Keributan Di Bima

Kapolres Bima: Keributan di Pasar Raya Tente Insiden Spontanitas

Kapolres Bima: Keributan di Pasar Raya Tente Insiden Spontanitas

()

 

BIMA, KOMPAS.com - Kapolres Bima, AKBP Eko Sutomo, membantah adanya insiden kerusuhan di Pasar Raya Tente, Kecamatan Woha, pada Rabu (16/1/2025).

Aksi pembakaran sepeda motor yang berbuntut dievakuasinya ratusan warga pendatang dari Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu disebut hanya insiden spontanitas.

Aksi sejumlah warga ini diduga dipicu adanya tindak asusila terhadap pengunjung pasar yang dilakukan warga asal Sumba.

"Tidak ada kerusuhan, yang ada hanya insiden spontanitas," kata Eko Sutomo dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (16/1/2025) malam.

Pelaku Pelecehan Pengunjung Pasar yang Picu Keributan di Bima Ditangkap

Pelaku Pelecehan Pengunjung Pasar yang Picu Keributan di Bima Ditangkap

()

BIMA, KOMPAS.com - Kepolisian Resor (Polres) Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), menangkap pelaku pelecehan seksual pengunjung Pasar Raya Tente pada Kamis (16/1/2025) sekitar pukul 13.30 Wita.

Kasus pelecehan seksual ini telah memicu terjadinya keributan di Bima dan menyebabkan 238 orang mengungsi.

Pelaku pelecehan seksual itu berinisial AW (21). Dia ditangkap setelah buron dari pengejaran aparat, warga dan keluarga korban pelecehan seksual sejak Rabu (15/1/2025).

"Iya, sudah ditangkap," kata Kepala Bagian Operasional Polres Bima, AKP Iwan Sugianto saat dikonfirmasi via WhatsApp, Kamis.

Warga yang Mengungsi akibat Keributan di Bima Bertambah Jadi 238 Orang

Warga yang Mengungsi akibat Keributan di Bima Bertambah Jadi 238 Orang

()

BIMA, KOMPAS.com - Warga pendatang dari Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang mengungsi di posko darurat Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), akibat keributan terus bertambah.

Berdasarkan hasil pendataan terakhir hingga Kamis (16/1/2025) siang, total warga yang mengungsi bertambah menjadi 238 orang.

"Iya ada penambahan dari 180-an orang itu menjadi 238 orang," kata Kepala Dinsos Bima, Tajuddin saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Tajuddin mengatakan, warga Sumba yang mengungsi ini sebagian besar adalah mereka yang menetap dan mencari nafkah di wilayah Tente, Kecamatan Woha.