Manggarai

Tradisi Ripong di Manggarai NTT, Momen Penting untuk Berbagi Daging Babi Saat Natal

Tradisi Ripong di Manggarai NTT, Momen Penting untuk Berbagi Daging Babi Saat Natal

()

KOMPAS.com – Menjelang perayaan Natal 2024, masyarakat Manggarai di Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali menghidupkan tradisi Ripong.

Tradisi ini tidak hanya menyediakan hidangan, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan membantu keluarga yang sedang mengalami kesulitan finansial.

Ini menjadi momen penting bagi keluarga untuk berbagi daging babi, simbol kebersamaan dalam perayaan Natal dan Paskah.

Agustinus Nggose, tetua adat Suku Nggai di Manggarai Timur, menjelaskan bahwa Ripong merupakan kebiasaan sosial yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Manggarai Raya, yang mencakup Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur.

Ute Saung Ndusuk, Cara Warga Manggarai Masak Daging Babi Agar Gurih

Ute Saung Ndusuk, Cara Warga Manggarai Masak Daging Babi Agar Gurih

()

 

BORONG, KOMPAS.com - Warisan leluhur orang Manggarai Raya, Nusa Tenggara Timur (NTT), punya cara yang sangat unik dalam mengolah masakan daging babi yaitu dengan ute saung ndusuk.

Ute saung ndusuk merupakan istilah lokal yang artinya memasak dengan sayur-mayur daun senggani.

Nenek moyang orang Manggarai Raya, yang terdiri dari Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat dan Kabupaten Manggarai Timur, mengetahui jenis daun yang tumbuh liar di alam untuk dijadikan bahan sayur-mayur.

Saat berkumpul pada momen hari raya Natal dan hari besar lainnya, serta pada upacara adat, kuliner sayur adat, yakni teneng nakeng ela agu ute saung ndusuk menjadi menu wajib bagi masyarakat Manggarai Raya.