Konflik Manusia Dan Harimau Di Sumatera

Mengurai Konflik Harimau Sumatera dan Manusia

Mengurai Konflik Harimau Sumatera dan Manusia

()

 

BENGKULU, KOMPAS.com - Konflik antara harimau sumatera dan manusia menjadi isu berulang tanpa penyelesaian tuntas.

Ketua Forum Harimau Kita (FHK), Iding A. Haidir, menjelaskan bahwa konflik ini adalah akibat interaksi rumit, di mana ekspansi manusia ke habitat hutan sering menjadi pemicunya.

"Yang terjadi sekarang adalah seolah-olah harimau yang masuk ke pemukiman. Namun kenyataannya, manusia yang merangsek ke habitat harimau," ungkap Iding kepada Kompas.com.

Konflik terjadi karena desakan pemukiman dan lahan pertanian yang terus meluas. Habitat harimau menyempit, memaksa hewan ini mendekati kawasan manusia.

Dalam 15 Tahun Terjadi 1.061 Konflik Harimau dan Manusia di Pulau Sumatera

Dalam 15 Tahun Terjadi 1.061 Konflik Harimau dan Manusia di Pulau Sumatera

()

BENGKULU, KOMPAS.com - Ketua Forum Harimau Kita (FHK), Iding A. Haidir, menyebutkan selama periode 2001-2016 atau dalam 15 tahun, terjadi 1.061 insiden konflik manusia-harimau di Pulau Sumatera.

"Jika dirata-ratakan, 71 insiden per tahun. Sumatra Barat menjadi provinsi paling sering mengalami konflik, sebanyak 48 insiden (3 insiden per tahun), diikuti Riau (38), Aceh (34), dan Jambi (14)," kata Iding dalam pesan tertulisnya yang diterima Kompas.com, Minggu (19/1/2025).

Catatan kejadian konfik manusia-harimau menyebabkan kerugian bagi kedua belah pihak. Setidaknya, 130 ekor harimau menjadi korban, terbunuh atau direlokasi dari habitatnya yang terus menyusut.