasi Airlangga Cs Nego Tarif Trump

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah ingin menegosiasikan tarif 32% yang dikenakan Presiden AS Donald Trump atas produk asal Indonesia. Duta Besar AS untuk Indonesia Kamala S. Lakhdhir siap memfasilitasi negosiasi tersebut.

Komitmen Kamala itu disampaikan ketika menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Selasa (8/4/2025).

”Kami telah berkomunikasi dengan Secretary of Commercedan USTR terkait rencana pemerintah Indonesia untuk melakukan negosiasi dan kami siap mengatur rencana pertemuan dengan pihak strategis lainnya jika dibutuhkan,” ungkap Kamala, dikutip dari rilis media Kemenko Perekonomian, Rabu (9/4/2025).

Perang Dagang Berkobar, Ini Daftar Negara yang Pilih Balas Tarif AS

Perang Dagang Berkobar, Ini Daftar Negara yang Pilih Balas Tarif AS

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah negara memilih untuk menyerang balik kebijakan tarif impor yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Negara tersebut di antaranya China, Kanada, dan Uni Eropa.

Pekan lalu, Trump mengumumkan kebijakan tarif timbal balik kepada negara-negara yang dianggap merugikan AS. Merujuk pernyataan resmi Trump di situs resmi Gedung Putih AS, alasan pemberlakuan tarif impor bea masuk perdagangan itu adalah kurangnya timbal balik dalam hubungan dagang antara AS dengan negara-negara mitranya.

Bahlil Sebut Kebijakan Tarif Trump Dinamika Biasa: Jangan Dianggap Wah

Bahlil Sebut Kebijakan Tarif Trump Dinamika Biasa: Jangan Dianggap Wah

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menilai pengenaan tarif impor timbal balik (reciprocal tariff) sebesar 32% dari Amerika Serikat (AS) kepada RI merupakan dinamika biasa.

Oleh karena itu, dia berpendapat kebijakan yang memicu perang dagang itu bukan sesuatu yang amat besar.

"Jadi betul bahwa ada terjadi perang dagang, tapi ini jangan juga dianggap sesuatu seolah-olah wah banget, biasa saja dinamika," kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (9/4/2025).

DPR Siap Panggil Sri Mulyani hingga Gubernur BI Bahas Tarif Trump

DPR Siap Panggil Sri Mulyani hingga Gubernur BI Bahas Tarif Trump

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Komisi XI DPR berencana memanggil Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hingga Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo untuk membahas langkah-langkah antisipasi dari dampak negatif penerapan tarif timbal balik Presiden AS Donald Trump.

Wakil Ketua Komisi XI DPR Fauzi Amro meyakini kebijakan Trump yang mengenakan tarif bea masuk sebesar 32% untuk produk asal Indonesia akan memiliki efek luas terutama ke neraca perdagangan dan kinerja sektor manufaktur dalam negeri.

Oleh sebab itu, Fauzi menyatakan Komisi XI DPR akan terus mencermati perkembangan terkait isu tersebut termasuk lewat mendengar penjelasan langsung para pemegang kepentingan.

Trump: Relokasi Warga Gaza untuk Membentuk Zona Kebebasan

Trump: Relokasi Warga Gaza untuk Membentuk Zona Kebebasan

(2 bulan yang lalu)

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengusulkan agar warga Palestina yang tinggal di Gaza dipindahkan ke negara-negara lain.

Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan di Oval Office dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Senin (7/4/2025).

Trump mengungkapkan bahwa pemindahan warga Palestina dari Gaza akan memberikan kesempatan bagi wilayah tersebut untuk menjadi "zona kebebasan."

Ia menjelaskan bahwa Gaza, meski merupakan kawasan strategis, selama ini identik dengan kekerasan, kematian, dan kekuasaan Hamas.

Balas Trump, China Ketok Tarif 84% untuk Produk Asal AS

Balas Trump, China Ketok Tarif 84% untuk Produk Asal AS

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - China membalas kebijakan tarif AS dengan mengenakan tarifnya sendiri sebesar 84% pada barang-barang AS mulai Kamis (10/4/2025) besok.

Langkah tersebut naik dari 34% yang diumumkan sebelumnya dan menandai serangan terbaru dalam perang dagang global yang dipicu oleh Presiden AS Donald Trump.

