Firli Bahuri Lindungi PDIP Di Kasus Harun Masiku

Benarkah Firli Bahuri Lindungi PDIP dalam Kasus Harun Masiku?

Benarkah Firli Bahuri Lindungi PDIP dalam Kasus Harun Masiku?

()

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan penyidik KPK Ronald Paul Sinyal memberikan kesaksian yang menggegerkan terkait kasus suap Pergantian Antarwaktu (PAW) Anggota DPR RI.

Dalam pemeriksaan di KPK, Ronald menyebut eks Ketua KPK Firli Bahuri diduga menghalangi penggeledahan kantor DPP PDI-P.

"Tadi di-BAP (Berita Acara Pemeriksaan) saya sampaikan memang lebih dari satu sih, ya salah satunya yang bisa saya sebut ya jelas dari Firli Bahuri itu sendiri," kata Ronald usai diperiksa di Gedung Merah Putih KPK, Rabu (8/1/2025).

PDI-P Akui Pernah Tolak KPK Geledah Kantor DPP, Jubir: Karena Tak Sesuai SOP, Bukan Dibantu Firli

PDI-P Akui Pernah Tolak KPK Geledah Kantor DPP, Jubir: Karena Tak Sesuai SOP, Bukan Dibantu Firli

()

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara PDI-P Guntur Romli mengatakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memang pernah datang ke Kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat, untuk melakukan penggeledahan pada 2020.

Namun, karena KPK tidak mampu menunjukkan surat penggeledahan, PDI-P menolak kantor mereka digeledah.

"Sewaktu penyidik KPK datang saat itu ke kantor DPP, dan ditolak, karena mereka tidak bisa menunjukkan surat penggeledahan. Ini kan tidak sesuai dengan KUHAP dan SOP. Makanya ditolak," ujar Guntur kepada Kompas.com, Rabu (8/1/2025).

PDI-P Bantah Firli Bahuri Lindungi Mereka dalam Kasus Harun Masiku

PDI-P Bantah Firli Bahuri Lindungi Mereka dalam Kasus Harun Masiku

()

JAKARTA, KOMPAS.com - PDI-P membantah klaim bahwa mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri melindungi partai tersebut dalam kasus dugaan suap Harun Masiku.

Juru Bicara PDI-P, Guntur Romli, menegaskan pihaknya tidak pernah merasa dilindungi oleh Firli dalam penanganan kasus tersebut.

"Kami juga tidak merasa dibantu oleh Pak Firli saat itu. Kami juga ingin membantah spekulasi dan tuduhan kalau PDI Perjuangan waktu itu bisa mengintervensi KPK. Ini tidak masuk akal," ujar Guntur kepada Kompas.com, Rabu (8/1/2025).