Hayat Tahrir Al-Sham

Siapa Saja Faksi-faksi Bersenjata di Suriah?

Siapa Saja Faksi-faksi Bersenjata di Suriah?

()

PARA pemberontak menguasai Suriah dan memaksa Presiden Bashar Al Assad kabur dari negara tempat keluarganya memerintah dengan tangan besi sejak awal tahun 1970-an atau selama setengah abad lebih.

Serangan mendadak aliansi para pemberontak Suriah yang dimulai jelang akhir November lalu akhirnya menumbangkan rezim Assad pada 8 Desember ini setelah lebih dari satu dekade berlangsung perang saudara.

Para pemberontak Suriah punya keinginan yang sama untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Assad. Namun di luar hal itu, mereka tidak punya banyak kesamaan yang lain. Ideologi, keyakinan politik, dan pendukung internasional mereka sangat berbeda, bahkan bertentangan.

Kemlu RI Masih Cari Data WNI Gabung Kelompok HTS di Suriah

Kemlu RI Masih Cari Data WNI Gabung Kelompok HTS di Suriah

()

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI saat ini terus berupaya mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Suriah. Termasuk, Kemlu masih mencari data WNI yang kemungkinan bergabung dengan kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

"Terkait dengan kemungkinan WNI kita yang bergabung dengan HTS, kami masih terus monitor, kami masih terus mencari data-datanya," kata Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha dalam konferensi pers di kantor Kemlu RI, Jakarta, Senin (16/12/2024).

HTS Berkuasa di Suriah, Pemerintah Diminta Sensitif Pantau Narasi Jihad Salah Kaprah di Medsos

HTS Berkuasa di Suriah, Pemerintah Diminta Sensitif Pantau Narasi Jihad Salah Kaprah di Medsos

()

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran  Dina Sulaeman mengingatkan pemerintah harus lebih sensitif dengan perkembangan narasi "jihad" yang salah kaprah usai pasukan pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menduduki Suriah.

Ia menyebutkan, berkuasanya HTS di Suriah dapat memunculkan bibit-bibit radikalisme di dalam negeri karena kelompok-kelompok yang tergabung dalam pemberontakan memiliki banyak simpatisan di Indonesia, misalnya ISIS, HTS, maupun Free Syrian Army.

"Rekomendasi saya ke pemerintah, yang pertama tentu pengawasan terhadap gerakan-gerakan ini semakin diperkuat. Pemerintah perlu sensitif ketika melihat berkembangnya narasi-narasi yang mendukung gerakan "jihad" di Suriah," kata Dina kepada Kompas.com, Sabtu (14/12/2024).

Bashar Al Assad Tumbang, Kedubes Suriah di Jakarta Ganti Bendera Baru

Bashar Al Assad Tumbang, Kedubes Suriah di Jakarta Ganti Bendera Baru

()

Pemberontakan terhadap Bashar Al Assad berhasil menggulingkan kepresidenan rezim yang berkuasa selama 24 tahun tersebut. Kepemimpinan berganti, Kedutaan Besar Suriah di Jakarta kini mengganti bendera lama dengan bendera baru.

Penggantian bendera ini dikabarkan akun Facebook Kedutaan Suriah untuk Indonesia (Embassy of Syiria-Jakarta) pada 10 Desember 2024, diakses detikcom pada Jumat (13/12/2024).

"Pengibaran bendera Revolusi dan Republik Arab Suriah di atas gedung kedutaan besar kami di Jakarta hari ini," tulis Kedutaan Suriah. Kedutaan Besar Suriah ada di Jl Karang Asem I No 8, Kuningan Raya, Jakarta Selatan.

Ukraina Dikabarkan Telah Bantu Ratusan Drone untuk Pemberontak Suriah

Ukraina Dikabarkan Telah Bantu Ratusan Drone untuk Pemberontak Suriah

()

Pemberontakan terhadap rezim Bashar Al Assad di Suriah berhasil mengubah kekuasaan di Suriah kini. Kekuasaan Bashar dijungkalkan, pemberontak telah menang. Kabarnya, kaum pemberontak Suriah mendapat bantuan drone dari Ukraina, negaranya Volodymyr Zelensky.

Dilansir Reuters, Kamis (12/12/2024), kabar ini disampaikan laporan media pers ternama dari Amerika Serikat (AS), Washington Post.

Pemberontak Suriah yang bernama Hayat Tahrir Al Sham (HTS) tersebut dilaporkan menrima 150 drone dan dukungan-dukungan rahasia lainnya dari operator intelijen Ukraina pada bulan lalu, atau beberapa pekan sebelum pembernontak berhasil menggulingkan Bashar dari kursi kepresidenan.