Moodys

Emiten Jagoan Lo Kheng Hong, ABMM Pertahankan Peringkat Surat Utang

Emiten Jagoan Lo Kheng Hong, ABMM Pertahankan Peringkat Surat Utang

()

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara salah satu portofolio Lo Kheng Hong PT ABM Investama Tbk. (ABMM) telah mempertahankan peringkat kredit B1 dengan outlook stabil untuk surat utang senior senilai US$160 juta dari lembaga peme­­ring­­kat asal Amerika Serikat (AS) Moody’s Ratings.

Direktur Utama ABM Investama Achmad Ananda Djajanegara menjelaskan pemeringkatan Moody’s tersebut menunjukkan metrik kredit yang kuat di ABMM. Meskipun, ABMM mendapatkan tantangan operasional pada paruh pertama 2024. 

"Hal tersebut [pemeringkatan dari Moody’s] menunjukkan bahwa posisi kredit kami akan terus stabil ke depannya," ujar Andi, sapaan akrabnya dalam keterangan tertulis pada Senin (11/11/2024).

Moodys Ramal Arus Dagang-Investasi Masuk ke Asean, Efek Kemenangan Trump

Moodys Ramal Arus Dagang-Investasi Masuk ke Asean, Efek Kemenangan Trump

()

Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga pemeringkatan kredit internasional Moody’s Ratings meyakini arus perdagangan dan investasi akan masuk ke kawasan Asean dan India usai Donald Trump berhasil memenangkan Pemilu Amerika Serikat 2024.

Moody’s memproyeksikan bahwa pemerintahan Trump nantinya akan lebih memilih kebijakan perekonomian yang proteksionisme. Artinya, Trump akan menerapkan tarif perdagangan yang tinggi hingga memperketat investasi di sektor-sektor strategis.

Dengan demikian, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China akan semakin memanas. Dengan ekspektasi pelemahanan ekonomi China, investor pun akan coba mencari negara alternatif.

Trump Kembali Jadi Presiden AS, Ekonomi Asia Pasifik Bakal Bergejolak

Trump Kembali Jadi Presiden AS, Ekonomi Asia Pasifik Bakal Bergejolak

()

Bisnis.com, JAKARTA — Terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden AS Dan potensi kemenangan Partai Republik dalam memperoleh suara mayoritas di Senat dan DPR AS akan membawa perubahan signifikan terhadap kebijakan ekonomi AS, yang memiliki implikasi besar terhadap kawasan Asia-Pasifik.

Dalam laporannya pada Senin (11/11/2024), Senior Economist Moody’s Analytics Stefan Angrick mengatakan bahwa janji kampanye Trump yang mencakup tarif tinggi, kebijakan imigrasi yang lebih ketat, dan perubahan yang luas peraturan fiskal AS menunjukkan masa depan yang penuh gejolak bagi perekonomian Asia Pasifik.