Melansir Reuters pada Rabu (9/4/2025) tarif Trump pada puluhan negara mulai berlaku pada Rabu, termasuk bea masuk besar-besaran sebesar 104% pada barang-barang China.

Tarif yang memberatkan Trump telah mengguncang tatanan perdagangan global yang telah berlangsung selama beberapa dekade, menimbulkan kekhawatiran akan resesi, dan menghapus triliunan dolar dari nilai pasar perusahaan-perusahaan besar.

Hadapi Tarif Trump, Indef: Ada Risiko Defisit APBN RI Melebar

Hadapi Tarif Trump, Indef: Ada Risiko Defisit APBN RI Melebar

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad melihat risiko melebarnya defisit karena penambahan utang untuk membiayai APBN 2025, tetapi tidak akan ‘jebol’ melebihi 3% dari PDB.

Pelebaran tersebut sangat mungkin terjadi karena kondisi penerimaan yang tercanam sebagai konsekuensi dari sejumlah kebijakan untuk menghadapi tarif resiprokal 32% dari Donald Trump.

Misalnya, pemerintah melakukan penyesuaian Pajak Penghasilan (PPh) impor, bea masuk, maupun bea keluar barang-barang tertentu.

RI Siap Diskon PPh Impor  Bea Masuk Produk AS, Penerimaan Pajak Aman?

RI Siap Diskon PPh Impor Bea Masuk Produk AS, Penerimaan Pajak Aman?

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Para pakar meyakini rencana pemerintah memberikan diskon tarif PPh impor dan bea masuk untuk produk asal AS tidak akan berdampak negatif ke penerimaan negara.

Manajer Riset Center for Indonesia Taxation Analysis Fajry Akbar menjelaskan selama ini penerimaan dari Pajak Penghasilan Pasal 22 atas Impor Barang (PPh impor) tidak terlalu signifikan. Data Januari 2025, PPh impor berkontribusi Rp6,09 triliun atau setara 6,85% dari total penerimaan pajak yaitu Rp88,89 triliun.

OPINI : Skeptisisme terhadap WTO di Tengah Perdagangan Global

OPINI : Skeptisisme terhadap WTO di Tengah Perdagangan Global

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Pada Oktober 2024, Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO mengeluarkan outlook yang mengestimasi bahwa volume perdagangan barang dunia pada 2024 akan tumbuh sekitar 2,7%, dengan proyeksi sedikit peningkatan ke level 3,0% pada 2025 (angka ini dikoreksi dari proyeksi sebelumnya 3,3%) terlepas meluasnya konflik di kawasan dan meningkatnya ketidakpastian kebijakan perdagangan. Proyeksi ini diperkuat oleh tren barometer perdagangan yang di atas tren (data WTO, 12 Maret 2025).

Namun, WTO mengingatkan meski tren cukup positif, barometer ini perlu disikapi secara berhati-hati karena meningkatkannya ketidakpastian kebijakan perdagangan. Dalam jangka pendek mungkin perdagangan meningkat karena kenaikan impor, tetapi penurunan perdagangan perlu diantisipasi di akhir tahun.

IHSG Ditutup Loyo, Saham BBRI, GOTO hingga PANI ke Zona Merah

IHSG Ditutup Loyo, Saham BBRI, GOTO hingga PANI ke Zona Merah

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,47% ke level 5.967 pada perdagangan Rabu (9/4/2025). Saham BBRI, GOTO, hingga PANI menjadi saham-saham yang melemah sore ini.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 5.949-6.092. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp10.205 triliun.

Berdasarkan data RTI Infokom, sebanyak 298 saham menguat, 307 saham melemah, dan 188 saham stagnan pada hari ini. Sejumlah 18,6 miliar saham ditransaksikan dengan nilai mencapai Rp12,08 triliun.

Pemerintah Diminta Cari Pasar Baru Selain AS untuk Hadapi Tarif Trump

Pemerintah Diminta Cari Pasar Baru Selain AS untuk Hadapi Tarif Trump

(2 bulan yang lalu)

JAKARTA, KOMPAS.com – Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Demokrat Fathi mendorong pemerintah untuk lebih agresif mencari pasar alternatif, guna mengantisipasi dampak kebijakan tarif impor terbaru yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

“Kita harus termotivasi (untuk) aktif mencari pasar alternatif selain Amerika. Dunia ini luas, terdiri dari banyak negara. Jangan hanya terpaku atau tergantung pada Amerika,” ujar Fathi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/4/2025).

