Houthi

Benarkah Houthi Berlakukan Pungutan Liar di Laut Merah?

Benarkah Houthi Berlakukan Pungutan Liar di Laut Merah?

()

Dikabarkan, perusahaan pelayaran internasional membayar biaya keamanan kepada kelompok pemberontak Houthi di Yaman sebesar USD 180 juta atau sekitar Rp 2,8 triliun setiap bulan. Benarkah demikian?

Sebuah panel ahli Perserikatan Bangsa-Bangsa, PBB, yang didirikan untuk memantau evolusi militer Houthi berpandangan demikian. Dalam sebuah laporan untuk Dewan Keamanan PBB pada bulan Oktober, para ahli menulis bahwa Houthi mulai mengenakan biaya kepada kapal-kapal yang melewati garis pantai Yaman sebesar jutaan dolar untuk jaminan bahwa mereka tidak akan diserang.

Memanas! Houthi Tembakkan Rudal-Drone ke 2 Kapal Perang AS

Memanas! Houthi Tembakkan Rudal-Drone ke 2 Kapal Perang AS

()

Kelompok pemberontak Houthi di Yaman menyerang dua kapal perang Amerika Serikat (AS) dengan drone, rudal balistik dan rudal jelajah. Washington menyebut semua serangan Houthi itu bisa dicegat oleh pasukannya.

Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (13/11/2024), mengumumkan bahwa sedikitnya delapan drone yang menyerang satu arah, lima rudal balistik anti-kapal dan tiga rudal jelajah anti-kapal ditembakkan Houthi ke arah dua kapal penghancur AS.

Sekretaris Pers Pentagon, Mayor Jenderal Pat Ryder, dalam pernyataannya menyebut militer AS berhasil menjatuhkan semua drone dan rudal yang diluncurkan pemberontak Houthi tersebut.

Memanas! Houthi Kirim Rudal ke Pangkalan Militer Israel

Memanas! Houthi Kirim Rudal ke Pangkalan Militer Israel

()

Kelompok pemberontak Houthi yang bermarkas di Yaman mengklaim pasukannya telah melancarkan serangan terhadap wilayah Israel bagian tengah pada Senin (11/11) waktu setempat. Klaim itu disampaikan Houthi setelah militer Tel Aviv sebelumnya melaporkan telah mencegat rudal yang ditembakkan dari Yaman.

Houthi yang didukung Iran, seperti dilansir AFP, Senin (11/11/2024), mengatakan pasukannya melancarkan "operasi militer yang menargetkan pangkalan militer Nahal Sorek" di sebelah tenggara Jaffa – sebutan untuk Tel Aviv.

"Serangan itu akurat dan menyebabkan kebakaran," klaim Houthi dalam pernyataannya.

Jet-jet Tempur AS Serang Target-target Houthi di Yaman, Ada Tujuan Apa?

Jet-jet Tempur AS Serang Target-target Houthi di Yaman, Ada Tujuan Apa?

()

SANA’A, KOMPAS.com - Pentagon menyebut, jet-jet tempur AS telah melancarkan beberapa serangan di fasilitas penyimpanan senjata canggih Houthi di Yaman pada Sabtu (9/11/2024) malam waktu setempat.

Lantas, apa tujuannya? Menurut informasi yang diberikan Pentagon kepada Kantor berita AFP, fasilitas tersebut berisi berbagai senjata yang digunakan untuk menargetkan kapal-kapal militer dan sipil yang berlayar di perairan internasional di Laut Merah dan Teluk Aden.

Jaringan televisi Al Masirah yang dikelola Houthi juga telah melaporkan, bahwa ada tiga serangan dari Amerika dan Inggris yang menargetkan distrik Al Sabeen di selatan ibu kota Sana’a.

AS Luncurkan Serangan Udara ke Kelompok Houthi di Yaman

AS Luncurkan Serangan Udara ke Kelompok Houthi di Yaman

()

Amerika Serikat (AS) meluncurkan serangkaian serangan terhadap apa yang mereka klaim target-target Houthi di Yaman. Serangan itu dilakukan dengan pesawat tempur AS.

Dilansir AFP dan CNN, Minggu (10/11/2024), pejabat pertahanan AS menyebut serangan itu dilakukan pada Sabtu malam. AS mengklaim serangan itu menargetkan sejumlah fasilitas penyimpanan senjata di sedikitnya tiga lokasi.

Fasilitas-fasilitas tersebut dianggap menjadi tempat Houthi menampung senjata konvensional canggih yang digunakan untuk menargetkan kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden. Houthi yang didukung Iran telah berbulan-bulan menargetkan kapal-kapal di Laut Merah, salah satu jalur air tersibuk di dunia, dan menyebut serangan itu sebagai respons terhadap perang Israel di Gaza melawan Hamas.

Bos Houthi Bilang Trump Akan Gagal Akhiri Konflik Israel-Palestina

Bos Houthi Bilang Trump Akan Gagal Akhiri Konflik Israel-Palestina

()

Pemimpin kelompok pemberontak Houthi di Yaman mengkritik Donald Trump karena mendukung Israel. Abdul Malik al-Huthi mengatakan presiden terpilih AS itu akan gagal mengakhiri konflik Timur Tengah dalam masa jabatan keduanya.

Pemimpin Houthi yang didukung Iran itu, mengatakan bahwa serangkaian kesepakatan normalisasi antara negara-negara Arab dan Israel yang dimediasi oleh pemerintahan Trump selama masa jabatan pertamanya, tidak membantu mengakhiri konflik Israel-Palestina.

"Trump gagal dalam proyek… ‘kesepakatan abad ini’ terlepas dari semua kesombongan, keangkuhan, kecerobohan, dan tiraninya, dan dia akan gagal juga kali ini," kata Huthi dalam pidato mingguannya, dilansir kantor berita AFP, Jumat (8/11/2024).