Kecerdasan Buatan

Perkembangan AI, Siapa Pemegang Kendali?

Perkembangan AI, Siapa Pemegang Kendali?

()

Pada era digital ini, hampir bisa dipastikan semua orang bersentuhan dengan teknologi dalam aspek kehidupan mereka. Tidak hanya itu, semua bidang usaha atau bisnis dan industri juga pasti menggunakan teknologi untuk menunjang proses produktivitas dan memudahkan pekerjaan-pekerjaan yang sulit. Di tengah semua perkembangan itu, permasalahan muncul ketika teknologi yang digunakan perusahaan menjadi lebih mahir dalam bekerja daripada tenaga kerja manusianya. Perusahaan Microsoft contohnya, telah memutuskan untuk tidak lagi menggunakan tenaga kerja manusia dan 10.000 karyawan telah dirumahkan pada Januari 2023. Kini, 92% kinerja pekerjaan Microsoft telah bergantung pada kecerdasan buatan bahkan sampai ke tahap pengambilan beberapa keputusan tertentu. Microsoft telah menciptakan layanan kecerdasan buatan yang bernama OpenAI. Keputusan ini merupakan pilihan yang tepat untuk efisiensi perusahaan namun dinilai sebaliknya oleh para karyawan yang menjadi korban pemutusan ikatan kerja. Microsoft dinilai tidak mempertimbangkan risiko sosial pada masa yang akan datang hanya karena setiap 1% dari pangsa pasar yang beralih ke Microsoft dari perusahaan lain akan mendatangkan profit hingga 2 miliar dollar Amerika.

Kecerdasan Buatan dalam Perkuliahan

Kecerdasan Buatan dalam Perkuliahan

()

Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam pendidikan tinggi semakin meningkat seiring dengan berkembangnya teknologi. AI memang memiliki banyak sekali manfaat dalam kehidupan sehari-hari, tetapi tidak dapat dihindari bahwa AI juga mempunyai kelemahan yang berpotensi mempengaruhi kualitas pembelajaran. Salah satu yang kita sadari bahwa kelemahan AI ada pada kemampuan yang terbatas dalam memberikan pendekatan yang mendalam kepada mahasiswa.

Secara filosofis, AI cenderung kurang fleksibel jika dibandingkan dengan manusia dalam memahami konteks pembelajaran secara mendalam. Algoritma AI bekerja berdasarkan data yang telah diprogramkan, sehingga kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi yang berbeda dan memahami kebutuhan spesifik dan preferensi Mahasiswa menjadi terbatas, tidak seperti yang dilakukan oleh dosen yang bisa responsif terhadap mahasiswa di berbagai situasi. Mahasiswa sering memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, baik dalam pemahaman materi maupun cara belajarnya. AI bisa menyulitkan proses pembelajaran bagi mahasiswa yang memerlukan pendekatan khusus dan lebih mendalam karena sistemnya yang kaku dan linear.