Jerman

IKEA Bayar Kompensasi untuk Korban Kerja Paksa Era Jerman Timur

IKEA Bayar Kompensasi untuk Korban Kerja Paksa Era Jerman Timur

()

IKEA dan parlemen Jerman Bundestag minggu lalu mengumumkan bahwa perusahaan furnitur raksasa Swedia itu akan menyumbang sekitar 6 juta euro untuk kas dana kompensasi kerja paksa yang dirancang pemerintah Jerman. Dana itu untuk memberikan kompensasi kepada para korban kerja paksa di masa rezim sosialis Jerman Timur dulu.

Hingga reunifikasi Jerman tahun 1990, negara sosialis Jerman Timur memaksa tahanan di penjara bekerja untuk perusahaan-perusahaan Barat, antara lain IKEA. Tahun 2012, IKEA sudah mengisyaratkan akan menyumbangkan santunan kepada mantan narapidana kerja paksa. Perusahaan-perusahaan Barat yang juga terlibat dalam sistem kerja paksa itu antara lain perusahaan Otto, Quelle, dan raksasa jaringan supermarket Aldi.

Jerman Uji Coba Kerja 4 Hari Seminggu, Apa Hasilnya?

Jerman Uji Coba Kerja 4 Hari Seminggu, Apa Hasilnya?

()

Bekerja lebih sedikit, merasa lebih baik dan menjadi lebih produktif? Kedengarannya bagus untuk karyawan maupun pengusaha. Eksperimen dengan empat hari kerja seminggu sudah dimulai di Jerman awal tahun 2024 dan sekarang dievaluasi oleh Universitas Münster. Ada beberapa hasil positif.

45 perusahaan dan organisasi di Jerman mendaftar untuk ikut serta dalam uji coba empat hari kerja seminggu selama enam bulan – tanpa mengurangi gaji atau upah. Semuanya diprakarsai oleh konsultan manajemen Intraprenör, bekerja sama dengan organisasi nirlaba 4 Day Week Global (4DWG).

5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

()

Jerman bakal menutup semua Konsulat Republik Islam Iran di seantero Jerman karena ada warga Jerman yang dieksekusi mati di Iran. Ada tiga konsulat Iran di Jerman.

"Hubungan diplomatik kami sudah pada titik yang rendah," kata Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, di New York, dilansir Reuters, Jumat (1/11/2024).

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Jumat (1/11/2024)

  • Arab Saudi Tegaskan Tak Ada Normalisasi Israel Tanpa Negara Palestina

Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, mengecam tindakan Israel yang disebutnya "merendahkan" nyawa rakyat Palestina. Pangeran Faisal pun kembali menegaskan posisi Riyadh, bahwa tidak akan ada normalisasi hubungan dengan Israel tanpa adanya negara Palestina.

Giliran Iran Protes Keras Jerman karena Akan Tutup Konsulatnya

Giliran Iran Protes Keras Jerman karena Akan Tutup Konsulatnya

()

Pemerintah Iran memanggil kuasa usaha Kedutaan Besar Jerman di Teheran, ibu kota Iran untuk menyampaikan protes keras setelah Berlin mengatakan akan menutup tiga konsulat Iran di Jerman.

Dilansir kantor berita AFP, Jumat (1/11/2024), sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran mengecam tindakan Berlin tersebut sebagai "keputusan tidak rasional yang tidak dapat dibenarkan". Kementerian menyatakan bahwa kuasa usaha Kedubes Jerman dipanggil untuk menyampaikan "protes keras" Iran.

Sementara itu, Duta Besar Jerman untuk Iran, Markus Potzel telah dipanggil kembali ke Berlin untuk konsultasi.

Warganya Dieksekusi Mati, Jerman Bakal Tutup Konsulat Iran

Warganya Dieksekusi Mati, Jerman Bakal Tutup Konsulat Iran

()

Jerman bakal menutup semua Konsulat Republik Islam Iran di seantero Jerman karena ada warga Jerman yang dieksekusi mati di Iran. Ada tiga konsulat Iran di Jerman.

"Hubungan diplomatik kami sudah pada titik yang rendah," kata Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, di New York, dilansir Reuters, Jumat (1/11/2024).

Iran sudah menemui perwakilan Jerman di Tehran yang tidak terima ada warganya dieksekusi mati. Jerman akan menutup konsulat-konsulat Iran meski akan tetap membiarkan Kedutaan Besar Iran di Berlin beroperasi seperti biasa. Konsulat Iran di Jerman ada di kota Frankfurt, Hamburg, dan Munich.

Seorang Pria Tinggalkan Tas Berisi Bahan Peledak di Stasiun Berlin

Seorang Pria Tinggalkan Tas Berisi Bahan Peledak di Stasiun Berlin

()

Seorang pria meninggalkan sebuah tas yang berisi bahan peledak di stasiun kereta api di Berlin, Jerman. Pelaku kini diburu polisi.

Dilansir AFP, Kamis (31/10/2024), seorang petugas mendekati pria tersebut untuk pemeriksaan rutin di Stasiun Neukoelln di Berlin, pada Rabu (30/10) sekitar pukul 15.30 waktu setempat. Pria yang membawa tas kain itu tiba-tiba melarikan diri.

