Gen Z

Allianz Life Changer Bantu Gen Z Jadi Entrepreneur Sukses di Masa Sulit

Allianz Life Changer Bantu Gen Z Jadi Entrepreneur Sukses di Masa Sulit

()

Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa waktu lalu Biro Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan data berdasarkan sensus penduduk per Agustus 2023 yang menyatakan sebanyak 9.9 juta kalangan Gen Z di Indonesia mengalami kesulitan mencari pekerjaan dan dalam kondisi menganggur.

Fenomena ini bisa terjadi karena berbagai faktor, mulai dari tidak seimbangnya pertumbuhan jumlah lapangan kerja dengan jumlah para pencari kerja, hingga pertumbuhan ekonomi global yang melambat.

Terlepas dari itu semua, Allianz Indonesia meyakini bahwa banyak cara yang sebenarnya bisa dilakukan oleh anak muda, termasuk Gen Z, untuk tetap bisa produktif dan membangun kemandirian finansial.

Deinfluencing, Gen Z, dan Kesadaran Finansial

Deinfluencing, Gen Z, dan Kesadaran Finansial

()

Dalam beberapa tahun terakhir, platform media sosial seperti TikTok telah menjadi kekuatan besar dalam membentuk pola pikir dan kebiasaan generasi muda. Salah satu tren yang menarik perhatian adalah deinfluencing. Berlawanan dengan budaya konsumtif yang didorong oleh influencer, deinfluencing mendorong orang untuk berpikir lebih kritis tentang pembelian mereka, memilih untuk tidak membeli barang yang tidak diperlukan. Tren ini muncul sebagai respons terhadap konsumsi berlebihan dan semakin relevan di tengah tantangan ekonomi global. Deinfluencing adalah gerakan yang bertujuan untuk melawan budaya konsumtif dengan memberikan saran yang lebih realistis kepada konsumen. Di TikTok, kreator menggunakan tagar seperti #deinfluencing untuk membahas produk yang tidak seefektif yang diiklankan oleh influencer, serta mendorong pengikut mereka untuk mempertimbangkan ulang sebelum membeli barang-barang yang mahal dan tidak perlu.

Memahami Gen Z di Tempat Kerja

Memahami Gen Z di Tempat Kerja

()

Dalam beberapa tahun terakhir, generasi Z (Gen Z) telah memasuki dunia kerja dengan semangat dan harapan yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka tumbuh besar dengan teknologi digital yang berkembang pesat, serta menghadapi tantangan sosial dan ekonomi yang berbeda. Penting bagi perusahaan untuk memahami nilai dan preferensi Gen Z untuk menciptakan tempat kerja yang tidak hanya menarik bagi mereka, tetapi juga mendukung produktivitas dan kesejahteraan mereka.

Membangun tempat kerja yang ramah Gen Z memerlukan perhatian khusus terhadap aspek fleksibilitas, pengembangan karier, penggunaan teknologi, serta keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Mereka menginginkan lebih dari sekadar gaji tinggi; mereka ingin pekerjaan yang sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka, termasuk keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi.

RedDoorz Bidik Pasar Gen Z, Target Ekspansi 40% di Jawa Timur

RedDoorz Bidik Pasar Gen Z, Target Ekspansi 40% di Jawa Timur

()

Bisnis.com, SURABAYA – Startup manajemen hotel RedDoorz berencana menargetkan ekspansi hingga 40% di Jawa Timur pada 2025, dengan pasar Gen Z menjadi kunci pertumbuhannya.

Cut Nany Indriani, Head of Marketing RedDoorz, mengatakan bahwa pada 2025, RedDoorz menargetkan akan menambah jumlah properti dan memperbesar pasar terutama di hotel dengan kamar lebih banyak.

"Strategi kita untuk tumbuh itu dengan menambah jumlah kamar dengan akuisisi bigger and better property. Dari minimal bisa join RedDoorz hanya dengan 15 kamar, ke depan kami ingin targetkan properti dengan kamar lebih banyak, sehingga rate [harga] kamarnya juga bisa naik," terangnya, Selasa (10/12/2024).