Fathi menyampaikan, kebijakan ekonomi yang diberlakukan Trump telah menciptakan efek domino bagi banyak negara berkembang, termasuk Indonesia.

Tarif Trump Resmi Berlaku Hari Ini, China Sudah Siapkan Balasan?

Tarif Trump Resmi Berlaku Hari Ini, China Sudah Siapkan Balasan?

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - China belum segera menanggapi tarif timbal balik baru Amerika Serikat, langkah berbeda dibandingkan dengan saat Presiden AS Donald Trump menaikkan bea masuk dan Beijing membalas dalam hitungan menit. 

Melansir Bloomberg pada Rabu (9/4/1025) hampir empat jam setelah tarif timbal balik Trump mulai berlaku pada hari Rabu, China belum mengumumkan tindakan balasan apa pun. Hal itu berbeda dengan Februari dan Maret, ketika China membalas hanya beberapa menit setelah putaran tarif AS sebelumnya dimulai.

Usaha Rayu Trump, Korsel hingga RI Kompak Beli Gas Alam dari AS

Usaha Rayu Trump, Korsel hingga RI Kompak Beli Gas Alam dari AS

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara Asia dari Korea Selatan hingga Indonesia bergegas mendaftar untuk membeli gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) dari AS.

Langkah itu diharapkan dapat mengurangi surplus perdagangan dengan Negeri Paman Sam dan mengamankan sedikit keringanan dari tarif "timbal balik" Presiden Donald Trump yang luas.

Melansir Bloomberg pada Rabu (9/4/2025) Presiden Indonesia Prabowo Subianto, berjanji untuk membeli lebih banyak barang dari Amerika. Dia mengatakan, pembelian yang ditingkatkan itu akan mencakup LNG.

Respons Kemendag Usai Prabowo Minta Kuota Impor Dihapus

Respons Kemendag Usai Prabowo Minta Kuota Impor Dihapus

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) buka suara terkait perintah Presiden Prabowo Subianto untuk menghilangkan kuota impor terutama yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag sekaligus Sekretaris Jenderal Kemendag Isy Karim mengatakan penghapusan kuota impor yang menyangkut hajat hidup orang banyak itu harus dilakukan dengan seimbang, baik hulu maupun hilir.

“Nanti dengan kepentingan hulu dan hilir itu yang nanti harus seimbang,” kata Isy saat ditemui di Kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (9//4/2025).

Ekonomi hingga Ekspor RI Berpotensi Turun Jika Pemerintah Gagal Lobi Trump

Ekonomi hingga Ekspor RI Berpotensi Turun Jika Pemerintah Gagal Lobi Trump

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyebut laju perekonomian hingga ekspor Indonesia bisa anjlok jika pemerintah gagal menegosiasikan kebijakan tarif timbal balik atau resiprokal 32% yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump untuk Indonesia.

Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Indef Andry Satrio Nugroho menilai jika Trump tetap mengenakan tarif resiprokal 32% terhadap Indonesia, maka efek yang terasa adalah berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi Tanah Air.

Tarif Trump Ancam Industri Perikanan, Ekspor ke AS Terlalu Dominan

Tarif Trump Ancam Industri Perikanan, Ekspor ke AS Terlalu Dominan

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebut, negosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) menjadi satu-satunya cara yang bisa dilakukan Indonesia untuk melindungi sektor perikanan dalam negeri. Mengingat, pangsa pasar ekspor perikanan ke AS cukup besar, mencapai 31,97% dari total ekspor perikanan Indonesia di 2024.

Trenggono menyampaikan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mengusulkan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk menempuh jalur diplomasi dalam menghadapi kebijakan tarif timbal balik Presiden AS Donald Trump.

ADB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Jadi 4,9% pada 2025

ADB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Jadi 4,9% pada 2025

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Asian Development Bank (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan Asia menjadi 4,9% pada 2025 di tengah ketidakpastian global dan kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dalam laporan prospek tahunannya yang dirilis pada Rabu (9/4/2025), ADB menyatakan bahwa angka tersebut dihitung sebelum pengumuman tarif baru oleh Trump pada 2 April lalu. ADB menyebut kebijakan tarif tersebut akan memangkas pertumbuhan kawasan hingga sepertiga poin persentase pada 2025 dan satu poin persentase penuh pada 2026.

