Kinerja Manufaktur

Ekonom: Alarm Bahaya Manufaktur Masih Berdering Meski PMI Kembali Ekspansif

Ekonom: Alarm Bahaya Manufaktur Masih Berdering Meski PMI Kembali Ekspansif

()

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom menilai kondisi manufaktur nasional masih perlu diwaspadai meskipun Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia berhasil masuk kembali ke zona ekspansi pada Desember 2024 setelah 5 bulan sebelumnya kontraksi berturut-turut. 

Berdasarkan laporan S&P Global, Kamis (2/1/2025), PMI manufaktur Indonesia menguat ke posisi 51,2 pada Desember 2024, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang terkontraksi di level 49,6. Angka indeks ini juga tertinggi sejak Mei 2024. 

Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Indef, Andry Satrio Nugroho mengatakan, industri pengolahan nonmigas masih mengkhawatirkan dengan masifnya pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah sektor industri yang tertekan. 

Manufaktur Rebound, Pedagang Borong Produk Detik-detik Akhir PPN 12% Berlaku

Manufaktur Rebound, Pedagang Borong Produk Detik-detik Akhir PPN 12% Berlaku

()

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut aktivitas industri manufaktur nasional kembali bergeliat didukung kenaikan produksi dan pesanan baru pada Desember 2024. Salah satu sentimen yang mendorong yaitu pesanan dari pedagang untuk stok produk sebelum pajak pertambahan nilai (PPN) 12% berlaku. 

Untuk diketahui, laporan S&P Global, memperlihatkan capaian Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Desember 2024 berada di fase ekspansif, yakni sebesar 51,2 atau naik signifikan dibanding November 2024 yang mengalami kontraksi di level 49,6.

Adu Kuat PMI Manufaktur Asean, Ekspansi RI Unggul dari Vietnam dan Malaysia

Adu Kuat PMI Manufaktur Asean, Ekspansi RI Unggul dari Vietnam dan Malaysia

()

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja manufaktur negara-negara Asean disebut mengalami perbaikan meskipun dari Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur tercatat mengalami penurunan tipis dari 50,8 pada November menjadi 50,7 pada Desember 2024. 

Meskipun turun, indeks tersebut masih dalam ambang batas ekspansi. Data PMI manufaktur Asean dari S&P Global Desember 2024 melaporkan output permintaan baru masih terus ekspansi sehingga usaha terus berjalan, dan tekanan inflasi berkurang. 

Indeks PMI Asean terbentuk dari kondisi kinerja manufaktur 7 negara yaitu Indonesia (51,2), Malaysia (48,6), Myanmar (50,4), Filipina (54,3), Thailand (51,4) dan Vietnam (49,8). Kinerja manufaktur di sejumlah negara tersebut mengalami pertumbuhan yang melambat beberapa bulan terakhir 2024.

Ini Penyebab PMI Manufaktur Bangkit Ekspansi Usai 5 Bulan Terpuruk

Ini Penyebab PMI Manufaktur Bangkit Ekspansi Usai 5 Bulan Terpuruk

()

Bisnis.com, JAKARTA – Sektor manufaktur Indonesia kembali menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada Desember 2024, setelah 5 bulan berturut-turut mengalami kontraksi. 

Hal ini tercerminkan dari data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis S&P Global tercatat naik menjadi 51,2 dari sebelumnya 49,6 pada November. Kondisi ini mengindikasikan ekspansi untuk pertama kalinya sejak kontraksi Juni 2024. 

Economics Director di S&P Global Market Intelligence Paul Smith, mengatakan pencapaian ini merupakan yang tertinggi sejak Mei 2024, menandakan pemulihan yang signifikan di sektor tersebut.

PMI Manufaktur RI Kembali Ekspansif, Menguat ke 51,2

PMI Manufaktur RI Kembali Ekspansif, Menguat ke 51,2

()

Bisnis.com, JAKARTA - Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur Indonesia kembali ekspansif usai berada di zona kontraksi selama 5 bulan beruntun.

Berdasarkan laporan terbaru S&P Global, Kamis (2/1/2025), PMI manufaktur Indonesia menguat ke level 51,2 pada Desember 2024 dari sebelumnya terkontraksi di 49,6 pada November 2024. Indeks kinerja manufaktur ini merupakan yang tertinggi sejak Mei 2024.

Kenaikan PMI tersebut didorong oleh kenaikan volume produksi dan permintaan baru secara bersamaan. Secara keseluruhan, produksi naik pada tingkat sedang. Namun, pada laju lebih cepat dibandingkan November 2024.

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Hitung Mundur B40 hingga Target Harbolnas Meleset

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Hitung Mundur B40 hingga Target Harbolnas Meleset

()

Bisnis, JAKARTA— Implementasi penggunaan campuran bahan bakar nabati (BBN) biodiesel dengan Solar dari yang saat ini 35% atau B35 menjadi 40% atau B40 kini tinggal menghitung hari.

Berbagai persiapan pun telah dilakukan untuk mendukung mandatori B40, terutama dari sisi bahan baku dan rantai pasok, sehingga implementasinya diharapkan mulai berjalan pada 1 Januari 2025.

Langkah itu sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menetapkan ketahanan pangan dan energi sebagai prioritas nasional. Implementasi penggunaan B40 pada awal tahun depan menjadi bagian dari upaya untuk mencapai ketahanan energi sekaligus mendukung Indonesia hijau dan berkelanjutan. Berikut rangkuman berita pilihan redaksi Bisnisindonesia.id dalam Top 5 News, Minggu (29/12/2024).

Laju Kontraksi Laba Industri China Melambat saat Permintaan Masih Lesu

Laju Kontraksi Laba Industri China Melambat saat Permintaan Masih Lesu

()

Bisnis.com, JAKARTA - Laba industri manufaktur China masih mengalami penurunan per November 2024, sebagaimana terlihat pada data resmi yang dirilis Jumat (27/12/2024). Meskipun ada kontraksi, penurunan yang tidak terlalu tajam menjadi kelegaan bagi pelaku industri karena permintaan masih lemah.

Dilansir Reuters, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini berjuang untuk pulih usai pandemi Covid-19, seiring dengan pelemahan dunia bisnis, belanja rumah tangga, dan juga investasi, imbas krisis properti. Belum lagi, China menghadapi risiko pengenaan tarif dari pemerintahan Presiden AS terpilih Donald Trump.