Gencatan Senjata Israel Hizbullah

Bagaimana Poros Perlawanan Iran Bisa Berantakan?

Bagaimana Poros Perlawanan Iran Bisa Berantakan?

()

IRAN membangun apa yang disebut sebagai "poros perlawanan" selama empat dekade terakhir. Poros itu merupakan sebuah aliansi informal antara Iran dan kelompok-kelompok serta negara-negara di Timur Tengah yang memiliki sikap oposisi terhadap kepentingan Amerika Serikat (AS), Israel, dan sekutu mereka di kawasan itu.

Poros tersebut berpusat pada ideologi anti-Israel, anti-Amerika, dan sering kali berlandaskan solidaritas atas dasar keyakinan Syiah, meskipun mencakup pula aktor-aktor dari berbagai latar belakang.

Poros itu terdiri dari kelompok-kelompok bersenjata dan pemerintah di Suriah, kelompok Hizbullah di Lebanon, kelompok Hamas di Gaza (Palestina), milisi-milisi di Irak, dan kelompok Houthi di Yaman. Tujuan utamanya adalah menantang pengaruh AS dan Israel di kawasan, memperluas pengaruh Iran hingga ke arah Laut Tengah dan Laut Arab.

Poros Perlawanan Iran Runtuh dengan Tumbangnya Presiden Assad di Suriah

Poros Perlawanan Iran Runtuh dengan Tumbangnya Presiden Assad di Suriah

()

SELAMA sekitar 40 tahun tahun terakhir, Iran mengerahkan para ahli militer terbaiknya, dana miliaran dolar, dan persenjataan canggih untuk sebuah proyek besar, yaitu melawan kekuatan Amerika Serikat (AS) dan Israel di Timur Tengah melalui apa yang disebutnya sebagai “poros perlawanan”.

Aliansi itu, yang terdiri dari kelompok-kelompok bersenjata dan pemerintahan yang sepemahaman di lima negara Timur Tengah. Aliansi itu memungkinkan Iran memperluas pengaruhnya ke barat hingga ke Laut Tengah dan ke selatan hingga ke Laut Arab.

Gencatan Senjata Berlanjut, Israel Mulai Tarik Pasukannya dari Lebanon

Gencatan Senjata Berlanjut, Israel Mulai Tarik Pasukannya dari Lebanon

()

Militer Israel melakukan penarikan pertama pasukannya dari sebuah kota di Lebanon bagian selatan, berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang diberlakukan sejak akhir November. Pasukan Tel Aviv ini akan digantikan oleh pasukan militer Lebanon.

Penarikan pasukan Israel dari Lebanon bagian selatan itu, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Kamis (12/12/2024), diumumkan oleh Komando Pusat Amerika Serikat (AS) atau CENTCOM pada Rabu (11/12) waktu setempat.

CENTCOM menyebut pemimpin komando mereka, Jenderal Erik Kurilla, "hadir di markas penerapan dan pemantauan hari ini saat penarikan pertama Pasukan Pertahanan Israel dan digantikan oleh Angkatan Bersenjata Lebanon di Al-Khiam, Lebanon, sebagai bagian dari kesepakatan (gencatan senjata)".