Trump Teken Perintah Eksekutif Baru untuk Genjot Produksi Batu Bara AS

Trump Teken Perintah Eksekutif Baru untuk Genjot Produksi Batu Bara AS

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani sejumlah perintah eksekutif baru pada Selasa (8/4/2025) untuk menghidupkan kembali industri batu bara. Langkah ini bertolak belakang dengan arus global dalam pengurangan emisi karbon.

Melansir Reuters, Rabu (9/4/2025) di Gedung Putih, Trump tampil bersama puluhan pekerja tambang mengenakan helm pelindung dan menyatakan akan mengembalikan industri batu bara yang telah ditinggalkan.

”Kita akan mengembalikan para penambang ke pekerjaannya,” ujar Trump.

Jumlah pekerja tambang batu bara di AS saat ini hanya sekitar 40.000, turun drastis dari 70.000 satu dekade lalu.

Diancam Tarif 104% oleh Trump, China Sebut Punya Segudang Kebijakan Antisipatif

Diancam Tarif 104% oleh Trump, China Sebut Punya Segudang Kebijakan Antisipatif

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri China Li Qiang mengatakan negaranya memiliki banyak perangkat kebijakan untuk "sepenuhnya mengimbangi" guncangan eksternal yang negatif, terutama dari kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dia juga menegaskan kembali optimismenya tentang pertumbuhan ekonomi China pada 2025 ditengah ancaman tarif terbaru dari Trump yang dapat mencapai sebesar 104%.

Melansir Bloomberg pada Rabu (9/4/2025), dalam panggilan telepon dengan Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen pada Selasa waktu setempat, Li mengatakan kebijakan ekonomi makro China tahun ini telah sepenuhnya memperhitungkan berbagai ketidakpastian. 

ADB: Negara-Negara Asia Paling Terdampak Kebijakan Tarif Trump

ADB: Negara-Negara Asia Paling Terdampak Kebijakan Tarif Trump

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar Asia akan menjadi kawasan yang paling terdampak negatif dari kebijakan tarif impor yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Melansir Bloomberg pada Rabu (9/4/2025), Asian Development Bank (ADB) mengatakan tarif AS akan memangkas pertumbuhan di kawasan tersebut hingga sepertiga poin persentase pada 2025 dan satu poin persentase penuh pada 2026. 

Seiring dengan hal tersebut, ADB akan memangkas angka proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk kawasan Asia pada laporannya untuk periode Juli mendatang.

Strategi ’Pak Pok’ Prabowo dan Komunike Asean Melawan Tarif Trump

Strategi ’Pak Pok’ Prabowo dan Komunike Asean Melawan Tarif Trump

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan memilih pendekatan negosiasi dibanding dengan tindakan pembalasan untuk menghadapi kebijakan tarif terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dalam menghadapi tarif Trump tersebut, Prabowo mengungkapkan akan menggunakan strategi ’Pak Pok’, yang dapat diartikan strategi adil.

”Kita bisa bikin pak pok, pak pok ada istilah bisnis bisa ya? Saya sudah tugaskan Menko Perekonomian dan Pak Luhut untuk bernegosiasi. Kita bisa bikin pak pok. Saya tawarin mereka pak pok, US$17 miliar surplus kita, US$17 miliar kita beli dari Amerika," ucap Prabowo dalam acara Sarasehan Ekonomi, Selasa (8/4/2025).

Warga AS Ramai-Ramai Timbun Barang Jelang Penerapan Tarif Trump

Warga AS Ramai-Ramai Timbun Barang Jelang Penerapan Tarif Trump

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Kekhawatiran akan lonjakan harga akibat kebijakan tarif terbaru Presiden Donald Trump mendorong sejumlah konsumen di Amerika Serikat (AS) untuk menimbun barang kebutuhan pokok dan barang tahan lama.

Melansir Reuters, Rabu (9/4/2025), Thomas Jennings, warga New Jersey, tampak sibuk mendorong kereta belanja di salah satu Walmart Supercenter. Ia membeli berbagai produk dua kali lipat lebih banyak dari biasanya, mulai dari jus, bumbu, hingga tepung dan makanan kaleng.

“Saya berusaha menyetok sebanyak mungkin sebelum tarif baru mulai berlaku Rabu ini,” ujarnya. Sebelumnya, ia juga membeli gula, tepung, dan air dalam jumlah besar di Costco.

