Mui

Menag Sebut Kantor MUI Sudah Tak Layak, Janji Bakal Bangun yang Luas

Menag Sebut Kantor MUI Sudah Tak Layak, Janji Bakal Bangun yang Luas

()

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyebut kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah tidak layak. Ia berjanji akan membangun kantor MUI yang lebih layak serta luas.

Menurut Nasaruddin, MUI akan kesulitan melayani umat jika ruang geraknya terbatas. Dia mengatakan MUI tidak bisa memberikan pelayanan serta memperkuat peranannya jika kantornya sempit.

"Kantor Majelis Ulama Indonesia itu susah bernafas bapak, sempit sekali. Bagaimana bisa mereka merdeka, memperkokoh peranan, mewujudkan pelayanan umat dan sahabat-sahabat, kalau ruang geraknya sempit sekali. Parkirnya tidak ada bapak. Kita parkir jauh sekali. Apakah ini bisa menjadi pelayanan umat? Sementara susah melayani diri sendiri," ujar Nasaruddin saat sambutan menghadiri Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Majelis Ulama Indonesia (MUI), di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (17/12/2024).

Menag Sampaikan Permohonan Maaf Prabowo karena Tak Hadir di Pembukaan Mukernas MUI

Menag Sampaikan Permohonan Maaf Prabowo karena Tak Hadir di Pembukaan Mukernas MUI

()

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama RI Nasaruddin Umar menyampaikan permintaan maaf Presiden Prabowo Subianto yang tak bisa hadir dalam acara Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Ke-VI Majelis Ulama Indonesia hari ini, Selasa (17/12/2024).

Dalam permohonan maafnya, Nasaruddin menyebut Prabowo tak bisa hadir karena harus menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8 di Mesir.

"Sesungguhnya beliau berkenan hadir, tetapi karena bertepatan dengan acara D-8 negara-negara mayoritas muslim," ujar Nasaruddin.

Dia mengatakan, Prabowo menitipkan salam kepada para ulama dalam Mukernas tersebut.

Nilai Kantor MUI Sempit, Menag Ingin Siapkan Lahan untuk Gedung Baru

Nilai Kantor MUI Sempit, Menag Ingin Siapkan Lahan untuk Gedung Baru

()

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama RI Nasaruddin Umar menyinggung Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat yang begitu sempit.

Hal itu disampaikan Nasaruddin Umar saat membuka acara Musyawarah Kerja Nasional Ke-VI MUI di Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2024).

"Kantor Majelis Ulama Indonesia itu susah bernapas, sempit sekali. Bagaimana mungkin bisa merdeka untuk memperkokoh peran MUI sebagai pelayanan umat dan sahabat pemerintah kalau ruang geraknya sebegitu yang sempit?" katanya.

Mukernas MUI Akan Bahas Proyek Strategis Nasional dan Pendanaan Organisasi

Mukernas MUI Akan Bahas Proyek Strategis Nasional dan Pendanaan Organisasi

()

JAKARTA, KOMPAS.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan membahas proyek strategis nasional (PSN) hingga masalah pendanaan organisasi dalam Mukernas MUI.

Ketua Panitia Mukernas MUI Masduki Baidlowi mengatakan, fokus pertama yang akan dibahas terkait manajemen organisasi dari tingkat pusat dan daerah.

"Salah satu kegiatannya kita adalah mengevaluasi terhadap lembaga-lembaga dan berbagai jaringan ke bawah dari MUI untuk kita lakukan evaluasi bersama, termasuk evaluasi itu adalah kita lakukan ke berbagai daerah, wilayah Majelis Ulama Indonesia yang tersebar di 34 provinsi," ujar Masduki dalam pembukaan Mukernas di Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Selasa (17/12/2024).

MUI Gelar Mukernas 2024, Maruf Amin hingga Otto Hasibuan Hadir

MUI Gelar Mukernas 2024, Maruf Amin hingga Otto Hasibuan Hadir

()

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) IV 2024. Wapres ke-13 sekaligus Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Ma’ruf Amin, hadir dalam acara tersebut.

Mukernas tersebut mengusung tema ‘Memperkokoh Peran MUI sebagai Khadimul Ummah dan Shadiiqul Hukumah’. Ketua Panitia Pengarah Mukernas Masduki Baidlowi mengungkap 5 fokus kegiatan dalam Mukernas ini. Ia menyebutkan Mukernas adalah kegiatan rutin MUI untuk memperkokoh organisasi.

"Salah satu hal yang menjadi inti dari kegiatan ini adalah bahwa kegiatan Mukernas keempat ini terbagi dalam lima fokus kegiatan. Dan ini sudah rutin, jadi fokus yang berhubungan dengan masalah organisasi, fokus bagaimana agar organisasi ini makin hari makin baik," kata Masduki saat memberikan sambutan di di Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2024).

Wasekjen MUI Nilai Boikot Produk Terafiliasi Israel Tak Mengarah PHK Massal

Wasekjen MUI Nilai Boikot Produk Terafiliasi Israel Tak Mengarah PHK Massal

()

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai boikot produk Israel dan semua yang terafiliasi tidak mengarah ke ancaman pemutusan hubungan kerja massal di dalam negeri. Gerakan ini justru berhasil membuat masyarakat beralih ke produk lokal sehingga perekonomian nasional pun ikut terbantu.

Hal tersebut disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal MUI bidang hukum Dr. KH Ikhsan Abdullah dalam diskusi terbuka bertema "Bulan Palestina & Sosialisasi Fatwa Boikot MUI" di Cirebon, Jawa Barat.

"Isu PHK massal dihembuskan pihak-pihak yang sudah terbiasa menikmati keuntungan besar dari peredaran produk multinasional asing pro Israel di Indonesia. Nah, boikot dalam setahun lebih terakhir bikin mereka merugi. Ya wajarlah, karena mereka sendiri yang memulai," kata Ikhsan dalam keterangan tertulis, Selasa (10/12/2024).