Nikel

Nikel Topang Kinerja Ekspor Nonmigas RI pada November 2024

Nikel Topang Kinerja Ekspor Nonmigas RI pada November 2024

()

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nikel sebagai komoditas penopang kinerja ekspor nonmigas pada November 2024.Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyawanti menuturkan, nilai ekspor nonmigas pada November 2024 mencapai US$22,69 miliar. Angka ini turun 1,67% jika dibanding bulan sebelumnya yang mencapai US$23,08 miliar. Menurutnya, penurunan nilai ekspor itu terjadi lantaran nilai ekspor bijih logam dan kerak abu, minyak hewan/nabati, serta tembaga dan barang daripadanya yang anjlok.Kendati demikian, BPS mencatat realisasi ekspor nonmigas November 2024, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu yang cuma sebesar US$20,71 miliar. Adapun, capaian ini berkait kinerja ekspor nikel."Secara tahunan nilai ekspor November naik sebesar 9,41%. Kenaikan ini didorong oleh kenaikan ekspor nonmigas. Pertama pada nikel dan barang daripadanya HS75," jelas Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (16/12/2024).Selain nikel, kinerja ekspor nonmigas pada November 2024 juga ditopang oleh peningkatan ekspor mesin dan peralatan mekanis serta mesin dan perlengkapan elektrik.Lebih lanjut, Amalia mengatakan, ekspor nonmigas November 2024 terbesar adalah ke China senilai US$6,24 miliar. Selanjutnya, disusul Amerika Serikat (AS) sebesar US$2,34 miliar dan India US$1,58 miliar.Adapun, kontribusi ketiganya mencapai 44,82%. Sementara itu, ekspor ke Asean dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$4,09 miliar dan US$1,37 miliar.Secara total, nilai ekspor Indonesia November 2024 mencapai US$24,01 miliar atau turun 1,70% dibanding ekspor Oktober 2024. Namun, bila dibandingkan November 2023 nilai ekspor naik sebesar 9,14%.Khusus ekspor migas, tercatat sebesar US$1,31 miliar. Angka ini turun 2,1% dibanding nilai ekspor migas Oktober 2024 yang senilai US$1,34 miliar.

Punya Potensi Besar Nikel dan Pasir Silika, Indonesia Siap Jadi Pemain Global Kendaraan Listrik dan Panel Surya

Punya Potensi Besar Nikel dan Pasir Silika, Indonesia Siap Jadi Pemain Global Kendaraan Listrik dan Panel Surya

()

KOMPAS.com - Indonesia mengukuhkan posisi sebagai pemain utama dalam sektor hilirisasi sumber daya alam (SDA) dengan potensi besar dari nikel dan pasir silika. 

Kedua komoditas tersebut merupakan tulang punggung dalam pengembangan industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dan panel surya yang semakin berperan penting dalam transisi energi global menuju teknologi ramah lingkungan.

Riset The Reform Initiatives (TRI) Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia mencapai 21 juta ton atau 22,1 persen dari total cadangan global. 

Harita Nickel (NCKL) Akuisisi 10% Saham Obi Nickel Rp2,11 Triliun

Harita Nickel (NCKL) Akuisisi 10% Saham Obi Nickel Rp2,11 Triliun

()

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tambang nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) atau Harita Nickel menambah kepemilikan sahamnya di PT Obi Nickel Cobalt melalui transaksi akuisisi senilai Rp2,11 triliun.

Akuisisi ini dilakukan NCKL dengan mengambil alih 628.240 lembar saham atau 10% kepemilikan Obi Nickel yang sebelumnya dipegang oleh Li Yuen Pte. Ltd. Saham ditransaksikan di harga Rp3.370.570 per lembar atau secara total setara dengan US$140,09 juta.

Manajemen NCKL menerangkan akuisisi 10% saham Li Yuen itu berdasar pada potensi pengembangan bisnis yang menjanjikan dari PT Obi Nickel Cobalt.

