Kabinet Gemuk

Membaca Pikiran di Balik Lahirnya Kabinet Gemuk

Membaca Pikiran di Balik Lahirnya Kabinet Gemuk

()

Saya bekerja sebagai dosen di Universitas Prima Indonesia dengan tugas tambahan menjadi Kepala Badan Neurosains. Pun ketika ini aktif berkecimpung di Universiti Brunei Darussalam, tepatnya di Institute for Leadership, Innovation and Advancement. Dengan latar belakang pendidikan kedokteran dan doktoral bedah saraf, maka yang saya kembangkan di dua negara ini adalah neurosains terapan, khususnya di bidang kepemimpinan.

Beberapa orang menyebut penggabungan neurosains dengan kepemimpinan itu sebagai neuroleadership, yang secara sederhana dapatlah dinamakan sebagai seni kepemimpinan berbasis pemahaman cara kerja otak dan perilaku manusia. Leadership itu sendiri bisa diartikan macam-macam. Bagi saya sendiri, selalu mendefinisikannya sebagai gabungan seni dan ilmu untuk menggerakkan manusia demi mencapai sebuah tujuan.

Kabinet Gemoy dan Terbukanya Aspirasi Rakyat

Kabinet Gemoy dan Terbukanya Aspirasi Rakyat

()

Sah. Presiden baru sudah dilantik. Kabinet juga dilantik, bahkan jumlahnya lebih banyak dari sebelumnya. Ditambah lagi ada staf khusus, utusan khusus, penasihat khusus maupun badan-badan setara kementerian. Ada yang bilang Kabinet Merah Putih merupakan kabinet gemoy alias gemuk, karena sejumlah kementerian dipecah. Ada satu kementerian dipecah menjadi tiga kementerian.

Kita ambil sisi positifnya; makin banyak perangkat pemerintahan pusat, kian banyak pintu-pintu bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya. Manakala bosan jadi orang miskin, silakan masuk lewat pintu Badan Pengentasan Kemiskinan untuk menyampaikan aspirasinya. Gagal jadi seniman, jangan khawatir, bisa menemui Utusan Khusus Presiden yang mengurusi pekerja seni. Saat ketemu, bisa langsung menyampaikan aspirasi. Ketika ada tetangga tidak toleran dalam urusan keagamaan, ada pula utusan khusus yang fokus mengurusi keberagaman agama.

Mewaspadai Dampak Buruk Kabinet Gemuk

Mewaspadai Dampak Buruk Kabinet Gemuk

()

Sejarah pemerintahan Indonesia mencatat rekor baru dalam "penggemukan" kabinet setelah Presiden Prabowo Subianto melantik 48 menteri dan 56 wakil menteri pada Senin (20/10) lalu. Jika ditambah dengan pejabat setingkat menteri, panglima TNI, Kapolri, dan sekretaris kabinet, total 112 orang yang dilantik (detikcom, 21/10). Jumlah ini belum termasuk kepala badan yang belum dilantik ketika tulisan ini dibuat.

Menurut Presiden Prabowo dan pendukungnya, penambahan ini bertujuan untuk memastikan menteri bekerja lebih fokus dan efektif. Prabowo juga menyebut bahwa kabinet tersebut banyak yang profesional walaupun berasal dari partai politik.