Keran Impor untuk AS Dibuka, Daya Saing Produk Lokal Bagaimana?

Keran Impor untuk AS Dibuka, Daya Saing Produk Lokal Bagaimana?

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah konsekuensi menanti jika Indonesia merelaksasi aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) terhadap produk Amerika Serikat (AS). Salah satunya adalah Indonesia berpotensi makin bergantung dengan produk impor dari Negeri Paman Sam tersebut. 

Senior Consultant dan Analis Pasar Smartphone dari Reasense, Aryo Meidianto Aji mengatakan bahwa relaksasi ketentuan TKDN dapat meningkatkan ketergantungan pada komponen impor, yang berisiko menghambat pengembangan industri lokal dan inovasi. 

Aryo menuturkan, kebijakan TKDN yang sebelumnya ada memberikan insentif bagi industri lokal untuk menciptakan komponen-komponen ponsel yang diproduksi di dalam negeri. 

Harapan Penundaan Tarif Trump Pupus, Wall Street Anjlok

Harapan Penundaan Tarif Trump Pupus, Wall Street Anjlok

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) anjlok dengan indeks S&P 500 ditutup di bawah ambang psikologis 5.000 poin pada Selasa (8/4/2025), pertama kalinya dalam hampir setahun.

Melansir Reuters, Rabu (9/4/2025), indeks S&P 500 ditutup melemah 79,48 poin atau 1,57% ke level 4.982,77, penutupan pertama di bawah 5.000 sejak 19 April 2024. Indeks Dow Jones terkoreksi 320,01 poin, sementara Nasdaq merosot 335,35 poin atau 2,15% ke posisi 15.267,91.

Indeks Volatilitas CBOE, yang menjadi barometer kekhawatiran investor di Wall Street, melonjak ke level 52,33, titik tertingginya sejak Maret 2020, dan memperpanjang reli selama empat hari berturut-turut.

Donald Trump Bakal Kenakan Tarif Impor 104% ke China, Negosiasi Sulit Tercapai

Donald Trump Bakal Kenakan Tarif Impor 104% ke China, Negosiasi Sulit Tercapai

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Amerika Serikat memberikan sinyal bahwa tidak tercapai kesepakatan dengan China dalam negosiasi tarif impor. Alhasil, China berisiko terkena tarif Trump sebesar 104%.

Dilansir dari Bloomberg, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghabiskan jam-jam terakhir untuk menyusun negosiasi dengan sejumlah negara, terutama sekutu-sekutu AS, sebelum tarif impor yang luas berlaku pada Rabu (9/4/2025) pukul 12.01 AM EDT (Eastern Daylight Time, waktu Amerika Utara) atau pukul 11.01 WIB.

SBY: Strategi RI Negosiasi Tarif Trump Sudah Tepat

SBY: Strategi RI Negosiasi Tarif Trump Sudah Tepat

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengapresiasi langkah pemerintah dalam merespons kebijakan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump.

SBY menyatakan bahwa pemilihan langkah negosiasi sudah tepat dibandingkan dengan retaliasi atau tindakan pembalasan dalam merespons tarif Trump.

"Kebijakan dan langkah-langkah yang dijalankan oleh pemerintah menghadapi 32% tarif yang dikenakan oleh Presiden AS Donald Trump, saya nilai baik dan tepat. Lebih memilih negosiasi daripada retaliasi," ujar SBY di akun X @SBYudhoyono, Selasa (8/4/2025).

Luhut: Ekspor Perikanan-Tekstil RI ke AS Bakal Turun Imbas Tarif Trump

Luhut: Ekspor Perikanan-Tekstil RI ke AS Bakal Turun Imbas Tarif Trump

(2 bulan yang lalu)

Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Ekonomi Nasional (DEN) memperkirakan kebijakan tarif impor yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke Indonesia sebesar 32% akan memengaruhi sejumlah sektor industri.

Pada Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI, Selasa (8/4/2025), Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan menyebut secara agregat tarif impor yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump mulai 9 April 2025 itu akan berdampak terbatas kepada kinerja ekspor Indonesia. 

Namun demikian, Luhut mengungkap sejumlah sektor usaha akan terdampak pada sisi ekspor ke AS. Salah satunya perikanan.