ESDM Bakal Batasi Produk Nikel Demi Jaga Harga di Pasar Global

ESDM Bakal Batasi Produk Nikel Demi Jaga Harga di Pasar Global

()

Bisnis.com, JAKARTA- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal membatasi produksi produk nikel demi menjaga harga tetap tinggi di pasaran global.Dirjen Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan, pembatasan produk nikel kian relevan di tengah tingginya konflik geopolitik saat ini."Nikel kita mulai atur produk apa di pasar jangan sampai over, jadi optimal saja. Nanti kita batasi produk nikel yang jenuh di pasar supaya harga naik," kata Tri dalam acara Bisnis Indonesia Economic Outlook di Jakarta, Selasa (10/12/2024).Namun, dia tak memerinci kapan pembatasan produk nikel itu bakal berlaku. Tri hanya mengatakan bahwa di tengah konflik global, Indonesia harus memiliki daya tahan."Saya sepakat tidak baik-baik saja [kondisi dunia], ini challenge bagi kita terutama Indonesia dengan komoditas yang ada bisa berperan lebih," ucapnya.Sebelumnya, pemerintah Indonesia disebut telah membatasi pasokan bijih nikel untuk melindungi penambang lokal dari penurunan harga nikel global. Eramet SA, perusahaan tambang asal Prancis yang mengoperasikan salah satu tambang nikel terbesar dunia di Maluku Utara, tahun ini diberi kuota penjualan nikel 29% lebih rendah dari yang diharapkan. Chief Executive Officer Eramet Indonesia Jerome Baudelet menuturkan, karena pembatasan yang dilakukan pemerintah, para penambang memilih memprioritaskan penjualan bijih nikel berkadar tinggi yang biasanya digunakan dalam produksi baja nirkarat. Akibatnya, pasokan bijih nikel untuk bahan baku baterai kendaraan listrik berkurang sehingga memaksa pabrik peleburan atau smelter dalam negeri untuk mengimpor bijih nikel yang lebih mahal. "Mereka ingin mempertahankan harga yang baik untuk bijih nikel di pasar,” kata Jerome dalam sebuah wawancara, dikutip dari Bloomberg, Sabtu (23/11/2024). “Mereka ingin melindungi para penambang kecil lokal,” imbuhnya.

Menteri Rosan Ungkap Sektor Investasi Prioritas Pemerintahan Prabowo

Menteri Rosan Ungkap Sektor Investasi Prioritas Pemerintahan Prabowo

()

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani mengungkapkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ke depan akan fokus menaikkan investasi sektor kendaraan listrik.

Rosan menjelaskan bahwa pemerintah ingin kembangkan sektor yang berorientasi ekspor sekaligus energi terbarukan. Oleh sebab itu, electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik menjadi salah satu pilihan utama.

Apalagi, sambung mantan bos Kamar Dagang dan Industri Indonesia ini, cadangan nikel yang merupakan komponen utama baterai kendaraan listrik berlimpah di Indonesia.

SP Global Kerek Rating Vale Indonesia (INCO) Jadi BB+

SP Global Kerek Rating Vale Indonesia (INCO) Jadi BB+

()

Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga pemeringkat S&P Global Ratings mengerek peringkat kredit PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) menjadi BB+ dengan prospek stabil, dari semula BB.

Keputusan itu diambil S&P Global Ratings usai mencermati peran holding BUMN Pertambangan MIND ID setelah menguasai 34% saham berkode INCO tesebut. Belakangan, MIND ID turut memberikan pengawasan dan dukungan modal yang kuat terhadap inisiatif strategis perseroan.

“Kepercayaan yang meningkat dari investor dan pemberi pinjaman akan memungkinkan kami mengakses pendanaan yang lebih besar dengan tingkat bunga yang lebih kompetitif,” kata Direktur Keuangan INCO Rizky Putra lewat keterbukaan informasi, Sabtu (7/12/2024). 

Entitas Usaha Harum Energy (HRUM) Tambah Modal Lewat Konversi Utang Rp4,22 triliun

Entitas Usaha Harum Energy (HRUM) Tambah Modal Lewat Konversi Utang Rp4,22 triliun

()

Bisnis.com, JAKARTA — PT Harum Energy Tbk. (HRUM) mempertebal permodalan PT Harum Nickel Industry senilai Rp4,22 triliun melalui skema konversi utang menjadi saham.

Ray A. Gunara, Direktur Utama Harum Energy, menyampaikan Harum Nickel Industry (HNI) menerbitkan 4.049.322 saham baru yang seluruhnya diserap oleh PT Tanito Harum Nickel (THN). Keduanya merupakan entitas usaha terkendali HRUM, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penerbitan 4,05 juta saham baru oleh HNI itu dilakukan dalam rangka pelaksanaan konversi atas seluruh utang HNI kepada THN. Adapun, nilai utang tersebut sebesar Rp4.227.306.696.500 (Rp4,22 triiun) atau setara dengan US$266,28 juta.