"Dia bisa lepas dari cengkeraman petugas, menjatuhkan tasnya dan melarikan diri melintasi rel," kata polisi dalam pernyataannya.

Subsidi Mobil Perusahaan di Jerman Hambat Adopsi EV

Subsidi Mobil Perusahaan di Jerman Hambat Adopsi EV

()

Menelusuri distrik Bad Godesberg di Bonn, Jerman, akan terlihat banyak vila megah peninggalan awal abad ke-20. Jalanan juga dipenuhi dengan pohon-pohon tua yang menjulang tinggi, dengan daunnya yang berguguran di atas mobil-mobil yang terparkir di bawahnya. Dicat dengan warna hitam pekat, mobil-mobil ini adalah kendaraan berukuran besar dari produsen mobil ternama seperti Porsche, Mercedes, Audi, dan BMW.

Bad Godesberg di Bonn, Jerman, adalah lingkungan tempat tinggal dari banyak karyawan yang berpenghasilan tinggi yang bekerja di perusahaan besar, seperti Deutsche Telekom dan Deutsche Post, di mana mereka mendapatkan fasilitas berupa mobil perusahaan, bermerek ternama seperti Porsche, Mercedes, Audi, dan BMW.

Warganya Dieksekusi Mati di Iran, Jerman Layangkan Protes!

Warganya Dieksekusi Mati di Iran, Jerman Layangkan Protes!

()

Otoritas Iran mengeksekusi mati seorang warga negara Iran-Jerman yang dinyatakan bersalah melakukan serangan teroris. Kementerian Luar Negeri Jerman langsung memanggil utusan diplomatik Iran di Berlin terkait eksekusi mati warganya tersebut.

Kementerian Luar Negeri Jerman dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Selasa (29/10/2024), menegaskan "tindakan lebih lanjut" mungkin akan diambil terkait hal tersebut.

Laporan media pemerintah Iran pada Senin (28/10), yang dilansir Reuters, menyebut Jamshid Sharmahd, yang berusia 69 tahun dan memiliki kewarganegaraan ganda Iran-Jerman, telah dieksekusi mati setelah dia dinyatakan bersalah melakukan serangan teroris.

Ekonomi Lesu, VW Berencana Tutup 3 Pabrik di Jerman

Ekonomi Lesu, VW Berencana Tutup 3 Pabrik di Jerman

()

Produsen otomotif Jerman Volkswagen (VW) berencana menutup sedikitnya tiga pabrik di Jerman, kata dewan pekerja perusahaan tersebut pada hari Senin (28/10).

Rencana penutupan pabrik tersebut merupakan tindakan yang menurut VW tidak dapat dihindari di tengah penjualan yang menurun.

"Manajemen benar-benar serius tentang semua ini. Ini bukan gertakan dalam putaran perundingan kolektif," kantor berita Reuters mengutip Daniela Cavallo, kepala dewan pekerja Volkswagen, yang mengatakan kepada beberapa ratus karyawan di Wolfsburg.

Cavallo tidak menyebutkan pabrik VW mana yang akan terpengaruh atau berapa banyak dari hampir 300.000 staf perusahaan di Jerman yang akan diberhentikan.

Restrukturisasi, Volkswagen Bakal PHK Massal dan Tutup 3 Pabrik

Restrukturisasi, Volkswagen Bakal PHK Massal dan Tutup 3 Pabrik

()

Bisnis.com, JAKARTA — Volkswagen berencana untuk menutup setidaknya tiga pabrik di Jerman, melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK pada puluhan ribu staf, dan menyusutkan pabrik-pabrik yang tersisa seiring dengan rencana perombakan yang lebih dalam dari perkiraan.

Mengutip Reuters pada Selasa (29/10/2024), produsen mobil terbesar di Eropa telah melakukan negosiasi selama berminggu-minggu dengan serikat pekerja mengenai rencana untuk mengubah bisnisnya dan memangkas biaya, termasuk mempertimbangkan penutupan pabrik di dalam negeri untuk pertama kalinya, yang merupakan pukulan terhadap kekuatan industri Jerman.

Jerman Akan Legalkan UU Hak Transgender, Apa Pengaruhnya?

Jerman Akan Legalkan UU Hak Transgender, Apa Pengaruhnya?

()

Mulai Jumat (01/11), individu berusia 18 tahun ke atas sudah bisa mengubah mengubah nama dan jenis kelamin (gender) mereka atau menghapus penanda jenis kelamin pada dokumen resmi, di bawah Undang-Undang Penentuan Nasib Sendiri yang baru disahkan di Jerman.

Ada masa tunggu tiga bulan dari saat mengajukan permohonan dan membuat pernyataan pribadi. Namun, persyaratan untuk dua kali pemeriksaan kejiwaan dan sidang di pengadilan, telah resmi dihapuskan.

Anak di bawah umur, yakni anak berusia di atas 14 tahun, juga dapat mengubah nama dan jenis kelaminnya dengan persetujuan orang tua, atau mencari bantuan hukum. Orang tua dapat mewakili anak- anak mereka yang masih di bawah umur, tetapi anak itu harus hadir di kantor catatan sipil untuk memberikan persetujuan.