KKB Bunuh Pendulang Emas Di Yahukimo

Riston Dibunuh KKB Saat Bersihkan Mesin Tambang, Jenazahnya Dipikul Belasan Kilometer

Riston Dibunuh KKB Saat Bersihkan Mesin Tambang, Jenazahnya Dipikul Belasan Kilometer

(2 bulan yang lalu)

MERAUKE, KOMPAS – Riston Kamma (28), pendulang emas asal Toraja Utara, Sulawesi Selatan, menjadi korban kekerasan di lokasi tambang emas ilegal Kali Merah, Pegunungan Bintang, Papua. Ia tewas saat sedang membersihkan mesin dulang yang masih menyala, Rabu (9/4/2025) sore.

Jenazah Riston tiba di Bandara Mopah Merauke, Sabtu (12/4/2025) pukul 06.20 WIT, dalam suasana haru. Ia kemudian diterbangkan ke Makassar untuk dimakamkan di kampung halamannya di Tallunglipu, Rantepao, Toraja Utara.

Riston tewas dengan luka mengenaskan. Tiga anak panah menancap di tubuhnya, sementara leher dan kedua tangannya penuh luka sabetan parang. Ia diduga dibunuh oleh anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) saat tengah melakukan pengecekan akhir di lokasi tambang.

47 Pendulang Emas Dinyatakan Selamat dari Serangan KKB di Yahukimo

47 Pendulang Emas Dinyatakan Selamat dari Serangan KKB di Yahukimo

(2 bulan yang lalu)

JAYAPURA, KOMPAS.com - Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz bersama aparat TNI dan Polres setempat mengevakuasi sekaligus mendata para pendulang yang dinyatakan selamat dari aksi penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Muara Kum, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani mengatakan, terdapat 47 korban selamat yang dievakuasi melalui Kabupaten Asmat dan Kabupaten Yahukimo. 

"Sebanyak 35 orang penambang berhasil mengungsi dan kini berada dalam pengamanan aparat TNI-Polri di Kampung Mabul, Distrik Koroway, Kabupaten Asmat,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (10/4/2025).

6 dari 11 Pendulang Emas yang Tewas Dibunuh KKB Berhasil Diidentifikasi, Berikut Nama-namanya

6 dari 11 Pendulang Emas yang Tewas Dibunuh KKB Berhasil Diidentifikasi, Berikut Nama-namanya

(2 bulan yang lalu)

JAYAPURA, KOMPAS.com - Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz berhasil mengidentifikasi enam dari 11 pendulang emas yang tewas dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Muara Kum, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Sedangkan, lima orang pendulang lainnya masih dilakukan identifikasi identitasnya oleh aparat gabungan TNI dan Polri.

"Total pendulang emas yang tewas ada 11 orang. Di mana enam orang sudah diidentifikasi nama-nama mereka, sedangkan lima orang lainnya masih diidentifikasi," kata Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com di Jayapura, Kamis (10/4/2025).

Satgas Damai Cartenz Benarkan KKB Bunuh Pendulang Emas di Yahukimo

Satgas Damai Cartenz Benarkan KKB Bunuh Pendulang Emas di Yahukimo

(2 bulan yang lalu)

JAYAPURA, KOMPAS.com - Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz akhirnya membenarkan terkait pembunuhan para pendulang emas oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Dari data yang dihimpun Kompas.com, peristiwa penyerangan oleh KKB ini terjadi pada Minggu (6/3/2025).

Akibatnya, ada beberapa orang pendulang tewas di lokasi pendulangan emas dan beberapa lainnya mengalami luka-luka dan melarikan diri.

Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz-2025 Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani membenarkan adanya informasi penyerangan yang dilakukan KKB kepada para pendulang emas di Kabupaten Yahukimo.

KKB Bunuh Pendulang Emas di Yahukimo, Evakuasi Harus Menggunakan Helikopter

KKB Bunuh Pendulang Emas di Yahukimo, Evakuasi Harus Menggunakan Helikopter

(2 bulan yang lalu)

JAYAPURA, KOMPAS.com - Komandan Distrik Militer 1715/Yahukimo Letnan Kolonel Inf Tommy Yudistyo mengatakan, lokasi pembunuhan pendulang emas di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, sangat jauh.

Menurut Tommy, untuk sampai ke lokasi pendulangan emas ini, harus menggunakan angkutan udara, yakni helikopter.

"Proses evakuasi harus menggunakan angkutan udara (helikopter)," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/4/2025).

Menurut dia, proses evakuasi masih direncanakan dan waktunya dirahasiakan demi keamanan para personel yang melakukan evakuasi.

"Untuk rencana evakuasi mohon maaf masih dirahasiakan untuk menjamin keamanan pasukan yang melakukan evakuasi," jelas Tommy.