Hasil Survei Pilkada Jakarta

Elektabilitas Bersaing Ketat dengan Pramono-Rano, Suswono: Masih Ada Waktu, Semua Bisa Berubah

Elektabilitas Bersaing Ketat dengan Pramono-Rano, Suswono: Masih Ada Waktu, Semua Bisa Berubah

()

JAKARTA, KOMPAS.com- Calon wakil gubernur Jakarta nomor urut 1, Suswono menilai, elektabilitasnya dan calon gubernur pasangannya, Ridwan Kamil, masih mungkin berubah.

Sebab, masa kampanye Pilkada Jakarta 2024 masih akan berlangsung hingga 23 November 2024. 

Hal ini disampaikan Suswono merespons hasil survei Litbang Kompas periode 20-25 Oktober 2024 yang menunjukkan elektabilitasnya dan Ridwan Kamil bersaing ketat dengan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno.

"Ya makanya kan kita masih ada berapa hari lagi kan, semuanya masih bisa berubah, kan otomatis ya," ucap Suswono saat ditemui Kompas.com di Cawang, Jakarta Timur, Selasa (5/11/2024).

Elektabilitasnya Bersaing Ketat dengan Pramono-Rano, Suswono: Bersyukur, Kami Tak Terganggu

Elektabilitasnya Bersaing Ketat dengan Pramono-Rano, Suswono: Bersyukur, Kami Tak Terganggu

()

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur Jakarta nomor urut 1, Suswono, mengaku tak masalah dengan hasil survei Litbang Kompas yang menyatakan elektabilitasnya dan calon gubernur pasangannya, Ridwan Kamil, bersaing ketat dengan pasangan calon nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno.

Suswono justru bersyukur mengetahui hasil survei tersebut. Dia bilang, survei dapat menjadi masukan baginya dan Ridwan Kamil.

"Kami malah bersyukur ya kalau ada masukan-masukan dari berbagai hasil survei. Intinya kami tidak terlalu terganggu," ujar Suswono saat ditemui Kompas.com di Cawang, Jakarta Timur, Selasa (5/11/2024).

Ragukan Hasil Survei, Dharma Pongrekun: Kami Memang Dianaktirikan

Ragukan Hasil Survei, Dharma Pongrekun: Kami Memang Dianaktirikan

()

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun, meragukan hasil survei yang dikeluarkan oleh sejumlah lembaga survei.

Menurut Dharma, dia merasa dianaktirikan oleh lembaga survei yang menempatkan paslon Dharma-Kun di posisi rendah.

"Kami memang dianaktirikan, karena apa? Kami tidak punya kekuatan untuk mempengaruhi lembaga survei untuk menaikkan angka yang ditulisnya, karena ini angka kan hanya dituliskan," kata Dharma Pongrekun di Gang Saimih, RT 02/06, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2024).

Dijatuhi Sanksi, Poltracking Indonesia Sebut Dewan Etik Persepi Tidak Adil

Dijatuhi Sanksi, Poltracking Indonesia Sebut Dewan Etik Persepi Tidak Adil

()

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga survei Poltracking Indonesia menilai dewan etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) tidak bersikap adil dalam menjelaskan perbedaan hasil survei elektabilitas tiga pasangan calon (paslon) Pilkada Jakarta antara Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Poltracking.

“Persepi hanya menjelaskan pemeriksaan metode dan implementasi dari LSI dapat dianalisa dengan baik. Tapi tidak dijelaskan bagaimana dan kenapa metode dan implementasinya dapat dianalisis dengan baik,” kata Direktur Poltracking Indonesia Masduri Amrawi dalam keterangannya, Selasa (5/11/2024).

Dua Alasan 17,3 Persen Responden Belum Tentukan Pilihan Cagub-Cawagub Jakarta

Dua Alasan 17,3 Persen Responden Belum Tentukan Pilihan Cagub-Cawagub Jakarta

()

JAKARTA, KOMPAS.com – Survei Litbang Kompas terbaru menunjukkan sekitar 17,3 persen pemilih calon gubernur dan calon wakil gubernur di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta masih belum menentukan pilihan mereka.

Peneliti senior Litbang Kompas, Bestian Nainggolan, mengungkapkan bahwa ada dua faktor utama yang biasanya memengaruhi orang yang belum memilih.

Pertama, faktor terkait dengan sosok calon yang dianggap tidak memadai dalam mewakili kepentingan para pemilih, sehingga mereka merasa calon tersebut tidak cukup mewakili aspirasi mereka.